Mohon tunggu...
Dayangsumbi
Dayangsumbi Mohon Tunggu... Freelancer - Penikmat Musik, Filosofi

Blogger Writer and Amateur Analys, S.Komedi

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Menjadi Extraordinary di Era Keterbukaan Informasi dengan Eksistensialisme Pragmatis Pandangan Nietzsche

25 April 2022   23:10 Diperbarui: 26 April 2022   19:44 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"You must to ready to burn yourself in your own flame, how could you rise anew if you have not first become ashes"

Jadikan rasa cemas, khawatir, takut sebagai stimulus akan kesuksesan (apa yang ingin kita capai) dan perkembangan diri. Cobalah rasa frustasi, marah dan sedih sebagai pendorong kita untuk mencoba hal-hal baru, kemampuan baru, menjadi lebih baik dari sebelumnya dan bahkan orang disekitar kita.

Dengan kepercayaan diri yang telah kita dapati menjadikan kita terpacu untuk mencoba pekerjaan baru dan jangan jadikan rasa takut sebagai tembok bagi jalan yang akan kita lalui.

Jika kamu patah arang, bernapaslah sebentar tapi tetap jalanlah wahai pejalan. Tetaplah terus lalui, temukan arti di dalam rasa sakit itu dan belajarlah dari apa yang telah kita lalui.

Jangan menghindar dari rasa sakit dan kegagalan, temukanlah dan pelajarilah kemungkinan-kemungkinan yang ada pada pengalaman and rise anew just as a phoenix from the ashes.

7. Always speak our truth

"silence is worse; All truth that are kept silent become poisonous"

Ketika di hampir seluruh belahan dunia menyembunyikan kebenaran sebagai rahasia. Sampaikanlah kebenaran dengan cara yang baik walaupun itu menyakitkan. Tetapi jangan di kaburkan, katakan lah apa adanya dengan baik.

Kehidupan Nietzsche's adalah bukti bahwa dunia menghargai mereka yang mengatakan kebenaran dan yang mengutarakan pikiran mereka.

Kata Nietzsche "kebenaran itu bukan sebuah collective concept, tapi lebih terkait dengan perspektif individu. karena itu, kebenaran datang dari ke-otentik-an kita. Interpretasi kita terhadap dunia adalah kebenaran yang paling solid yang kita miliki.

Jadi jika kita tidak katakan kebenaran itu, itu seperti menyabotase diri kita sendiri, seperti menjelek-jelekan perspektif kita yang unik tentang dunia. Jadi katakan kebenaran untuk sebuah hubungan yang baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun