Mohon tunggu...
Aji NajiullahThaib
Aji NajiullahThaib Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja Seni

Hanya seorang kakek yang hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mengintip "Mainan Baru" Refly Harun

25 Mei 2020   08:16 Diperbarui: 25 Mei 2020   09:45 1854
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Utamnya tentu bukan itu yang menjadi target Refly, karena sebelumnya dia memang merupakan sosok yang vokal. Meskipun masuk dalam jajaran pejabat publik, namun dia total melancarkan kritiknya pada pemerintah, manakala ada kebijakan yang tidak berkenan dihatinya.

Secara positif, alangkah baiknya juga Refly memilih narasumber yang netral, agar apa yang disampaikan melalui channel YouTube-nya, tidak melulu hal-hal yang verbal sakit hati terhadap pemerintah.

Publik harus diedukasi dan dibiasakan menerima pendapat yang berimbang. Untuk turut serta membangun karakter bangsa, media seperti itu sangat diperlukan.

Kalau apa yang disampaikan melulu hal-hal yang berbau sakit hati pada pemerintah, maka segment pemirsanya hanya terbatas pada para pembenci pemerintah. Segment ini penulis pikir tidaklah terlalu banyak.

Banyaknya subscribe yang bisa didapat, sangat dipengaruhi content yang disajikan. Content yang bisa dinikmati banyak publik, tentunya akan memberikan kontribusi dalam penambahan subscriber.

Penulis tidak yakin kalau seorang Youtuber tidak berorientasi pada banyaknya subscriber, karena seseorang mau menjadi Youtuber niat awalnya jelas untuk memperoleh subscriber sebanyak mungkin, demi meningkatkan penghasilan.

Tentulah Refly Harun memilih berprofesi sebagai Youtuber bukan karena ingin kaya seperti Baim Wong atau Atta Halilintar, tapi paling tidak penghasilan sebagai Youtuber sangatlah menggiurkan.

Saran penulis, alangkah baiknya kalau Refly Harun juga mewawancarai narasumber yang bernas, yang mampu memberikan wawasan yang lebih kepada masyarakat, tidak semata-mata menumpahkan uneg-uneg lewat channel YouTube-nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun