Jodoh, rezeki, maut adalah tiga kata yang dapat dirangkum dalam satu bingkai yakni taqdir. Seberapapun banyak diusahakan, maka pada akhirnya keputusan akhir tergantung pada ketetapan Allah Yang Mahakuasa.
Salah satu bingkai taqdir yang terkadang membuat orang bingung adalah masalah jodoh. Sering kali menunggu, siang datang bukan untuk mengejar malam, malam tiba bukan untuk mengejar siang. Siang dan malam datang silih berganti dan takkan pernah kembali lagi. Menanti adalah hal yang bikin deg-degan, apalagi jika menanti sesuatu yang tidak pasti. Sementara waktu berjalan terus dan usia semakin bertambah, namun satu pertanyaan yang selalu mengganggu “siapa jodohku” ??“.
Bagi sobat yang belum menemukan jodoh bersabarlah. Sebab sabar adalah jalannya orang-orang yang beruntung.
Berikut sedikit penulis rangkumkan fakta-fakta empiris (yang penulis amati dan alami) berkaitan dengan J-O-D-O-H, dan mudah-mudahan dengan fakta-fakta tersebut menambah keyakinan sobat, bahwa jodoh itu sudah ada yang mengatur :
Fakta pertama
Jodoh itu unik, tidak dapat dipercepat dengan pacaran tidak pula terhalang hanya karena Anda jomblo. Faktanya justru pacaran yang menghambat seseorang telat menikah? Bahkan hal-hal negatif muncul dari sini. Ndak percaya…amatilah!!
Fakta kedua
Jodoh itu misteri, meski tak ada relasi bisa jadi jodoh terkoneksi
“Andaikan aku tahu hal yang gaib, tentu aku akan berusaha memperbanyak mendapatkan hal-hal yang baik, dan aku tidak akan tertimpa kemiskinan…” (QS. Al-A’raf: 188).
Fakta ketiga
Jodoh itu dipertemukan dalam persamaan meski ada sisi yang berlawanan
Fakta keempat
Jodoh itu memilih dan dipilih, makanya jika ingin mendapat calon yang layak, layakkanlah dirimu.
Fakta kelima
Jodoh itu sabar dan tawakal. Artinya bersabarlah menahan pandangan dan hawa nafsu. Berikan semua itu untuk jodohmu. “Wahai para pemuda! Barang siapa diantara kalian yang telah mampu, maka menikahlah, karena demikian (nikah) itu lebih menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan. Barang siapa yang belum mampu, maka berpuasalah, karena puasa akan menjadi perisai baginya“. [HR. Al-Bukhoriy (4778), dan Muslim (1400), Abu Dawud (2046), An-Nasa’iy (2246)] Sabar ada dua bentuk: bersabar untuk Allah dengan menjalankan apa yang Dia cintai walaupun berat bagi jiwa dan badan. Dan bersabar untuk Allah dari segala yang Dia benci walaupun keinginan nafsu menentangnya. Siapa yang kondisinya seperti ini maka dia termasuk dari golongan orang-orang yang sabar yang akan selamat, insya Allah…” (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim lil Hafizh Ibn Katsir)
Fakta keenam
Jodoh itu dapat diusahakan dengan doa dan usaha. Doa kepada Dzat yang memberikan cinta dan kasih. Serta usaha untuk menemukan jodoh dengan jalan yang dihalalkan. Silakan baca doa-doa sebagai berikut :
رَبِّ لَا تَذَرْنِي فَرْدًا وَأَنْتَ خَيْرُ الْوَارِثِينَ
“Ya Tuhanku janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri dan Engkaulah Waris Yang Paling Baik” (QS. Al Anbiya: 89).
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
“Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa” (QS. Al Furqan: 74).
Fakta ketujuh
Jodoh itu dapat dipercepat dengan meluruskan niat. Rasulullah pernah bersabda Ada tiga orang yang wajib bagi Allah untuk menolongnya: Orang yang berperang di jalan Allah, budak yang ingin membebaskan dirinya, dan orang menikah yang ingin menjaga kesucian diri”. [HR. At-Tirmidziy (1655), An-Nasa’iy (3120 & 1655), Ibnu Majah (2518). Di-hasan-kan oleh Al-Albaniy dalam Takhrij Al-Misykah (3089)]
Demikianlah tujuh fakta berkaitan dengan jodoh, semoga bermanfaat dan menambah yakin sobat tentang konsep J-O-D-O-H. Seperti kata pepatah dalamnya laut dapat diukur dalamnya jodoh siapa tahu?
Dan juga
Sesungguhnya salah seorang dari kamu, penciptaannya telah dihimpun di perut ibunya selama empat puluh hari berupa nuthfah, kemudian menjadi ‘alaqah selama itu pula, kemudian menjadi segumpal daging selama itu pula. Kemudian, diutuslah malaikat kepadanya, meniupkan ruh kepadanya, dan diperintahkan untuk menulis empat hal: menulis rezekinya, ajalnya, amalnya, dan apakah ia celaka atau bahagia…” (HR. Bukhari dan Muslim)
Karanganyar, 10-01-2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H