Mohon tunggu...
Aji NajiullahThaib
Aji NajiullahThaib Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja Seni

Hanya seorang kakek yang hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Isu Kudeta AHY, Mengangkat Batang Terendam

12 Februari 2021   17:17 Diperbarui: 12 Februari 2021   17:34 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Isu kudeta itu dibangun untuk kepentingan elektoral Partai Demokrat (PD). Mengaitkan isu kudeta itu dengan istana pun tujuannya demikian, untuk menaikkan level AHY,agar terkesan setara dengan Jokowi.

PD harus terus dibicarakan, begitu juga AHY, dengan demikian akan menaikkan elektabilitas PD dan AHY. Memainkan politik terzolimi, SBY memang juara. Tidak aneh kalau dikatakan SBY sebagai King Makers di balik peristiwa tersebut.

Seperti batang terendam, sudah lama PD tidak menjadi pembicaraan, terutama pembicaraan yang positif. Banyak sejarah kelam yang menyelimuti PD, dan monumen Hambalang menjadi saksi bisu semua itu.

Bahkan sebagian besar kader PD yang tersandung kasus korupsi selama SBY berkuasa, masih menghuni penjara. PD butuh citra baru, dan itu diharapkan SBY dari AHY, namun sayangnya harapan SBY jauh panggang dari api, AHY tidak sesuai ekspektasi.

SBY turun gunung untuk menggodok AHY, melepaskan AHY dari citra SBY yang begitu melekat. SBY menemukan momentum untuk menaikkan elektoral PD, dengan isu internal yang diolah menjadi isu eksternal.

Berharap respon Jokowi, namun rupanya gayung tidak bersambut, isu yang digulirkan hanya selesai pada Moeldoko. Efek yang muncul, PD ingin memosisikan diri sebagai oposisi pemerintah, karena ada kekosongan dibagian itu.

Namun sayangnya, isu tersebut malah memberikan kesan internal PD tidak solid, kepemimpinan AHY tidak kokoh, dan sangat mungkin mudah digoyahkan.

Ketajaman naluri Jokowi membaca skenario dibalik isu kudeta tersebut, membuat dia memastikan untuk tidak perlu memberikan klarifikasi, terhadap surat yang dikirimkan AHY. Harapan AHY untuk menaikkan levelnya pupus, karena Jokowi tidak merespon surat AHY.

Kepentingan PD memblow up isu kudeta itu, agar para pihak baik yang ada di internal, maupun eksternal PD, mengurungkan niatnya mengambil alih kepemimpinan AHY. Tujuan itu tidak sepenuhnya berhasil, masih seperti api didalam sekam, yang perlahan-lahan akan menghanguskan PD.

Berhasilkah menaikkan elektoral PD dan AHY, dengan memainkan isu kudeta di tubuh PD? Bisa saja di create, bahwa elektoral PD naik sejak adanya kasus kudeta tersebut, karena AHY dan PD terzolimi. Adakah lembaga survey yang sudah merilis hasil surveynya?

Partai Geridra menduga AHY ingin ikut Pillada DKI, sehingga perlu menaikkan isu tersebut. Bisa saja dugaan Partai Gerindra benar, tidak salah juga kalau AHY ingin mengincar kursi DKI 1, itulah makanya PD ngotot untuk memperjuangkan revisi UU Pemilu, agar Pilkada DKI bisa dilakukan pada 2022, bukan 2024.

Kalau pun benar UU pemilu di revisi, sehingga Pilkada DKI dilaksanakan pada 2022, maka saingan terberat AHY adalah Anies Baswedan Sang Petahana, dan Tri Rismaharini, Menteri Sosial RI. Apa modal AHY untuk mengalahkan kedua calon tersebut?

Yang perlu dilakukan AHY saat ini adalah, membangun citra dirinya sebagai pemimpin muda yang memiliki integritas yang mumpuni, dan melepaskan dirinya dari bayang-bayang SBY. AHY harus mampu memperlihatkan kemampuannya sendiri, dalam mengatasi gejolak yang ada di internal partai.

Secara performa fisik dan intlektual, AHY sangatlah menjanjikan sebagai sosok pemimpin idola. Persoalannya, seorang pemimpin modalnya tidak cukup hanya itu. AHY harus memiliki ide-ide yang brilian untuk mengangkat citra dirinya.

Yang jelas tidak mudah panikan dalam menghadapi badai, di dalam dan diluar partai. Kekuatan AHY sedang diuji, dan kader PD terus memantau kemampuan AHY dalam mengatasi berbagai persoalan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun