Mohon tunggu...
Aji Prasanto
Aji Prasanto Mohon Tunggu... Lainnya - Bujangan

Suka menulis apa saja dan tertarik dengan keluh kesah dunia.

Selanjutnya

Tutup

Kurma

[Coretan Ramadhan 04] Ulasan Takdir

26 Maret 2023   16:52 Diperbarui: 26 Maret 2023   16:58 561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai seorang manusia yang memiliki keinginan, harapan, serta yang dicita-citakan memberikan sebentuk perjuangan untuk dapat mencapai apa yang disebut tujuan. Derasnya ombak kehidupan menerpa jalan setiap insan yang memberikan sebentuk kekhawatiran akan masa depan.

Hal-hal yang diinginkan juga setiap harapan dan yang dicita-citakan tidaklah semudah apa yang dibayangkan. Banyak manusia yang terlahir dalam ketidak beruntungan, terjerumus dalam lubang kesesatan dan menjadikan seorang insan yang dipenuhi pesakitan serta kehampaan.

Takdir Tuhan membuka jalan dalam mencapai tujuan, kedekatan seorang hamba dengan Sang Pencipta memberikan sebentuk pemikiran-pemikiran tentang apa dan mengapa seorang dilahirkan. Saat terasa jauh dan hampa datang, serta dipenuhi oleh rasa ketidak berdayaan sebagai seorang manusia yang penuh kelemahan tentu menginginkan sebentuk arahan yang bersumber dari Sang Maha Benar.

Demikian dengan apa yang disebutkan tersebut, tentu kita perlu memiliki kesadaran serta pemahaman tentang apa itu takdir Tuhan. Sehingga berjalannya kehidupan terdapat keseimbangan serta tidak terombang-ambing dalam arus kehidupan.

Dalam an-nur.ac.id, takdir diartikan sebagai peraduan/ gabungan antara qadha' dan qadar, ketetapan yang dimiliki Allah SWT dan juga keputusan-Nya terhadap manusia serta makhluk lainnya dengan kadar atau ukurannya masing-masing.

Qadar adalah apa yang Allah takdirkan secara azali (terdahulu) tentang apa yang akan terjadi pada semua makhluk-Nya. Sedangkan Qadha merupakan ketetapan Allah pada semua makhluk-Nya dengan menciptakan, meniadakan, serta merubahnya (an-nur.ac.id).

Arnesih, A. (2016). Dalam jurnal Diya Al-Afkar: Jurnal Studi al-Quran dan al-Hadis, menuliskan pengertian takdir yaitu sesuatu yang ada ukurannya, baik itu ukuran waktu, ukuran tempat atau jarak atau yang lainnya.

Dalam jurnal tersebut, kaitan takdir dengan perbuatan manusia dijelaskan menjadi 3 golongan yaitu: Golongan Mu'tazilah adalah golongan yang mempunyai pendapat kalau manusia memiliki kebebasan melakukan sesuatu karena Allah telah memberi manusia akal pikiran, akan tetapi harus mempertanggungjawabkan segala perbuatannya.

Lalu golongan Jabariyah berpendapat bahwa manusia itu ibarat robot yang tidak bisa melakukan sekehendak sendiri melainkan digerakkan oleh Allah atas kehendak-Nya. Kemudian Asy'ariyah menjadi penyeimbang dari pendapat antara Mu'tazilah dan Jabariyah yakni berpendapat bahwa manusia tidak memiliki kekuasaan menciptakan sesuatu tetapi manusia memiliki kuasa dalam melakukan sesuatu, dan selebihnya diserahkan kepada Allah.

Sesuai dengan apa yang disebutkan oleh Asy'ariyah dalam jurnal Diya Al-Afkar: Jurnal Studi al-Quran dan al-Hadis. Terdapat dua macam takdir manusia, yaitu Takdir Mubram merupakan takdir Allah yang tidak dapat dibantah atau ditawar oleh manusia (kelahiran, kematian, dsb). Kemudian Takdir Mua'llaq yaitu takdir yang sifatnya dapat diubah atau diusahakan (jodoh, cita-cita, rejeki, dsb) (an-nur.ac.id).

Dari penjelasan diatas, mengantarkan kita pada pengertian takdir hubungannya dengan kehidupan manusia yaitu bahwasanya sesuatu yang berada di dunia ini telah ada yang mengaturnya yaitu Allah SWT. Apa yang telah menjadi ketentuannya seperti kelahiran, jenis kelamin, kematian, terlahir dari keluarga apa, ras apa, dan lain sebagainya merupakan sesuatu yang tidak dapat diubah. Namun, berbeda dengan cita-cita, pencapaian, rezeki, jodoh, dll. merupakan sesuatu yang dapat kita usahakan.

Dalam an-nur.ac.id, perilaku seorang hamba yang mengimani tentang adanya qodho dan qodar Ilahi tercermin dalam perbuatannya sebagai manusia berupa; (1) Berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mencapai keberhasilan (Ikhtiar), (2) Menyerahkan segala persoalan kepada Allah (Tawakal), (3) Selalu berterima kasih kepada Allah (Syukur), (4) Melaksanakan perintah Allah serta menjauhi larangan-Nya (Takwa), (5) Rela atau menerima pemberian Allah (Qanaah), dan (6) Tahan godaan (Sabar).

Setiap perbuatan kita sebagai manusia di muka bumi ini tentunya terdapat hasil yang akan dipetik nantinya, seperti halnya orang yang mengimani tentang takdir Allah akan mendapatkan beberapa manfaat dalam kehidupan, yang diantaranya berupa:

Mendapatkan ketenangan hati, kelapangan jiwa, serta tidak merasa gelisah dalam menghadapi kesulitan dalam kehidupan ini, karena semua terjadi dengan ketetapan-Nya. Dapat merasakan musibah menjadi ringan, memudahkan seorang hamba untuk senantiasa dalam kesabaran dalam meraih apa yang sedang di cita-citakan. Seorang hamba akan senantiasa selalu mengembalikan semua urusannya kepada Sang Pencipta.

Memberikan sebentuk pengetahuan akan apa yang menjadi kelemahan juga kekurangan diri, sehingga tidak mudah merasa bangga dan lupa diri. Lebih mengetahui akan keagungan dan kesempurnaan Sang Pencipta, menjadikan keberanian serta ketegaran dalam kehidupan di dunia dan senantiasa merasa berkecukupan dalam diri dan hati seseorang.

***

Hari keempat puasa Ramadhan, semoga kita mendapat kesejukan diri dengan menerima dan senantiasa memperbaiki tentang apa yang telah diberi. Semoga kita dapat sampai pada kemenangan dan kebahagiaan yang hakiki. Amin

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun