Mohon tunggu...
Muhammad Hujairin
Muhammad Hujairin Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Lahir di Palembang, Sumatera Selatan dan menyukai ekspedisi keliling Indonesia untuk melihat berbagai macam kultur dan budaya. Menulis dan membaca adalah hobiku

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Interview Rahwana; Sang Resi

30 November 2011   15:36 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:00 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Rahwana : itulah mas Aji..manusia seringkali tersesat oleh harafiah saja.. tidaklah mungkin Sang Hyang Wenang menjadikan saya terlahir sebagai orang yang berkepala sepuluh. Dasamukha hanyalah kiasan karena ayah berhasil mendidik saya menjadi lelaki yang menguasai banyak perbendaharaan ilmu pengetahuan. Saya juga dijuluki Dasagriva, bukan berarti leher saya ada sepuluh lho..logikanya bagaimana? Dasagriva kiasan karena saya mampu menguasai sepuluh bahasa di dunia.

Sang Aji : oh begitu..ehmm..semakin kagum saya pada anda tuan Ravi..

Rahwana : jangan..jangan kagum dulu. Justru saya merasa diberi kehormatan untuk hadir di studio anda..selama ini saya tidak pernah diberi kesempatan untuk bercerita peperangan dengan Sri Rama itu menurut versi saya. Saya merasa ada ketidakadilan sejarah disini..

Sang Aji : untuk itulah saya mengundang anda Rav..

Rahwana : iya iya..terimakasih banyak.

Sang Aji : tapi saya nggak janji lho bisa mengubah persepsi yang telanjur melekat pada diri anda. Saya pernah menulis essay berjudul Kijang Kencana beberapa waktu lalu..namun yahh..ada beberapa pembaca saya yang menentang. Dibilang saya menyalahi pakem lah, menutupi kebobrokan moral lah..memutarbalikkan fakta lah..

Rahwana : ya mas Aji..saya ngerti kok. Toh..Tuhan Maha Adil ya toh mas? Sering saya berdoa “ya Tuhan..tunjukkan yang benar itu benar..”

Sang Aji : laah ini..berarti kan anda juga percaya bahwa diri anda benar?

Rahwana : galibnya..dalam peperangan tidak ada yang benar tidak ada yang salah..namun penyebab peperangan itu yang sangat memukul perasaan saya. Anda sendiri dapat melihat, di dunia ini tidak menjanjikan yang benar itu menang..kemudian kejahatan akan selalu kalah. Banyak contoh mas, kejahatan merajalela..banyak yang jadi korban tetapi keadilan tidak pernah dapat ditegakkan. Bahkan parahnya lagi pihak yang menang akan mencari ayat-ayat, firman Tuhan, undang-undang, konstitusi dan sebagainya untuk menjustifikasi tindakan kesewenangan mereka.

Sang Aji : maaf Rav, saya takut ada yang tersinggung.. boleh anda ceritakan saja peperangan di Alengka atau penyerbuan Hanoman saja supaya interview kita tidak melenceng terlalu jauh.

Rahwana : saya tidak mengkambinghitamkan penulis wiracarita Mpu Walmiki..bisa jadi ia memang dibayar Sri Rama untuk menulis sejarahnya menjadi demikian..tapi saya cukup salut karena ia memasukkan pesan-pesan moral yang mengagumkan dalam Epos tersebut. Jadi ya saya ikhlas saja..mungkin jalannya Tuhan memang demikian..meski saya harus berperan antagonis dalam sejarah. Tapi saya bersyukur dan ikhlas lho mas..toh sejarah tidak menentukan neraka atau nirwana-nya saya. Tuhan Maha Tahu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun