[caption id="attachment_346828" align="alignleft" width="300" caption=""][/caption]
"Menggugat Undang-Undang"
Sekarang kalian gugat undang-undang
Padahal kalian sendiri yang merancang dan
mengundangkannya tanpa pernah merasa bersalah
Kalian bilang undang-undang tersebut terlalu liberal
padahal pikiran kalianlah yang sudah liberal
.
Sekarang kalian bilang ingin merevisi undang-undang
Setalah kalian puas menikmati hasilnya, dan memetik
segala keuntungan, bahkan hampir muntah kalian dibuatnya
Dengan segala kepicikan dan penuh rencana
Kalian ingin ubah undang-undang yang dulu kalian gadang
Sebagai produk pemikiran penuh konspirasi..
.
Apa sebetulnya yang ada dalam otak dan benak kalian..
Persekutuan hanya untuk menjegal dan saling menjatuhkan
Padahal...sekaranglah saatnya kita bangkit..melupakan segala kekhilafan
Bersama dalam kesetaran tanpa ada jurang perbedaan..
Tapi lagi-lagi hanya kerakusan terhadap kekuasaan
Yang mengisi relung benak kepala kalian..
.
Betapa piciknya pikiran..
Dulu tidak dipersoalkan undang-undang yang kalian dagangkan
Memguntungkan pihak asing atau bukan
Tidak kalian ributkan..tapi setelah kekuasaan tidak ditangan
Kalian gugat undang-undang yang sudah kalian buat
Agar semua tahu kalau kalian berpikir dan bekerja untuk rakyat
.
Sungguh aku muak dengan prilaku kalian disenayan
Semua hal kalian jadikan permainan..bahkan nasib rakyat pun
Tidak kalian pedulikan..rakyat hanya ada dalam kata-kata dan ucapan
disaat kalian butuh perhatian dan dukungan...
Sungguh munafik sikap dan prilaku kalian..hidup hanya diperbudak
kursi dan jabatan..
.
Jakarta, Oktober 2014
Salam Kompasiana
Sumber foto illustrasi : kpu-jakartatimurkota.go.id
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H