Mohon tunggu...
Dayangsumbi
Dayangsumbi Mohon Tunggu... Freelancer - Penikmat Musik, Filosofi

Blogger Writer and Amateur Analys, S.Komedi

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Menjadi Extraordinary di Era Keterbukaan Informasi dengan Eksistensialisme Pragmatis Pandangan Nietzsche

25 April 2022   23:10 Diperbarui: 26 April 2022   19:44 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : Freepic

3. Look for wisdom, not knowledge

"There's a lot that i don't want to know"

Kebijaksanaan di dapat melalui perenungan dan pengalaman hari demi hari.

Pengetahuan sekarang mudah didapatkan bukannya mengesampingkan pengetahuan, pengetahuan juga perlu, tetapi tanpa di uji, pengetahuan hanya sekedar pengetahuan. Bila di uji, pengetahuan akan mendapatkan wisdom. Buatlah eksperimen, observasilah hidup dan hidup orang lain. Ciptakan sebuah konsep tentang apa saja yang penting. Berhentilah mencerminkan apa yang sedang trends, tapi jadilah wise dengan mencari informasi yang kita butuhkan.

Menurut Nietzsche terkadang kita terjebak pada pengulangan informasi/pengetahuan, yang itu membuat kita "selves-mentality" kenapa ? karena kita berhenti ber-refleksi kenapa kita melakukan apa yang kita lakukan, kita buta dan hanya mengikuti apa yang sedang trends tanpa merenungi apa dampak dari yang kita lakukan. Bukannya mengembangkan diri kita menjadi wiser. Dengan kita mengambil informasi tanpa kita cerna sebelumnya, menurut Nietzsche kita menjadi "slaves environment".

4. Put your will into thing

"Those who don't know how to put their will into things at least put a meaning into them: that is. They have faith that a will is already in things"

Nietzsche sangat keras menyerang apa yang kita sebut sebagai kedamaian pikiran semu, seperti mitos atau cerita bohong, janji tentang kebahagian palsu atau surga-surga palsu, jika kita melakukan suatu hal tertentu.

Nietzsche mencoba menemukan suatu tipe kebebasan baru yang terhindar dari sistem yang menindas seperti "politik dan agama", dengan mempertimbangkan nilai-nilai yang diberikan sistem itu, lalu menciptakan nilai-nilai baru sebagai prinsip kita. Dengan begitu menurut dia kita menjadi an extraordinary mastery in philosophy.

Tapi kita pertama-tama harus belajar menempatkan keinginan kita untuk menghadapi kenyataan yang ada di depan kita. Tindakan kita harus berdasarkan realita jika kita ingin menjadi seorang yang hidup dengan prinsip ekstraordinari.

5. Love your destiny

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun