Skema Misi Intelijen, Sumber Majalah Angkasa Edisi Koleksi: Spyplane Misteri dan Misi Rahasia
Apa sih Operasi Intelijen Itu ?
Bila menyebut kata “Intelijen” banyak orang awam yang langsung membayangkan sepak terjang James Bond. Dengan dandanan flamboyan, ditemani wanita cantik, dan mobil supercar, dia menerjang setiap misi berbahaya, tidak jarang langsung mengeksekusi lawannya, semuanya atas nama Ratu dan Britania Raya. Di sisi lain, dengan membayangkan kata “Intelijen” kita semua langsung mengingat KGB, suatu badan kemanan nasional Uni Soviet, yang sering ditunjukan pada adegan film Hollywood sebagai orang berbadan tegap yang kejam, menculik pembangkang Stalin, membawa mereka ke gulag, lalu dengan kejamnya membunuhi mereka di bawah tanah, namun hal tersebut hanyalah karangan Hollywood belaka, dalam dunia nyata, tidak begitu adanya.
Sekarang kita menjadi bertanya-tanya, bila bukan seperti James Bond, Operasi Intelijen itu sesungguhnya seperti apa ? Pada dasarnya tujuan utama dari Operasi Intelijen itu adalah kegiatan dalam mengumpulkan informasi, yang ditujukan bagi kepentingan pihak pengambil keputusan. Jadi gampangnya begini, dalam menentukan pilihan dalam suatu operasi mliter, seorang Jendral harus mengetahui kondisi lawannya, berapa banyak jumlah lawan, apa kelemahan lawan, sejauh mana lawan bisa bertarung, sehingga sang Jendral dapat mengeksekusi strateginya dengan cara yang terbaik, sehingga berhasil mencapai tujuannya. Nah disitulah Badan Intelijen berperan, badan tersebut akan merancang suatu Operasi Intelijen, biasanya dengan mengirimkan agen lapangan, tugas para agen lapangan tersebut adalah untuk mengumpulkan data-data mengenai kemampuan lawan, kemudian data-data tersebut diolah, nah data-data yang telah diproses inilah kemudian disebut intelijen, akhirnya data intelijen tersebut dipresentasikan kepada sang Jendral sehingga sang Jendral tidak membuat keputusan yang buruk.
Nah dari penjabaran tersebut, sesungguhnya kita semua sering melakukan “Operasi Intelijen”, sebagai contoh apabila anda ingin membeli Handphone merek tertentu, anda mungkin bertanya kepada rekan-rekan anda mengenai fitur-fitur, harga, dan ke-awetan Handphone tersebut, supaya anda tidak mengambil keputusan yang salah.
Dalam perihal militer dan keamanan negara intelejen adalah suatu hal yang sangat penting, karena hal tersebut yang menentukan keberhasilan operasi militer atau mempengaruhi kemanan suatu Negara. Tidak jarang akibat data intelejen yang tidak mencukupi menyebabkan suatu operasi militer menjadi kacau, salah satu contohnya adalah pada Operasi Serangan militer tahun 2003 di Karbala. Dalam salah satu kampanye militernya melawan Garda Republik Divisi Medina di Karbala, Pasukan Koalisi yang dipimpin oleh Amerika Serikat, mengerahkan 31 Helikopter Serang Darat AH-64 Apache. Helikopter tersebut meruapakan salah satu helikopter terbaik dikelasnya, memiliki sitem persenjataan serta sistem penjejak yang mutakhir, bahkan keandalan Helikopter tersebut telah terbukti pada perang Teluk I. Dengan demikian seharusnya helikopter tersebut dapat menyelesaikan tugasnya dengan sempurna, namun pada saat dikirimkan pada operasi tahun 2003 di Karbala, data intelijen yang memperkirakan kekuatan musuh tidak jelas, hasilnya justru kebalikannya 1 helikopter jatuh, 1 lagi ditembak jatuh setelah hidroliknya mengalami kerusakan akibat serangan tembakan dari darat, 29 mengalami kerusakan parah dan harus kembali kemarkas, 2 diantaranya tidak dapat diperbaiki lagi.
Selain pengumpulan data intelejen. Dalam Operasi Intelejen juga dilaksanakan kegiatan yang disebut dengan “Kontra-Intelijen”. Jika mengambil tata bahasa kata “Kontra” dapat diartikan sebagai “melawan”, sehingga secara gamblang “Kontra-Intelijen” diartikan sebagai “melawan intelijen”. Kebalikan tujuan dari pengumpulan data Intelejen, tujuan dari kontra intelejen adalah mencegah pihak lawan untuk mengambil atau mendapatkan informasi. Bentuknya bisa dari menyebarluaskan informasi yang salah, hingga pengamanan fisik (penagkapan). Salah satu contoh operasi Kontra Intelejen adalah penangkapan agen KGB Sergei Egorov oleh anggota Badan Intelejen Negara ditahun 1982. Penagkapan tersebut diawali dengan terbongkarnya aktivitas pembocoran data peta bawah laut oleh Letkol TNI AL Susdaryanto. Setelah dilakukan pengawasan dan penyadapan, diketahui bahwa Sergei Egorov akan melakukan transaksi dengan Sudaryanto di suatu restoran di dareah Jakarta Timur. Pada saat transaksi dilaksanakan, diitulah pihak BIN bergerak dan menagkap Sergei Egorov, buntutnya atase Uni Soviet tersebut di usir dari Indonesia.
Dari penjabaran diatas, sebenarnya secara garis besar tedapat tiga tahap bagaimana cara intelejen tersebut dihasilkan hingga digunakan, yakni:
1. Intelejen dikumpulkan melalui berbagai sumber. Sumber-sumber tersebut bisa didapatkan dari berbagai macam aset yang dimiliki suatu negara, contohnya melalui berbagai peralatan militer, penyadapan sinyal, hingga pernyataan dari pihak lawan yang membelot.
2. Intelejen tersebut diolah. Data intelejen dari berbagai sumber tersebut dianalaisa, dan diolah dengan memasukan berbagai data atau dicocokan dengan data yang telah diperoleh sebelumnya, sehingga hasilnya valid dan bisa digunakan.
3. Penggunaan Intelijen. Data yang telah diolah tersebut selanjutnya akan digunakan untuk kepentingan pengguna, selain itu data yang telah diolah tersebut juga dapat dijadikan sebagai dasar untuk menentukan tindakan yang akan di ambil, termasuk apabila diperlukan tindakan Kontra Intelejen.
Intelejen dan RUU Intelijen
Salah satu hal yang menjadi kontroversi pada RUU Intelejen adalah mengenai kewenagan penagkapan, hal tersebut dianggap oleh banyak orang awam dan berbagai LSM sebagai berpotensi untuk melanggar HAM. Seperti yang dijelaskan oleh saya tadi di atas, penagkapan itu sendiri sesungguhnya adalah bentuk dari tindakan “kontra intelejen”, menurut hemat penulis, jelas BIN sebagai pelaksana harus diberi kewenagan dalam melakukan penangkapan, namun jelas harus dengan dasar melaksanakan operasi “kontra intelijen”, karena apabila BIN tidak diperbolehkan melaksanakan Kontra Intelijen dan hanya dibatasi sebagai pengumpul dan meneruskan informasi, maka BIN fungsinya tidak melebihi kantor berita yang digabung dengan kantor pos, jelas hal tersebut tidak akan membuat BIN menjadi badan yang efesien dan profesional dalam menjalankan tugasnya.
Hal lainnya yang menjadi kontroversi dalam RUU Intelejen adalah mengenai hak melakukan penyadapan, termasuk pengawasan dalam dunia maya. Banyak kalangan menilai bahwa hal tersebut dapat bertentangan dengan Hak Privasi dan Hak Kebebasan berpendapat. Seperti yang telah saya jelaskan diatas tadi tujuan dari operasi Intelejen adalah mengumpulkan Informasi, salah satu cara pengumpulan informasi ini dapat melalui penyadapan, atau memang melalui media, salahsatunya pengawasan di dunia maya. Satu hal yang harus dipahami bahwa data yang dikumpulkan atau diawasi pada akhirnya haruslah dapat diolah dan digunakan oleh pemegang keputusan. Sehingga apabila membenturkan kewenangan ini, dengan ketakutan bahwa data anda melalui jejaring sosial akan diawasi, atau pemasungan kebebasan menyampaikan pendapat di dunia maya maka jelas hal tersebut adalah Jaka Sembung naik ojek ! alias Gak’ Nyambung Jek ! Mengapa ? karena jelas data anda pada jejaring sosial umumnya bukanlah data yang diperlukan untuk menentukan kebijakan pemerintah, maupun tindakan militer. Kedua anda dapat menyampaikan berbagai pendapat pada dunia maya, hanya saja tentu ada batasannya. Apabila pendapat tersebut berpotensi menghasut, atau mengarah pada tindakan yang membahayakan keselamatan negara, jelas harus diawasi, apabila pendapat anda tidak seperti itu, maka tidak ada alasan untuk risih.
Atas dasar yang telah saya jabarkan tadi sesungguhnya tidak ada alasan untuk mencegah dibentuknya UU Intelijen, karena selain bisa memberikan dasar hukum dalam bertindak, Undang-undang dapat menetapkan batas tugas pokok, kewenangan dan tanggung jawab, sehingga dapat mencegah terjadinya overlaping kewenagan antara badan penegak hukum, militer, dan badan intelejen.
Sumber:
Majalah Angkasa: Edisi Koleksi Angkasa Spyplane Misteri Dan Misi Rahasia Majalah Angkasa: Edisi Koleksi Menguak tabir Operasi Intelejen dan Spionase http://www.antaranews.com/berita/251832/ruu-intelijen-harus-dijiwai-anti-diktaktorisme http://www.dephan.go.id/modules.php?name=News&file=article&sid=6046 http://en.wikipedia.org/wiki/2003_Attack_on_Karbala
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H