"My formula for greatness in human being is amor fati: That one want's nothing to different. Not forward. Not backward. Not in all eternity. Not merely bear what is necessary. Still less conceal it but love it"
Kita harus menerima takdir kita dengan tangan terbuka.
Nietzsche Believe in a will of reaffirming as it is.
Mencintai takdir bukan berarti membuat hidup kita pasif, seperti dengan menerima segalanya begitu saja. Tetapi ini untuk melihat eksistensi kita dengan pengertian yang dalam dan penerimaan yang dalam seperti menghidupkan kembali hidup kita, lagi dan lagi.
Membiarkan diri kita terwujud dalam hidup true free being. Seperti mengikuti passion kita dan hidup harmoni dengan kepribadian kita.
Memang kita tidak bebas dalam menentukan dimana kita lahir, siapa keluarga kita, warna kulit kita, atau seberapa cerdas kita, tapi kita bebas untuk merasakan kenyamanan pada diri kita.
Untuk menerima kenyataan pada diri kita dan memberikan yang terbaik dari segala yang diberikan hidup pada kita. Dengan lebih mencintai diri kita dan takdir kita, baik atau buruk itu membuat kita lebih peduli pada hidup kita dan semakin sadar akan pentingnya hidup kita. Kita menjadi orang yang menjalani hidup dengan pengalaman yang membadan.
Semakin kita mencemaskan masa depan kita dan salah dalam menanganinya, lama-kelamaan akan membuat kita stress dan depresi.
Dengan kita menerima kesedihan, kepahitan hidup dan hidup tidak selalu tentang keberhasilan, bahwa tujuan hidup kita bukan hanya tentang kebahagiaan tapi, secara konstans untuk penemuan diri.
Menerima itu semua membuat pikiran lebih jernih untuk menemukan solusi dari masalah yang ada. Simpelnya untuk bisa itu semua kita harus mencoba melakukan meditasi atau sebagai muslim sholat dengan penuh kesadaran.
6. Never fear failure