Rahwana : anda percaya reinkarnasi?
Sang Aji : terlepas dari keyakinan agama.. masih sulit diterima pemahaman saya Rav.
Rahwana : (menghela nafas panjang).. ya.. dia dulu kekasih saya di kehidupan yang sebelumnya.. namun ia memilih lelaku sebagai pertapa. Tapi saya ikhlas kok mas... kemudian setelah saya menemukan ia kembali ternyata ia keburu diperistri oleh Rama. Tapi.. saya sangat bahagia, terlebih bila mengetahui ia telah bahagia.. bagi saya itu sudah cukup. Di masa lalu juga saya mengikhlaskan dirinya menjadi pertapa.
Sang Aji : prinsip yang sangat ksatria..salut buat anda
Rahwana : saya fokus pada karir dan pembangunan negri saya, Alengka. Negri yang sangat makmur, bayangkan saja..rumah yang paling miskin pun tidak berbeda jauh dengan istana Asoka tempat saya dibesarkan. Semua orang memiliki kereta dari emas.. anda dapat mengistilahkannya sebagai “baldhatun thoiyibatun war robbul ghofuur”..dengan cara itu saya dapat mengalihkan perhatian saya dari Shinta
Sang Aji : bisa saya pahami bagaimana perasaan anda ketika negri anda diserang dan dibakar oleh Hanoman. Kata-kata ini adalah empati saya buat anda
Rahwana : thanks bro.. memang Hanoman itu brengsek..ngakunya ksatria tetapi lagaknya kayak preman pasar. Sebenarnya saya malas berperang.. tetapi Hanoman datang tanpa etika.. lebih brengsek lagi Rama..kenapa ia kirim ksatria berwatak kera? Nggak beretika..kasihan rakyat saya mas.. mbok ya o.. kalo datang itu ada unggah-ungguhnya lah.. sampaikan niatnya apa..lha ini? Datang-datang kok bikin kerusuhan..bakar sana..bakar sini.. ya terpaksa saya kirim pengawal saya.
Sang Aji : trus kok malah berperang?
Rahwana : iya..soalnya si brengsek itu laporan ke Rama bahwa saya menolak memberikan Shinta..dan mengadakan perlawanan. Padahal maksud saya bahwa saya keberatan dengan caranya yang membabi buta membakar negri saya. Lebih pedih lagi ketika bulakrowo-nya Sugriwa membunuh putra saya..Aksayakumara
Sang Aji : oke..oke sampai sini saya paham.. namun apakah anda keberatan ketika Rama menaklukan kerajaan anda dan memberikan tahta tersebut pada Wibisana?
Rahwana : tidak..tidak keberatan.. saya tahu Wibisana sangat bijaksana.. beliau dulunya adalah penasehat saya di kerajaan Alengka. Namun saya berharap ia memerintah kerajaan dengan hati nurani, nggak usah kasih-kasih upeti kepada Rama..toh nanti menyengsarakan rakyat saja