Mohon tunggu...
Aji Muhammad Iqbal
Aji Muhammad Iqbal Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Amatir

Pantang meninggal sebelum berkarya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Wajah PBNU Kini Kian Romantis, Bukan?

17 Januari 2022   12:35 Diperbarui: 17 Januari 2022   13:24 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi hal itu wajar. Namanya pro kontra sudah menjadi sunatulah, yang terpenting sesudahnya bisa ngopi dan ketawa-ketawa lagi lewat humor khas orang-orang NU.

Dalam bukunya Jamal Ma'mur berjudul Rezim Gender di NU, terdapat dua tokoh yang berandil besar pada muktamar tersebut. Machrusah Taufik dan Najihah Muhtaram. Keduanya mampu meyakinkan para musyawirin merasionalisasikan topik pembahasan.

Andai waktu itu NU menolak adanya pemberdayaan perempuan, bukankah secara tidak langsung, NU telah bertolak belakang dengan negara yang saat itu sedang aktif menggemborkan pemberdayaan perempuan?

Keberhasilan kaum pembaharu melawan hegemoni tafsir agama yang terkesan bias gender dan patriarkis di Munas NU NTB, telah menjadi 'starting point' mendengungnya wacana kesetaraan gender dari forum NU ke forum NU.

Kader-kader muda NU yang tergabung dalam IPPNU, PMII Puteri, Fatayat, mulai giat membahas wacana tersebut waktu itu.

Begitupun saat Muktamar NU di Lirboyo pada tahun 1999, isu kepemimpinan perempuan, menjadi topik hangat yang kerap dibahas oleh organisasi yang didirikan para Ulama pada tahun 1926 itu. 

Namun kini, ada juga isu yang masih hangat kita dengar dan tak kalah menghebohkan lagi. 

Sampai-sampai banyak orang kagetnya bukan alang-kepalang, setelah mendengar kabar dan melihat di berbagai media, bahwa kepengurusan PBNU kini melibatkan keterwakilan perempuan dalam struktural.

Bagi orang yang sehat jiwa raganya, tentu kabar ini menjadi asupan gizi untuk ketahanan tubuhnya. Lain halnya yang punya riwayat penyakit jantung, kabar ini seolah menjadi ancaman bagi kesehatannya.

Ketukan palu sidang yang bertalu-talu seusai lembaran kertas berkop sakti PBNU memuat orang-orang kompeten versi Ketua Umum, menandakan telah resminya susunan kepengurusan PBNU periode 2022-2027.

Tak salah jika Gus Yahya sebagai Ketua Umum, membawa narasi besar, 'Menghidupkan Gusdur'. Buktinya, memang dalam sejarah Gus Dur memiliki andil besar dalam menjunjung tinggi harkat dan martabat perempuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun