Jika perguruan tinggi sampai disibukkan dengan aktivitas tambang, nilai-nilai akademik akan terancam. Kampus tidak lagi fokus pada riset yang berpihak pada masyarakat, tetapi malah berpihak pada korporasi dan segelintir pihak.Â
Sungguh nista jika alasan para elit politik adalah untuk membiayai pengelolaan kampus. Daripada membuka pintu bagi kampus untuk terjun ke tambang, pemerintah seharusnya mendukung riset yang berbasis solusi.
Misalnya riset AMDAL, untuk memastikan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan. Dengan begitu, kampus tetap dapat berkontribusi secara intelektual tanpa harus menodai martabatnya.
Terkait kebijakan ini, penulis mencium bau tak sedap akan gelagat elit politik di parlemen. Semacam ada itikad untuk membungkam suara kritis dari kampus. Padahal, kampus dan rakyat adalah ujung tombak penyeimbang kontrol pemerintah.Â
Namun, dengan kebijakan seperti ini, kampus justru akan menjadi mesin produksi untuk memenuhi kebutuhan pasar. Hal ini membuka peluang bagi negara untuk terjebak dalam permainan oligarki demi kepentingan segelintir pihak, termasuk dalam pengelolaan sumber daya alam. Â
Jangan sampai perguruan tinggi kita kehilangan jati dirinya menjadi alat bagi kepentingan segelintir elit. Pada akhirnya, kapitalisasi pendidikan semakin tak terelakkan. Jika demikian, sungguh berat negeri ini!
Tabik!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI