Mohon tunggu...
Ajeng Simanjuntak
Ajeng Simanjuntak Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa | penulis lepas.

orang rumahan yang menyukai film dan kucing.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ketahui Macam-Macam Gangguan Kepribadian Cluster A, B, dan C

21 Januari 2024   22:01 Diperbarui: 21 Januari 2024   22:04 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Dasha Yukhymyuk on Unsplash.

Kepribadian merupakan cara seseorang berpikir, bertindak, dan berinteraksi dengan dunia di sekitarnya. Hal inilah yang membedaan kita dengan orang lain terlepas dari tampilan fisik. Kepribadian terbentuk sejak lahir dan berkembang seiring kita dewasa. Sifat hakiki tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti keturunan, pengalaman, dan lingkungan. Semakin bertambahnya umur seseorang, semakin sulit kepribadian itu berubah. 

Manusia pada umumnya  memahami dan berupaya mengikuti ekpektasi sosial/budaya yang berlaku di lingkungan tempat mereka tinggal agar kehidupan dapat berjalan dengan normal dan teratur. Meski demikian, sebagian orang menunjukan kepribadian  yang tidak selaras dengan apa yang disebut perilaku atau cara pikir yang sehat dan normal. Tanpa Kamu tahu, mereka mungkin saja mengidap gangguan kepribadian.

Apa Itu Gangguan Kepribadian?

Gangguan kepribadian adalah kondisi mental yang menyebabkan seseorang memiliki pola pikir dan tingkah laku yang berbeda dari orang-orang pada umumnya. Seseorang bisa dikatakan memiliki gangguan kepribadian bila caranya berpikir dan bertindak tidak sesuai dengan ekspektasi sosial, menyebabkan kesulitan & masalah, dan terjadi secara berkala/jangka panjang.

Pola yang tidak normal ini umumnya bermula sejak masa remaja akhir atau masa dewasa awal. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa gejalanya tampak sejak masa kanak-kanak. Gangguan kepribadian dapat memengaruhi sejumlah aspek dalam hidup penderitanya, seperti:

  • cara mereka memandang diri sendiri dan orang lain,

  • cara mereka berinteraksi dengan orang lain,

  • cara mereka merespon secara emosional,

  • dan/atau cara mereka mengontrol perilaku mereka.

Individu dengan gangguan kepribadian seringkali kesulitan untuk menjalin hubungan dengan orang lain karena kurang mampu memahami situasi sosial. Mereka tidak paham bagaimana caranya berinteraksi secara baik, benar, dan efisien. 

Mereka juga kesulitan memahami emosi ataupun mengatasi stres. Hal ini tentu saja bisa berdampak buruk pada hubungan personal, kehidupan sosial, maupun prestasi di sekolah atau pekerjaan.

Macam-Macam Gangguan Kepribadian

Menurut DSM-5, ada sepuluh jenis gangguan kepribadian. DSM (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders) merupakan buku referensi yang membahas secara detail mengenai gangguan kesehatan mental serta kondisi-kondisi otak. Buku ini ditulis, diedit, dan dipublikasikan oleh Asosiasi Psikiater Amerika (APA) dan digunakan oleh dokter dan ahli jiwa di seluruh dunia untuk mendiagnosis pasiennya.

Berdasarkan karakteristik yang dimilikinya, kesepuluh jenis gangguan kepribadian tadi dibagi menjadi tiga kelompok. Kelompok ini biasa disebut Cluster. Ada Cluster A, Cluster B, dan Cluster C. Masing-masing cluster memiliki gejala dan ciri khasnya masing-msing. Berikut penggolongannya.

Cluster A

Ciri khas  dari jenis gangguan kepribadian Cluster A adalah aneh dan eksentrik. Para penderitanya memiliki pola pikir dan tingkah laku yang kurang berfungsi dengan baik, entah itu dalam wujud kecurigaan atau kurangnya ketertarikan kepada orang lain. Berikut gangguan yang masuk ke dalam kategori ini beserta gejala-gejalanya.

Gangguan Kepribadian Paranoid

Penderita gangguan ini biasanya tidak mudah percaya dan menjauhi orang-orang. Hal ini terjadi karena mereka punya rasa takut atau curiga berlebihan terhadap orang lain atau tempat tertentu tanpa alasan yang jelas. Mereka suka berasumsi bahwa orang lain akan melukai atau menipu mereka. Mereka biasanya sulit membangun hubungan yang sehat dengan orang-orang. Gejalanya antara lain:

  • Mudah curiga dengan tindakan orang lain

  • Meragukan loyalitas orang lain.

  • Percaya bahwa orang lain punya niatan buruk terhadap mereka.

  • Tidak ingin memercayai orang lain.

  • Menganggap masukan atau komentar netral sebagai hinaan atau cercaan.

  • Ragu untuk mencurahkan isi hati kepada orang lain karena takut informasi yang diberikan akan dimanfaatkan oleh orang tersebut.

  • Terbiasa menyimpan dendam.

  • Sering mencurigai dan menganggap pasangan tidak setia tanpa alasan yang masuk akal.

Gangguan Kepribadian Skizoid

Penderitanya berperilaku dingin dan suka menjauhi situasi sosial. Mereka biasanya menunjukkan emosi yang minim. Orang dengan gangguan ini tidak tertarik untuk membangun hubungan dengan orang lain dan lebih memilih untuk sendiri. Mereka tidak peduli dengan kritik atau pujian dari orang lain. Gejalanya antara lain:

  • Lebih suka menyendiri daripada menghabiskan waktu dengan orang lain.

  • Tidak tertarik untuk menjaga hubungan dengan keluarga atau teman.

  • Kurang mampu mengekspresikan emosi.

  • Tidak mampu membaca isyarat sosial.

Gangguan Kepribadian Skizotipal

Penderita gangguan ini memiliki perilaku yang ekstentrik. Cara pikirnya terganggu dan merasa tidak nyaman dengan hubungan intim. Mereka biasanya punya tingkah laku yang aneh, kepercayaan yang tidak lumrah, atau kemampuan komunikasi yang buruk. Kondisi yang ditunjukkan hampir sama dengan skizofrenia tapi tidak sebegitu parah. Gejalanya antara lain:

  • Berpakaian tidak normal.

  • Memiliki cara pikir, tingkah laku, atau ucapan yang tidak biasa atau bahkan tidak bisa diterima secara sosial.

  • Merasakan hal-hal aneh, seperti mendengar bisikan.

  • Merespon orang lain dengan cara yang tidak tepat, seperti menunjukkan kecurigaan atau ketidaktertarikan.

  • Percaya bahwa pikiran mereka bisa memengaruhi orang-orang atau suatu peristiwa.

  • Percaya bahwa ada pesan tersembunyi di balik kejadian yang biasa-biasa saja.

  • Memiliki kecemasan sosial.

Cluster B

Gangguan kepribadian pada kelompok ini umumnya menunjukkan tingkah laku yang dramatis, tidak terprediksi, dan memberikan respon emosional yang intens. Berikut jenis-jenis gangguannya.

Gangguan Kepribadian Ambang

Orang dengan gangguan ini memiliki citra diri yang kurang stabil. Mereka takut ditinggalkan orang tersayangnya sehingga melakukan hal-hal di luar batas. Mereka sering melakukan tindakan yang impulsif dan tidak punya tujuan hidup. Gejalanya antara lain:

  • Takut merasa kesepian.

  • Takut ditinggalkan.

  • Seringkali merasa kosong dalam jiwa.

  • Hubungan yang tidak stabil dengan orang lain.

  • Punya emosi yang tidak stabil.

  • Melakukan hal-hal yang beresiko, seperti berjudi, seks bebas, makan binge, dll.

  • Berpikir secara hitam-putih.

  • Bertindak tanpa pemikiran yang matang.

  • Keinginan bunuh-diri.

  • Melukai diri sendiri.

  • Seringkali merasa paranoid atau mudah curiga.

  • Mudah marah.

Gangguan Kepribadian Histrionik

Penderitanya memiliki emosi yang berlebihan dan suka mencari perhatian orang lain. Mereka merasa tidak nyaman bila tidak menjadi pusat perhatian sehingga tidak jarang menggunakan penampilan fisik agar diperhatikan. Mereka tidak peduli bila perhatian yang diperoleh itu bersifat positif atau negatif. Berikut gejalanya. 

  • Tingkah laku yang dramatis.

  • Membutuhkan perhatian terus-menerus.

  • Emosi intens yang cepat berubah-ubah.

  • Pendapat yang kuat tanpa pengetahuan yang cukup.

Gangguan Kepribadian Narsistik

Penderitanya percaya bahwa mereka lebih baik dari orang lain. Mereka kurang memiliki empati dan ingin selalu dikagumi oleh orang-orang. Mereka punya kecenderungan memanipulasi dan memanfaatkan orang lain demi dirinya sendiri. Berikut gejala-gejalanya.

  • Percaya bahwa mereka lebih spesial dan penting daripada orang lain.

  • Tidak mampu memahami perasaan dan kebutuhan orang lain.

  • Ingin selalu dipuji dan dikagumi.

  • Suka membual tentang keberhasilan dan pencapaian yang dimiliki.

  • Memberikan reaksi berlebihan terhadap sesuatu.

  • Bersikap arogan dan iri.

Gangguan Kepribadian Antisosial

Meskipun ada kata antisosial di dalamnya, gangguan ini tidak secara khusus menunjukkan perilaku menghindari orang-orang. Melainkan, penderitanya tidak peduli terhadap norma sosial yang berlaku dan tidak memiliki empati. Penderita gangguan ini dibagi menjadi dua kelompok yaitu psikopat dan psikopat. Mereka cenderung melanggar aturan dan hak-hak orang lain. Gejalanya antara lain:

  • Tidak peduli dengan perasaan dan kebutuhan orang lain.

  • Berperilaku impulsif.

  • Kurangnya rasa sesal atas tindakan buruk yang mereka lakukan.

  • Terkadang ceroboh.

  • Seringkali melanggar aturan/hukum.

  • Memanfaatkan orang lain demi kepentingan pribadi.

  • Bertindak kasar.

  • Sering berbohong dan menipu orang lain.

  • Sering melakukan tindakan yang kurang bertanggung jawab.

Cluster C

Jenis gangguan kepribadian pada cluster ini menunjukkan pemikiran dan tingkah laku yang cemas. Berikut pengelompokkannya.

Gangguan Kepribadian Menghindar

Seseorang dengan gangguan ini biasanya suka menghindari interaksi sosial karena takut mendapatkan penolakan. Ini terjadi karena mereka menganggap dirinya rendah dari orang lain dan penuh dengan kekurangan. Mereka biasanya tidak ingin berinteraksi dengan orang lain kecuali mereka yakin akan disukai dan diterima. Gejalanya antara lain.

  • Sangat sensitif terhadap kritik dan penolakan.

  • Merasa tidak cukup baik, tidak handal, tidak menarik, atau tidak penting.

  • Menjauhi aktivitas yang berhubungan dengan orang lain.

  • Suka mengisolasi diri.

  • Tidak suka bertemu dengan orang baru.

  • Sangat pemalu dalam interaksi sosial.

  • Takut ditolak, dipermalukan, atau dijadikan bahan ejekan.

Gangguan Kepribadian Tergantung

Orang dengan gangguan ini umumnya sangat bergantung pada orang lain dan merasa butuh dijaga. Mereka seringkali sulit membuat keputusan tanpa diyakinkan oleh orang lain. Mereka tidak nyaman sendirian karena tidak mampu menjaga diri sendiri. Gejalanya antara lain.

  • Sangat penurut dan suka 'nempel'.

  • Takut bila harus menjaga diri sendiri.

  • Kurang mempercayai kemampuan diri.

  • Membutuhkan saran dari orang lain bahkan saat membuat keputusan kecil.

  • Sulit memulai sesuatu yang baru karena kurang percaya diri.

  • Sabar menanggung perlakuan buruk atau bahkan siksaan karena takut ditinggalkan.

  • Ingin segera menjalin hubungan baru setelah mengakhiri sebuah hubungan.

Gangguan Kepribadian Obsesif-Kompulsif

Gangguan yang satu ini berbeda dengan OCD (Gangguan Obsesif-Kompulsif). Penderitanya membutuhkan kontrol dan aturan. Mereka cenderung terlalu fokus dengan detail dan perfeksionis. Mereka seringkali berlebihan dalam bekerja. Gejalanya antara lain.

  • Memastikan segalanya harus sempurna dan marah bila tidak demikian.

  • Perlu memegang kendali atas orang-orang, tugas, dan situasi.

  • Tidak bisa memberikan tuags kepada orang lain.

  • Mengabaikan teman dan keluarga karena terlalu fokus mengerjakan proyeknya.

  • Tidak membuang barang yang sudah rusak.

  • Bersikap kaku dan keras kepala.

  • Tidak bisa menyelesaikan pekerjaan karena merasa tidak pernah sempurna.

Penutup

Sekarang kita sudah mengetahui bahwa ternyata ada 10 jenis gangguan kepribadian yang terbagi ke dalam tiga cluster. Setiap cluster memiliki ciri khas tertentu yang membedakan satu sama lain, misalnya saja Cluster A untuk pola perilaku yang mudah curiga, Cluster B untuk pola perilaku yang dramatis dan tidak stabil, dan Cluster C untuk pola perilaku cemas. Dengan mengetahui informasi ini, diharapkan kita bisa lebih bersimpati kepada siapa saja yang menunjukkan gejala-gejala tersebut serta mengurangi stigma yang masih di lingkungan sekitar kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun