Mohon tunggu...
Aji Prasanto
Aji Prasanto Mohon Tunggu... Lainnya - Bujangan

Suka menulis apa saja dan tertarik dengan keluh kesah dunia.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dari Isu Agama sampai Isu Kesehatan Mental Generasi Muda, Bagaimana Kita Memaknainya?

10 Januari 2023   18:08 Diperbarui: 10 Januari 2023   18:29 677
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun agama juga memunculkan situasi yang kurang menyenangkan, banyaknya pola pandang dominatif dalam mengemban misi agama, serta terdapat penyimpangan dari tujuan yang luhur dari agama atas perwujudan kehidupan dunia yang damai serta harmoni merupakan kegagalan para elit agamawan. Siti Amalia (2019) mengungkapkan, "Para Nabi tidak bermaksud membentuk agama identitas (Religion of Identitif) melainkan agama kebenaran (Religion of truth)". Umat beragama selalu berada pada posisi mencari, bukan untuk memonopoli sebuah kebenaran. Karena, saat kita merasa telah menggenggam suatu kebenaran, saat itu pula kita berada pada situasi krisis identitas.

Tumbuhnya perbedaan dalam suatu agama menyebabkan pergeseran makna serta fungsi dari agama yang sebenarnya. Agama yang senantiasa mengajarkan hidup damai dan sejahtera ternyata di sisi lain, merupakan suatu faktor yang menjadikan pengaruh besar terjadinya suatu konflik dan kekerasan. "Kondisi demikian disebabkan karena kurangnya pemahaman yang universal para penganut agama, sehingga terkonstruk dalam pikirannya menjadikan anggapan bahwa agama yang dianut adalah satu-satunya agama yang memiliki sumber kebenaran" (Siti Amalia, 2019).

Discussion

Agama disebutkan merupakan suatu bentuk jalan keselamatan manusia untuk kehidupan di dunia, berupa ajaran-ajaran, hukum, juga aturan-aturan yang sifatnya mengikat. Aturan-aturan tersebut dibuat oleh sang pencipta yang disampaikan lewat utusan-Nya berupa doktrin-doktrin agama dan juga kitab suci.

Agama merupakan sebuah rumah bagi semua umatnya, kehidupan manusia di dunia tidak akan mampu dipisahkan dengan agama. Agama dapat memberikan rasa aman, perlindungan, memberikan penjelasan tentang segala macam yang ada di dunia, memberikan pembenaran atas segala praktik-praktik hidup yang ada, serta dapat memberikan keteguhan nilai yang telah mengakar pada masyarakat, dan juga memuaskan kerinduan dalam hidup.

Globalisasi serta kemajuan teknologi yang semakin canggih serta modern. Membuat suatu budaya baru, namun sayangnya fungsi dan tujuan dari teknologi tersebut tidak berjalan secara baik. 

Data yang menunjukan tentang banyaknya anak muda yang kelelahan secara fisik serta mental menunjukan bahwa peran ilmu pengetahuan dan ilmu agama yang berlaku di masyarakat khususnya di Indonesia masih terbilang rendah, padahal secara awam dapat kita lihat pada masyarakat kita merupakan masyarakat yang berbudaya timur dan agamis.

Peranan agama yang menjadi mayoritas di negara Indonesia terlihat kurang dalam melihat beberapa masalah ini. Dilansir dari mediaindonesia.com, "Agama Diturunkan Tuhan untuk Memerdekakan Manusia", Agustus 2019. Prof Dr. l Komarudin Hidayat, Rektor Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII). Mengungkapkan bahwa dalam politik, agama dikapitalisasi oleh para politisi.

Karena emosi dalam agama merupakan suatu yang sangat mudah disentuh atau dipikat, sehingga dengan kapitalisasi tersebut maka manusia itu cenderung emosional. Dengan menyatakan suka dan tidak suka, menonjolkan pengerahan massa dan program-program yang visioner. Menjadikan intelektualitas menjadi tenggelam.

Lebih lanjut Prof Dr. l Komarudin Hidayat, mengungkapkan bahwa kebanyakan komunitas agama itu tidak produktif, namun malah meminta sumbangan. Beliau menuturkan bahwa, seharusnya agama itu baik untuk ekonomi, secara intelektual bisa berkembang mandiri agar umatnya bisa menjadi manusia yang merdeka tanpa adanya beban buruk yang tidak produktif tadi.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun