Mohon tunggu...
Dayangsumbi
Dayangsumbi Mohon Tunggu... Freelancer - Penikmat Musik, Filosofi

Blogger Writer and Amateur Analys, S.Komedi

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Menjadi Extraordinary di Era Keterbukaan Informasi dengan Eksistensialisme Pragmatis Pandangan Nietzsche

25 April 2022   23:10 Diperbarui: 26 April 2022   19:44 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : Freepic

9. Be pragmatic

"Ultimately no one can hear in things - book included- more than he already know. If you have no access to something from experience you will have no ear for it"

Nietzsche menekankan proses belajar dari experience, dia berkata itu adalah guru terbaik. Jika kita orang yang kaku, tenggelam dalam pembelajaran teori, kepribadian kita tidak akan berkembang. Dia menyarankan untuk menguji ide yang ada dipikiran kita pada level kepribadian.

Tidak hanya cukup mengidentifikasi problem, kita juga harus mencari solusi dari problem tersebut. Demikian juga solusi, tidak dapat ditemukan jika tidak mengujinya di dunia nyata.

Menemukan solusi terhadap masalah manusia adalah tanggung jawab fundamental dari cabang pengetahuan mana pun.

Dia dengan kebenarannya yang mengejutkannya, yang dicapai dengan memeriksa kenyataan yang dalam, membenamkan dirinya sendiri dalam psikologis manusia dan membawa miliknya itu yang berharga ke permukaan.

Menjadi pragmatis berarti mencapai solusi untuk masalah kita melalui pengujian, melalui pengalaman tangan pertama. Dengan seperti ini kita bisa menerapkan pada apapun, tidak peduli seberapa teoritis kegiatan itu. Cukup mengubah strategi dengan melihat dari sudut pandang yang berbeda dan lihat mana yang memberikan hasil yang benar.

Untuk dapat mencapai ekstraordinari dalam hidup kita, kita harus pragmatis, menguji setiap problem dengan strategi yang beda yang dapat kita temukan, mengevaluasinya, lihat mana yang efisien dan yang membawa mu pada sesuatu yang baru.

10. Be a dynamite

Ini adalah akhir dari kuotes Nietzsche yang simpel.

"I'm not a man, i'm dynamite"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun