Memang terasa agak janggal ya acara penutupan McDonald Sarinah, ditengah pandemi corona, dan masih dalam kondisi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), tiba-tiba muncul kerumunan massa di depan McD Sarinah.
Segitu pentingkah seremonial penutupan McDonald Sarinah? Sehingga kita harus melanggar komitmen bersama untuk tetap stay home, dan physical distancing. Kok bisa acara seperti itu diberikan izin, sementara sholat berjamaah di mesjid saja masih dilarang.
Inkonsistensi terhadap aturan yang dibuat sendiri bukan baru kali ini saja terjadi. Bikin aturan yang tidak membolehkan kerumunan, namun kadang kala yang buat aturan sendiri malah ikutw melanggarnya.
Acara penutupan McDonald Sarinah ini, cukup menuai respon dari para nettizen. Hampir rerata mereka memprotes adanya kerumunan massa ditengah pandemi corona, seperti yang terjadi di depan McD Sarinah Thamrin.
Salah satu akun Twitter @trotoarian yang mempertanyakan perihal acara tersebut, seperti cuitannya dibawah ini:
Semoga tidak muncul cluster McD Sarinah ya? PSBB cuma garang di kertas, tapi loyo saat dipelaksanaan? Kok bisa ada perkumpulan massa segini banyak tapi tidak dibubarkan?
#PSBB #pandemiviruscorona
Ada juga nettizen yang protes keras karena sebagai masyarakat sudah ikut berkorban untuk mematuhi aturan, namun ternyata ada yang melanggarnya begitu saja, seperti cuitannya akun @Lolilovitaa,
Kenapasih mereka, gue bela belain wfh, potong gaji, yakin gada thr, mungkin diluar sana udah ada yg phk gegara covid, ga ke emol, belanja bulanan udah kaya jihad bawaannya buru buru.
Dan mereka begini? Demi mekdi pertama diindonesia? Mau ngeborong mekdi apa mau poto doang? F.
Tidak mungkin McD bikin acara penutupan tersebut tanpa terlebih dahulu meminta izin, yang menjadi persoalan, siapa yang memberikan izin? Padahal seharusnya tahu dalam situasi sekarang ini tidak mungkin acara itu boleh dilaksanakan.
Acara ini jelas bertentangan dengan aturan Gubernur nomor 33 tahun 2020 tentang PSBB di Ibu Kota Jakarta yang melarang adanya kegiatan yang melibatkan banyak orang.
Terkait hal ini, Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Heru Novianto mengatakan, pihaknya sudah memberikan imbauan.
"Kita hadir dan imbau tuk bubar. Dan setelah tutup, mereka bubar," kata Heru kepada Liputan6.com, Senin (11/5).Â
Bagus sih acara tersebut pada alhirnya dibubarkan, tapi lebih bagus lagi seharusnya acara seperti itu tidak diberikan izin. Kalau sudah diberikan izin, dan acaranya sudah berlangsung, pada kenyataannya acara tersebut mengumpulkan ratusan orang.
Ini artinya memang tidak ada antisipasi, dan tidak sadar situasi kalau sekarang ini acara seperti itu tidak layak dilaksanakan. Baru sadar kalau acara tersebut berpotensi mengumpulkan massa, setelah acara berlangsung. Ini sebuah keteledoran pihak yang memberikan izin.