Secara gaya kepemimpinan bisa dikatakan Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo adalah penerus Jokowi, dan dari partai yang sama PDI Perjuangan, tentunya ini modal yang cukup bagi Ganjar.
Berdasarkan hasil survei terbaru yang dirilis Indikator Politik Indonesia (7/6/2020), diluar dugaan ternyata Ganjar bisa menyalip posisi Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, sehingga naik diperingkat kedua dibawah Prabowo Subianto.
Artinya Ganjar sangat diperhitungkan sebagai kandidat Presiden pada Pilpres 2024. Masih ada waktu empat tahun untuk menuju Pilpres 2024, segala sesuatu bisa berubah, namun hasil survei elektabiltas ini cukup bisa dijadikan rujukan.
Bagi PDI Perjuangan tentulah ini merupakan indikasi yang baik, munculnya kader partai yang sangat diperhitungkan peluangnya untuk menuju 2024, itu kalau PDI Perjuangan tidak ada kader lain yang dinominasikan untuk menjadi Calon Presiden pada Pilpres 2024.
Sudah sempat digadang-gadang Ketua DPR RI, Puan Maharani berpasangan dengan Prabowo Subianto, sebagai manifestasi Reborn-nya perjanjian Batu Tulis antara Megawati dan Prabowo pada Pilpres 2014, dimana ternyata PDI Perjuangan tidak jadi mengusung Prabowo, dan memilih mengusung Jokowi.
Kalau ini yang terjadi, maka peluang Ganjar akan terganjal oleh dukungan PDI Perjuangan. Kuatnya posisi Prabowo Subianto sebagai Capres, dengan tingkat elektabiltas diatas kandidat lainnya, rasanya sulit bagi PDI Perjuangan tidak Prabowo-Puan.
Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarno Putri sangat mungkin ingin memberikan peluang kepada putrinya tenimbang kader partai yang lainnya.
Setelah Jokowi, Ganjar adalah kader PDI Perjuangan yang karirnya sangat moncer saat ini. Kalau Walikota Surabaya, Tri Rismaharini rasanya tidak mungkin digadang sebagai Capres, karena Risma akan maju di Pilkada DKI 2024.
Pemprov Jawa Tengah dalam hal penanganan covid-19 dianggap sebagai daerah yang paling berhasil, dan Ganjar dianggap paling maksimal dalam mengatasi tingkat pesebaran covid-19. Ini sebuah prestasi yang pantas diperhitungkan.
Seperti dilansir Tribunews.com, Elektabilitas Ganjar Pranowo meningkat dari 9,1 persen pada Februari 2020 menjadi 11,8 persen pada Mei 2020.
Dia mengalahkan sejumlah tokoh yang disebut-sebut berpeluang jadi capres seperti Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, bahkan Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Beberapa faktor yang menurut penulis sebagai penyebab naiknya elektabiltas Ganjar, antara lain salah satunya, kesuksesannya dalam penanganan covid-19, faktor lainnya:
Pertama, Ganjar responsibility-nya sebagai Gubernur sangat bagus, dia tidak segan-segan turun langsung mengatasi persoalan yang sedang dihadapi masyarakatnya.
Kedua, Ganjar rajin blusukan untuk mengetahui secara langsung keadaan masyarakat yang dipimpinnya. Inspeksi mendadak yang sering dilakukannya, membuat masyarakat menjadi lebih disiplin.
Ketiga, sikap tegas Ganjar dalam menertibkan masyarakat dengan pendekatan persuasif, membuat masyarakatnya merasa dimanusiakan, sehingga rasa hormat terhadap seorang pemimpin membuat simbiosis antara pemimpin dan masyarakat terjalin dengan baik.
Hal-hal seperti ini terlihat sepele, tapi masyarakat merasa pemimpinnya selalu hadir di tengah mereka. Dengan demikian antara pemimpin dan rakyatnya tidak berjarak, pemimpin benar-benar memosisikan diri sebagai pelayan masyarakat.
Nilai lebih Ganjar ini tidak akan berarti apa-apa, kalau partai politik yang menjadi pendukungnya selama ini tidak memosisikan dirinya sebagai Capres 2024.
Bagi manusia bisa saja ini menjadi kemustahilan Ganjar untuk menuju Pilpres 2024, tapi bagi Tuhan tidak ada yang mustahil, jadi kata Tuhan, maka terjadilah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H