Mohon tunggu...
Aji Prasanto
Aji Prasanto Mohon Tunggu... Lainnya - Bujangan

Suka menulis apa saja dan tertarik dengan keluh kesah dunia.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pentingnya Pengetahuan dan Kesadaran yang Mempengaruhi Gaya Hidup

17 Desember 2022   21:46 Diperbarui: 28 Desember 2022   04:36 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pexels.com/ Mariana Montrazi

Suatu perjalanan panjang dalam kehidupan, dengan berbagai rintang dan likunya menjadikan hidup lebih memiliki makna serta mendapatkan cara pandang yang berbeda-beda. Begitu dibarengi dengan suatu kejadian ataupun tragedi yang menimpa ataupun terjadi di sekeliling kita menjadikan suatu bentuk pengetahuan pribadi yang dikenal dengan istilah umum sebagai pengalaman.

Membagikan suatu pengalaman tentunya akan mendapat umpan balik atau tanggapan yang berbeda-beda bagi setiap pendengar atau pembacanya. Dari cara pandang, pemikiran, serta latar belakang akan saling berhubungan menjadi satu kesatuan. Dengan banyaknya celah persepsi serta kesan berbagi dan juga keterbukaan untuk saling melengkapi, akan menghasilkan pertumbuhan dalam sebuah pengetahuan dari diri masing-masing pribadi.

Namun tentunya dalam membagikan suatu pandangan yang berbeda akan sangat sulit jika tidak dibarengi dengan keterbukaan pikiran serta kelunakan ego masing-masing. Menjadikan suatu perdebatan yang tak kunjung henti, serta pokok materi yang sedang dibicarakan malah terganti. Banyaknya hal-hal yang tidak dipahami serta merasa puas dengan kemampuan yang dimiliki menjadikan kebekuan dalam pemahaman, yang menjadikan kesalahan dalam mengartikan sesuatu pembicaraan.

***

Dalam filsafat, puncak dari pengetahuan adalah kebijaksanaan. Dapat kita artikan secara sederhana bahwa dengan memiliki pengetahuan yang luas akan menghasilkan suatu kebaikan dalam menjalani kehidupan, dari berbagai jalan yang akan kita tempuh menuju masa depan.

Masa remaja atau remaja menuju dewasa menjadi usia yang sangat rentan disusupi dengan berbagai hal-hal yang memikat dari hingar-bingarnya dunia. Dari faktor keingintahuan yang menggebu-gebu, ingin coba-coba, sampai masuk kedalam lubang penyesalan hingga sulit untuk terbebas dari lubang tersebut. Tentunya secara normatif kita akan diantarkan pada suatu moral atau pegangan dalam menjalani kehidupan yang baik, meninggalkan hal yang buruk dan menjalankan hal yang baik. Namun nyatanya kita masih saja terbutakan dengan hal-hal semu, hingar-bingar kehidupan. Lalu apa sebenarnya yang melatarbelakangi hal tersebut sulit untuk dilakukan pada kaum remaja bahkan sampai orang dewasa? Menurut saya jawabnya adalah, "Kesadaran".

Kesadaran menuntun kita kepada suatu pengetahuan tentang jalan mana yang kita tempuh, menuntun kita pada jalan yang akan kita lewati supaya terhindar dari lubang kegelapan. Namun tentunya kita tidak bisa selalu masuk ke dalam kesadaran, kadang tanpa kita meminum minuman yang memabukan tanpa disadari kita sudah masuk ke dalam kemabukan (ketidaksadaran) di diri kita sendiri.

Kesadaran diri atau Self awareness dikatakan dalam gramedia.com, "Self Awareness atau Kesadaran Diri" oleh Leny Azizah sebagai suatu kemampuan yang dimiliki oleh seseorang dalam memahami perasaan, pikiran, serta evaluasi dirinya. Dengan demikian seorang yang memiliki kesadaran dirinya akan mampu memahami kekuatan, kelemahan, dorongan, hingga nilai yang ada di dalam dirinya sendiri dan juga orang lain. Kesadaran diri dalam psikologi dikatakan sebagai metamood atau metakognisi, dikatakan demikian karena kesadaran diri merupakan kesadaran seseorang terhadap proses berpikir serta kesadaran emosinya sendirinya. Metakognisi mampu membuat seseorang bisa mengontrol semua aktivitas kognitifnya, sehingga dengan hal tersebut dapat mengarahkan seseorang untuk memilih situasi dan juga strategi yang tepat bagi dirinya sendiri di masa depan.

Setelah kita mengetahui tentang pengertian kesadaran diri, kita akan diantarkan pada beberapa aspek dalam kesadaran diri yang diantaranya berupa Konsep Diri, Proses Menghargai Diri, dan yang terakhir adalah Identitas Diri. Tentunya dari ketiga aspek tersebut dari satu ke yang lainya akan saling berhubungan dimana, 1) Konsep Diri menuntun kita pada suatu gambaran tentang diri kita secara pribadi dari keyakinan tentang diri secara psikologis, karakteristik, sosial, serta emosional. 2) Proses Menghargai Diri, dalam hal ini membantu seseorang untuk dapat lebih baik dalam kegiatan sehari-hari seperti berhubungan sosial. Dengan didukung dengan proses belajar dan rasa tanggung jawab, menghargai diri (harga diri) menjadi faktor dalam menentukan tingkat kemampuan seseorang dan juga membantu dalam mengelola kemampuan tersebut. 3) Identitas Diri membantu kita dalam melakukan suatu aktivitas, hubungan sosial, atau suatu kepentingan. Identitas Diri dalam hubungan yang interpersonal, akan mempunyai dua konsep diri. Pertama, dari cara pandang pribadi serta cara memandang orang lain. Kedua, cara melihat identitas diri dari penilaian atau cara pandang orang lain tentang diri kita. Dari kedua konsep tersebut akan menjadikan kesadaran lebih dari diri pribadi yang bersifat pribadi dan sosial (publik).

Kesadaran seseorang tentunya dipengaruhi atas tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh seorang individu tersebut. Pengetahuan dapat diartikan secara sederhana berupa suatu informasi yang diketahui atau disadari oleh seseorang, dalam sebuah pengamatan akal. Pengetahuan akan muncul saat seorang berupaya menggunakan akal budinya dalam meraba atau mengenali suatu benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau diketahui sebelumnya. Lebih jauh lagi pengetahuan merupakan suatu informasi yang dibarengi dengan pemahaman serta potensi untuk menindaki sehingga dengan demikian pengetahuan tersebut akan melekat pada benak seseorang. Potensi untuk menindaki diartikan dengan, suatu pengetahuan; informasi atau data yang berkemampuan untuk menginformasikan atau malah menimbulkan suatu kebingungan pada seseorang, disitu pengetahuan mengantarkan pada suatu tindakan. Sumber dari pengetahuan diantaranya yaitu; budaya, agama, pancaindra/ pengalaman, akal pikiran, dan intuisi individual. Serta faktor yang mempengaruhi pengetahuan berupa pendidikan, media, serta informasi.

***

Pemenuhan kebutuhan akan hidup yang semakin meningkat, serta tidak dibarengi dengan suatu kesadaran bahwa apa yang sebenarnya hanya suatu keinginan semu belaka ataukah memang benar-benar kebutuhan yang harus diupayakan menjadi suatu bentuk kesedihan yang tak pernah terhapuskan. Kemudian dijejali lagi dengan hingar-bingarnya dunia media sosial yang menunjukan kehidupan yang indah, tanpa disadari semakin memupuk racun dalam hati, sehingga menimbulkan egoisme serta sentimentil pribadi yang menjadikan semakin berkembanglah keinginan sampai tak terkendali. Banyak orang yang merasa hidupnya menderita karena ini serta pula banyak yang frustasi sampai bunuh diri.

Ketidakberdayaan untuk mengikuti suatu gaya hidup kemudian ditambah lagi dengan standar kehidupan yang tinggi pada masyarakat generasi sekarang ini memunculkan beragam dampak yang tentunya tidak baik secara berkelanjutan. "Banyak orang terjebak di dalam rantai kemiskinan. Akar dari kemiskinan ini bukanlah kemalasan atau ketidakmampuan pribadi, melainkan kemiskinan sistemik sebagai dampak dari buruknya sistem sosial yang ada. Di dalam jeratan kemiskinan, banyak gadis muda yang terjebak ke dalam pelacuran dan perdagangan manusia. Inilah bentuk perbudakan modern di awal abad 21 yang masih tertutup dari mata banyak orang" (Wattimena, R. A. (2016). Tentang Manusia: Dari Pikiran, Pemahaman sampai dengan Perdamaian Dunia. Yogyakarta: Maharsa).

Waktu, pengabdian, serta sebuah proses untuk berkembang menjadi terlupakan dengan arus perubahan yang semakin menjalar serta kecepatan yang semakin tak terkendalikan menjadi alasan untuk menyingkat suatu pertumbuhan. Sedangkan kita melupakan suatu perjuangan, proses perkembangan dari para orang-orang hebat pendahulu kita. Dari sinilah kesadaran diri berperan dalam kehidupan, kesadaran akan identitas diri yang mengantarkan kita pada suatu pengetahuan akan keinginan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun