Mohon tunggu...
Aji Prasanto
Aji Prasanto Mohon Tunggu... Lainnya - Bujangan

Suka menulis apa saja dan tertarik dengan keluh kesah dunia.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dari Isu Agama sampai Isu Kesehatan Mental Generasi Muda, Bagaimana Kita Memaknainya?

10 Januari 2023   18:08 Diperbarui: 10 Januari 2023   18:29 677
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Hakikat Agama (pexels.com Soner Arkan)

Dari pengertian serta data diatas, tentunya menjadi kekhawatiran pada semua kalangan khususnya orang tua kepada anaknya. Mau tidak mau kita harus memahami situasi ataupun keadaan pribadi dari seseorang, dapat dimungkinkan seorang yang kurang produktif atau tidak bergairah dalam memenuhi kewajiban-kewajibanya di kehidupan sehari-hari baik di sekolah, pekerjaan, atau lingkungan sosial dan keluarga sedang mengalami masalah kesehatan mental tersebut.

Hakikat Agama

Ilustrasi Hakikat Agama (pexels.com Soner Arkan)
Ilustrasi Hakikat Agama (pexels.com Soner Arkan)

Berbagai macam pengertian tentang agama yang ada pada masyarakat kita, tentunya perbedaan tersebut didasari dari berbagai faktor seperti; pendidikan, pengalaman, pandangan hidup, serta banyaknya disiplin ilmu yang diajarkan dari berbagai tokoh yang memunculkan perbedaan antara masing-masing individu.

Dilansir dari Indonesian Journal of Islamic Theology and Philosophy, "Hakekat Agama Dalam Perspektif Filsafat Perenial" dari Siti Amalia (2019). Tinjauan teoritis tentang hakikat agama yaitu agama merupakan suatu bentuk jalan keselamatan untuk kehidupan di dunia, dari hubungan antara manusia dan sang pencipta. Berisi tentang ajaran-ajaran, hukum, juga aturan-aturan yang sifatnya mengikat. Aturan-aturan tersebut dibuat oleh sang pencipta yang disampaikan lewat utusan-Nya berupa doktrin-doktrin agama dan juga kitab suci.

Lebih lanjut dijelaskan dalam jurnal tersebut bahwa, berbagai cara yang ditempuh setiap manusia yang telah menyatakan dirinya memeluk suatu agama. Secara umum dijelaskan bahwa seseorang memeluk agama dengan enam faktor yang mempengaruhinya, yaitu; untuk mendapatkan rasa aman, tempat mencari perlindungan, tempat mencari penjelasan tentang segala macam yang ada di dunia, memperoleh pembenaran atas segala praktik-praktik hidup yang ada, meneguhkan nilai yang telah mengakar pada masyarakat, serta memuaskan kerinduan hidup.

Dalam jurnal tersebut, memaparkan tentang teori dari Sigmund Freud atau Karl Marx yang mana kebutuhan untuk ber-Tuhan ataupun beragama dari seseorang didasari dari pesakitan atau malapetaka yang sedang dialami oleh seseorang tersebut. Dari situ dijelaskan bahwa keyakinan tentang Tuhan hanya produk dari situasi tak berdaya, tak mampu lagi keluar dari derita dunia.

Siti Amalia (2019), "Hidup di dunia ini sungguh sangat menarik, tidak selalu aman, alam tidak selalu ramah, baik dan simpatik terhadap manusia". Manusia berpaling pada agama dengan pergi menghadap ke Tuhan, sedang dalam kehidupan manusia akan mengarah ke depan, baik sekedar mengikuti arus atau merencanakan kehidupan pribadinya, oleh karena itu manusia memerlukan perlindungan yang maha kuasa, dan membawa kita dalam kepercayaan terhadap agama.

Lebih jauh lagi, Hakekat agama dalam perspektif filsafat perenial dapat dilihat dari dua sisi yakni eksoterik dan esoterik. Sisi eksoterik melihat hakikat agama dari segi bentuk yang terkait dengan historisitas, kebudayaan, adat istiadat, dan suku dalam masyarakat tertentu. Sedangkan sisi esoterik melihat hakikat agama dengan mencari titik temu untuk menelusuri mata rantai historisitas tentang pertumbuhan agama.

Agama merupakan elemen warna yang satu yang memancar dan ditangkap oleh berbagai kebudayaan, historisitas, dan pola pikir yang berbeda. Oleh karena itu, dari warna yang satu memunculkan warna-warna yang berbeda, masing masing warna tidak bisa untuk mengesahkan kebenarannya secara mutlak, karena pada dasarnya warna tersebut memiliki kedudukan yang sama. Pada hakikatnya kebenaran suatu agama terdapat pada substansi yang berasal dari realitas yang mutlak.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun