Jelas apa yang ada di depan matanya sangat bertentangan dengan hati nuraninya. Ada gejolak dalam batinnya, ketika dia mengingat kembali apa yang menjadi prinsip hidupnya dalam berpolitik.
Quotes Prabowo tersebut saya temukan dalam kumpulan kata-kata bijak tokoh-tokoh Indonesia, juga tokoh dunia. Quote itu saya disain dengan bagus, dan saya tweet dan mention ke akun twitternya sebelum peristiwa puncak kerusuhan dimalam pada tanggal 22 Mei 2019, di depan Gedung Bawaslu jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.
Pada malam itu juga Prabowo Subianto, akhirnya berpidato, meminta pendukungnya menghentikan segala bentuk kerusuhan. Ajaibnya, selesai pidato Prabowo, kerusuhan benar-benar berhenti.
Saya menduga, ini awal dari proses metamorfosis Prabowo itu dimulai, meskipun peristiwa serupa hampir sempat terjadi saat sidang sengketa hasil pemilu 2019 di MK dilaksanakan, dimana ada upaya gerakan liar diluar sidang untuk memantik kerusuhan besar.
Lagi-lagi Prabowo tidak merestui upaya seperti itu, karena sangat bertentangan dengan hati nuraninya. Pada akhirnya keputusan hasil sidang MK pun tidak memenangkan Prabowo, menambah kesadarannya bahwa banyak faktor kelemahan di kubunya yang memang tidak siap memenangkannya.
Selepas itu, berbagai upaya rekonsiliasi dilakaukan, mulai dari mengutus Luhut Binsar Panjaitan untuk menemui Prabowo, namun tidak kunjung berhasil, sampai akhirnya Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Budi Gunawan menemui Prabowo.
Budi Gunawan menemui Prabowo, bisa jadi sebagai utusan dari Jalan Tengku Umar, yakni dari kediaman Ketua Umum Partai Demokrasi Perjuangan Indonesia (PDIP) Megawati Soekarno Putri, yang memang memiliki kedekatan historis dan emosional dengan Prabowo.Â
Upaya Budi Gunawan terbilang berhasil. Proses rekonsiliasi berjalan dengan mulus, dan menghasilkan pertemuan antara Jokowi dengan Prabowo (13/7/2019). Pertemuan yang begitu cair, dan memperlihatkan jiwa besar Prabowo. Karakter antagonis Prabowo mulai terkikis, dia muncul sebagai sosok protagonis.
Ini semua tidak terlepas dari setting Megawati, ada peranannya yang cukup besar dalam proses rekonsiliasi tersebut. Setelah rekonsiliasi antara Prabowo dan Jokowi terjadi, barulah Prabowo sowan ke kediaman Megawati di jalan Tengku Umar (24/7/2020, dimana Megawati memasak nasi goreng kesukaan Prabowo secara khusus.
Peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam rangka rekonsiliasi ini, sangat menentukan arah politik menuju Pemilu 2024. Ada satu perjanjian yang sempat mengganjal hubungan baik antara Megawati dan Prabowo disaat sebelum Pilpres 2014, yang kemungkinan besar akan terwujud pada Pemilu 2024 nantinya.
Terlepas dari itu semua, dengan masuknya Prabowo dalam pemerintahan, akan sangat mengubah performa politik Prabowo. Bergabungnya Prabowo dengan kaum nasionalis, akan sangat mengubah sikap dan mindset berpolitiknya.