Kita memang tak bisa mengira-ngira atau menduga-duga tentang pemberian dari Yang Kuasa. Namun pernahkah kita berpikir, bilamana saat datang hari-hari besar atau hari-hari spesial keagamaan kita seperti sedang melakukan "transaksi" keimanan dengan Tuhan.
Tentunya hal tersebut bukan didasari dengan melihat tingkah laku seseorang atau atas dasar sentimen dari dalam diri kepada orang lain. Namun hal tersebut saya pertanyakan kepada diri saya sendiri. Sebagai seorang individu yang mengaku berketuhanan.. .
Saat kita memerlukan bantuan atau mempunyai keinginan-keinginan dalam kehidupan atau saat berapa pada situasi ketidakberdayaan. Kita kembali dan mencari bantuan kepada-Nya, namun setelahnya kita lupa. Berulang-ulang dan tak terhindarkan.. .
Kadang kita beranggapan bahwa, Tuhan juga memaklumi karena memang sifat manusia seperti itu. Namun dalam suatu kesadaran dan kita mengambil jalan yang terlarang, apakah Tuhan masih bisa untuk memakluminya juga.. .
***
Kita sering menagih janji akan kemuliaan yang diberikan oleh-Nya, namun kita seperti mengingkari nurani. Pernahkah pada suatu ketika, terlintas di pikiran dan hati kita bahwasanya kita tak memiliki kepantasan akan pemberian dari-Nya. Semua anugerah dan kemuliaan yang telah tampak dan diberikan merupakan pemberian yang kita sia-siakan.. .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H