Mohon tunggu...
Aji NajiullahThaib
Aji NajiullahThaib Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja Seni

Hanya seorang kakek yang hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Di Balik Ngototnya Usulan Pencetakan Uang 600 T Ada Partai Golkar?

13 Mei 2020   19:56 Diperbarui: 13 Mei 2020   20:58 709
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Partai Golkar sedang merasa di atas angin karena Ketua Umumnya menduduki posisi Menko Perekonomian, dengan posisi itu dianggap kader partainya keberadaan partai Golkar kuat sekali di pemerintahan, maka dari itu pengaruh Golkar pun besar sekali, sehingga sangat berkeyakinan apa pun yang diusulkan partai Golkar akan didengar pemerintah, luar biasa sekali.

Wacana cetak uang baru dilontarkan setelah melihat defisit APBN yang melebar di atas 5 persen dari sebelumnya hanya 1,75 persen. DPR bilang, cetak uang baru, lebih menguntungkan ketimbang menambah utang.  

Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan ikut buka suara menyikapi anggota dewan yang ngotot agar pemerintah dan BI merealisasikan wacana mencetak rupiah lebih banyak. Dia mempertanyakan motivasi di balik wacana tersebut.

Dalam sebuah webinar yang digelar Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (KB PII) Sabtu (9/5) lalu, dilakukan pembahasan tentang usulan pencetakan uang yang diusulkan Banggar DPR, ikut dalam pembahasan tersebut diantaranya, yakni ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Prof. Dr. Didik J. Rachbini, anggota Komisi XI DPR RI dari fraksi Golkar Mukhamad Misbakhun, dan mantan Ketua KEN (Komite Ekonomi Nasional) Sutrisno Bachir, juga Dahlan Iskan.

Dalam diskusi tersebut, Dahlan Iskan secara terang-terangan menyoroti usulan pencetakan uang itu, begitu juga dengan Didik J Rachbini. Didik menganggap pencetakan uang mengingatkan resiko menyeramkan, yang ditimbulkan dari pencetakan uang berjumlah ratusan triliun tersebut.

Sementara Dahlan Iskan berkeyakinan, pencetakan uang hanya akan mengakibatkan inflasi, juga melemahnya kepercayaan internasional. Sebaliknya Misbakhun dan Sutrisno Bahir menolak pendapat tersebut.

Dalam pembahasan itu Didik bahkan kembali mengingatkan semua pihak terkait risiko inflasi tinggi yang sudah pernah 'ditelan' Indonesia pada tahun 1950. Itu pernah dilakukan oleh Menteri Keuangan Syafruddin Prawiranegara dari Partai Masyumi. Inflasi langsung naik 1000%.

Dahlan Iskan melihat ada motif bisnis dibalik ngototnya usulan pencetakan uang tersebut. Soal pembahasan ini dituliskan Dahlan dalam Disway.id, yang dikutip oleh Detik.com. Dahlan menganggap ide pencetakan uang ini sangat bisa diterima oleh Sutrisno Bahir, karena latar belakangnya seorang pengusaha.

"Sutrisno Bachir kelihatannya cocok dengan ide cetak uang itu. Mungkin karena ia juga pengusaha sukses. Hanya ia mengingatkan jangan-jangan ada skenario bisnis di balik cetak uang itu," tulis Dahlan.

Ngototnya partai Golkar terhadap usulan pencetakan uang ini menurut Misbakhun karena partainya itu punya kepedulian besar agar ekonomi Indonesia kembali pulih akibat gempuran virus Corona (COVID-19).

Menurut Misbakhun, partainya itu sudah bertekad untuk tetap meneruskan usulan pencetakan uang. Ia pun yakin usulan dari Golkar ini punya posisi yang kuat.

"Kuat sekali. Apalagi posisi Golkar di pemerintahan sangat kuat. Ketua Umum Golkar, Ir. Airlangga Hartarto kan menjadi Menko Perekonomian," kata Misbakhun.

Pernyataan Misbakhun ini perlu di waspadai Presiden Jokowi, semoga pak Presiden lebih mawas diri terhadap partai koalisi pemerintah. 

Kalau partai Golkar punya kepedulian terhadap ekonomi Indonesia, dan ingin ekonomi Indonesia segera pulih, seharusnya ikut mendorong Menko Perekonomian untuk menghentikan program kartu Prakerja, yang sebetulnya bukanlah job seorang Menko, karena program tersebut terbilang tidak efektif dimasa pandemi saat ini.

Sutrisno yang dinilai sangat cocok dengan usulan pencetakan uang, namun dia juga sempat menyinggung program kartu prakerja, yang dinilainya juga sangat diperjuangkan Golkar agar terlaksana.

"Motornya semua ini kan Golkar. Kita semua tahu bagaimana Golkar. Coba yang di balik Kartu Prakerja itu siapa?" ujar Sutrisno.

Inilah yang membuat Golkar merasa diatas angin, apa pun yang diusulkan diyakini sangat bisa diterima pemerintah, dan itu terbukti meskipun kartu Prakerja tersebut banyak ditolak berbagai element masyarakat, namun program tersebut tetap terus berjalan.

Ngototnya partai Golkar terhadap usulan pencetakan uang 600 T dibuktikan dengan keberhasilan fraksi partai Golkar memengaruhi hampir semua fraksi di DPR, untungnya Menteri keungan dan Gubernur BI, belum memberikan tanggapan terkait hal ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun