Mohon tunggu...
Inovasi

Bedah Novel "Winter In Tokyo"

26 Februari 2018   18:39 Diperbarui: 26 Februari 2018   18:49 8053
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Novel "Winter In Tokyo" ini adalah salah satu jenis novel popular yang ditulis oleh Ilana Tan dimana ini merupakan karya tulisnya yang ketiga. Seperti dua karya tulisnya yang sebelumnya yaitu "Summer In Seoul" dan "Autumn In Paris", kali ini dia juga menggunakan nama musim sebagai judul yaitu Winter In Tokyo apabila jika diartikan kedalam Bahasa Indonesia menjadi musim dingin di Tokyo. Kali ini sang penulis ingin membawa pembaca terbawa suasana oleh hawa-hawa dingin di Tokyo dengan judul novelnya "Winter in Tokyo". Novel ini bercerita tentang dua sejoli yang sedang jatuh cinta namun sayangnya kisah cinta mereka berdua selalu penuh liku-liku.

 Unsur Intrinsik

Sama dengan novel --novel sebelumnya novel "Winter In Tokyo" mengusung cerita tentang cinta dan kasih sayang anak remaja. Karena pada novel ini menceritakan tentang percintaan yang penuh ujian. Dimulai dari cinta pertama keiko, kemudian kedatangan orang tak dikenal, perkelahian, pengorbanan, hingga keromantisan tokoh utama pada novel.

Haruka mendesah. "Kau hebat sekali. Masih tetap menunggu cinta pertamamu walaupun sudah belasan tahun." (hal.26)

"Ia berhasil mencapai ketiga orang itu tepat ketika si pria tak dikenal..."(hal.74)

"Kazuto sempat menghindar dari beberapa tinju yang melayang ke arahnya dan sempat meninju rahang beberapa orang pria."(hal.107)

"Walaupun Kazuto mungkin tak bisa lagi melawan, tetapi ia masih bisa melindungi Keiko."(hal.202)

"Mereka kembali berjalan berdampingan seperti itu, dengan tangan Kazuto yang menggenggam tangannya di dalam saku jaket."(hal.186)

Tokoh disini sangatlah penting bagi jalannya cerita. Tanpa tokoh suatu cerita tidak akan bisa berjalan sampai akhir. Ishida Keiko, Nishimura Kazuto, Kitano Akira, Haruka, Tomoyuki, kakek Osawa, nenek Osawa, Thakemiya Shinzo, Yuri, dan Hirayama Jun merupakan tokoh dalam novel "Winter In Tokyo. Setiap tokoh pasti memiliki karakter atau watak yang berbeda-beda. 

Begitu pula karakter pada tokoh novel "Winter in Tokyo" berikut lebih rincinya mengenai watak masing-masing tokoh. Ishida Keiko merupakan tokoh utama dalam novel ini, ia memiliki sifat yang cerewet, kekanak-kanakan, ingin tahu yang tinggi, ramah, baik, suka cemburu, memiliki imajinasi yang berlebihan, suka cemas. Hal itu sangat lah jelas disampaikan oleh penulis di dalam cerita.

 "Oneesan, aku takut sesuatu yang buruk terjadi padanya." (hal.119)

 Nishimura Kazuto juga termasuk tokoh utama dalam isi ceria novel ini memiliki sifat yang sopan, romantis, baik, ramah,rendah hati, mudah bergaul.  Berikut membuktikan bahwa Kazuto adalah cowok yang romantis.

"Sebelum ia sempat bertanya apa maksud Kazuto, laki-laki itu sudah menggenggam tangan Keiko dan memasukkan tangan mereka ke saku jaket."(hal.185)

Kitano Akira merupakan tokoh sederhana diamana ia hanya memiliki sifat dan watak tertentu saja. Ia memiliki karakter yang pintar, suka menolong, baik, sahabat dari Nishimura Kazuto. Akira memang pintar oleh karena itu ia menjadi dokter.

"Benar, Kitano Sensei adalah salah satu dokter di sini." (hal.52)

Haruka adalah tokoh tambahan, kemunculannya dalam novel ini tidak terlalu dipentingkan. Ia mempunya sifat yang baik, lucu, ramah, penasihat yag baik, sahabat baik keiko, sebagai kakak Tomoyuki, dewasa, suka menolong, suka berfikir positif.

"Jangan berpikir sembarangan," kata Haruka dengan nada riang, berusaha menenangkan Keiko.(hal.109)

Sama seprti Haruka tokoh ini juga merupakan tokoh tambahan. Ia mempunyai sifat yang humoris, baik, ramah, adik dari Haruka. Tomoyuki sangatlah memiliki selera humoris yang tinggi dan itu membuat pembaca gemas.

"Zaman sekarang ini semuanya harus serba langsung...Oniisan harus bergerak cepat sebelum direbut orang lain..." (hal.64)

Kakek Osawa yang merupakan tetangga Keiko ia memiliki karakter humoris, baik, ramah, suami nenek Osawa. Ini sudah sangat jelas digambarkan di isi cerita novel "Winter In Tokyo" bahwa ia suka bercanda meskipun terkadang bercandanya tidak lucu.

"Kakek Osawa pintar bercerita dan selalu berhasil membuat mereka semua terhibur."(hal.63)

Nenek Osawa merupakan tokoh tambahan yang memiliki keterampilan saat ia memasak. Ia memiliki sifat pengertian, baik, istri kakek Osawa, suka menasihati Keiko, Menggoda Keiko.

Nenek Osawa menyela, "Jangan berkata begitu kalau kau sendiri tidak yakin, Keiko-chan."(hal.63)

Takemiya Shinzo sangatlah kaya tetapi ia tidak suka memamerkna harta kekayaannya. Ia tetap dermawan layaknya orang biasa. Ia memiliki sifat yang pengertian, tidak pelit, sabar, paman dari Nishimura Kazuto, suka menggoda Kazuto.

Takemiya Shinzo mengangguk-angguk. "Ah, jadi sekarang masih dalam tahap pengejaran?"(hal.94)

Yuri merupakan tokoh antagonis dalam cerita ini. Ia merebut Kazuto dari Keiko. Ia memiliki watak yang suka cemburu, suka kemewahan, centil, mantan dari Nishimra Kazuto, kekanak-kanakan, posesif.  Hal ini jelas sekali diceritakan di dalam novel bahwa Yuri berwatak jahat.

"Setelah itu tangannya berpindah ke laptop tadi dan menghapus semua foto di folder itu."(hal.141)

Terakhir adalah, Hirayama Jun merupakan tokoh antagonis yang pendendam dan tidak suka menerima kekalahan. Ia memiliki watak yang licik, pendendam, brandal, tidak memiliki rasa takut, tidak memiliki rasa kapok, tidak memiliki belas kasihan.

"Hirayama Jun kembali menyerangnya."(hal.205)

Setelah kita membaca novel "Winter in Tokyo"hingga tamat novel ini memiliki alur campuran. Dimana terdapat bagian cerita yang awalnya menggunakan alur maju lalu tiba-tiba menggunakan alur mundur juga, seperti mengingat kembali apa yang sudah terjadi di masa lalu atau yang biasa disebut flashback.Dapat disebuat memiliki alur campuran adalah karena menggunakan kutipan kalimat seperti "tiga belas tahun yang lalu" dan "keesokan paginya"

"Musim dingin tiga belas tahun yang lalu... Saat itu jam pulang sekolah." (hal.27)

"TOMOYUKI hampir tidak memercayai matanya sewaktu ia melihat Keiko keluar dari apartemen Kazuto keesokan paginya." (hal.47)

Pada novel "Winter In Tokyo" mengusung latar tempat yang lumayan banyak pada novel ini. Novel ini belatar tempat di Tokyo. Bahkan Apartemen Keiko dan Kazuto berletakkan di Tokyo. Sebagai contohnya ketika Kazuto membantu Keiko untuk memasang lampu di apartemen Keiko.

"Lihat? Tinggal diputar begini saja," kata Kazuto sambil menunjukkan cara memasang bola lampu di ruang duduk apartemen Keiko. (hal.42)

Latar tempat selanjutnya adalah Kedai Kafe di Jalan Omotesando, Harajuku. Dapat kita ketahui dari nama jalan pada novel tersebut merupakan nama jalan di Jepang. Pada saat itu menunjukkan bahwa Keiko dan Haruka sedang mengobrol mengenai Kazuto.

"Mereka berdua sedang berada di salah satu kafe di jalan Omotesando, Harajuku." (hal. 25)

Kemudian, Perpustakaan umum di Shinjuku. Shinjuku merupakan nama daerah di Jepang juga. Perpustakaan ini merupakan tempat kerja Ishida Keiko selama ia tinggal di Tokyo.

"Ia bekerja di sebuah perpustakaan umum di Shinjuku..."  (hal.6)

Lalu,Gedung pertunjukan balet swan lake. Gedung ini merupakan saksi bisu antara Keiko dan Kazuto. Mereka menonton pertunjukkan balet swan lake pada malam natal. Disini tidak dijelaskan gedung ini berada di wilayah apa namun didalam cerita masih dalam lingkup Jepang.

"Spanduk besar bergambar sepasang penari balet tergantung di bagian depan gedung, disertai tulisan PERTUNJUKAN BALET SWAN LAKE.  "(hal.93)

 Selanjutnya, Restaurant paman Kazuto, pada malam natal Kazuto kencan di restoran milik paman Kazuto. Namun Kazuto tidak mengasih tau Keiko bahwa itu adalah milik pamannya padahal harga makanan di situ sangatlah mahal. Hal ini juga masih berlatr tempatkan di Jepang. Karena pada novel dijelaskan bahwa restoran itu merupakan restoran terkenal di Tokyo.

"Kau bilang restoran ini dibuat dengan konsep romantis..." desak Keiko. (hal.91)

Dan ada pula di Tempat ice skating, mereka sangatlah mesra di sini. Mereka berdansa di depan umum. Hal ini dapat membuat para pembaca menjadi terbawa perasaan.

"Arena seluncur es itu masih ramai oleh pengunjung..."(hal.94)

Kemudian latar tempat selanjutnya adalah stasiun kereta api bawah tanah. Setelah Keiko dan Kazuto bermain di arena seluncur es, Kazuto pergi mengantar Keiko ke stasiun untuk menuju ke Kyoto.

 "Keretaku akan datang sebentar lagi. Kau tidak perlu menungguku."(hal.100)

Dan yang terakhir kalinya adalah Rumah sakit tempat Keiko dan Akira bertemu ntuk yang kedua kalinya setelah sekian lama tak bertemu.

"Ini juga sedang ke rumah sakit,"(hal.50)

Pembahasan selanjutnya adalah mengenai latar waktu, yaitu masa jalannya sebuah cerita ketika sedang berlangsung. Pada novel ini latar waktu cukuplah panjang yaitu dari awal Desember hingga Februari. Hal ini dapat dibuktikan dari ketika Kazuto kencan bersama dengan Keiko dan itu pada malam natal. Dan setau kita natal terjadi pada Bulan Desember dan ketika Kazuto dan Keiko kencan untuk yang kedua kalinya jatuh tepat pada Hari Valentine. Kita mengetahui bahwa Hari Valentine jatuh pada tanggal 14 Februari.

"KEIKO melirik kalender di meja kerjanya. Tanggal 24 Desember." (hal.80)

 "Bukankah kau pernah memintaku mengajakmu ke restoran favoritmu itu lagi pada Hari Valentine?".(hal.227)

 Kemudian latar suasana, yaitu menggambarkan suasana cerita yang ada pada novel "Winter In Tokyo". Kita biasanya sebagai pembaca terbawa suasan ini ketika kita membaca. Apabila sedih kita akan menangis apabila bahagia kita akan tertawa. Berikut latar suasana pada novel ini adalah gembira, sedih, tegang, ketakutan, dan cemburu.

"Kau apakah langit-langit kamarku?" Ia berhenti sejenak, lalu tersenyum.(hal.66)

"Aku juga ingin menghabiskan Natal di sana. Di sini sepi sekali, tidak ada yang menemaniku..."(hal.85)

"Siapa kalian?" tanya Kazuto kepada orang-orang berpakaian serbahitam itu. (hal.197)

"Anda serius?... Seberapa parah keadaannya?... Saya segera ke sana."(hal.108)

"Napas Keiko tertahan di tenggorokan. Matanya terpaku pada Kazuto yang memeluk Iwamoto Yuri erat-erat dan membelai kepalanya."(hal.144)

Sudut pandang Ilana Tan dalam novel "Winter In Tokyo" menggunakan sudut pandang orang ketiga serba tahu. Pengarang menempatkan dirinya sbagai tokoh cerita sekaligus penciptanya. Dengan menggunakan "Nama tokoh, Dia, dan  Ia".

"Aku bisa menumpang di tempat Haruka Oneesan, tapi kebetulan dia sedang tidak ada di rumah..." (hal.43)

Gaya Bahasa yang digunakan pada novel "Winter In Tokyo" adalah Bahasa Indonesia dan terdapat beberapa kata-kata menggunakan Bahasa Jepang. Meskipun terdapat beberapa kata Bahasa Jepang namun tetap tertera arti kata dalam Bahasa Indonesia.

 "Haruka Oneesan ," (hal.6)

Oneesan adalah panggilan untuk wanita yang lebih tua, kakak.  

Amanat atau pesan moral yang dapat kita ambil dari novel "Winter in Tokyo" ialah Dan selalu ingatlah bahwa jodoh pasti bertemu. Kalau memang sudah jodoh dari Tuhan kita tidak akan bisa menolaknya atau menghindarinya. Pada novel ini menceritakan ketidakbisaan Keiko dalam melupakan cinta pertamanya yang ia pikir Kitano Akira dan ternyata itu salah yang sebenarnya cinta pertamanya adalah Nishimura Kazuto.

Kazuto menatap Keiko sekilas sebelum kembali menatap jalanan di depan. Ia tersenyum. "Karnea akulah anak itu."(hal.229)

Unsur Ekstrinsik

Selain unsur intrinsik, juga terdapat unsur ekstrinsik seperti unsur biografi tentang penulis dan unsur nilai.  Unsur biografi penulis merupakan latar belakang sang penulis. Latar belakang penulis sangatlah berpengaruh terhadap apa yang ia tuliskan ke dalam sebuah novel. Apabila penulis berasal dari keluarga miskin pasti novel yang ia tulis tidak jauh dari kisah-kisah yang dapat menyentuh hati para pembaca.  

Ilana Tan adlah penolis novel 4 musim yaitu "Winter In Tokyo", "Summer In Seoul", "Spring In London", dan "Autumn In Paris". Ilana Tan sendiri di kenal sebagai penulis miterius. Karena yang biasanya 'Tentang Pengarang' yang berda pada belakang noval tidak terdapat biodata penulis sama sekali. Siat penuis yang mistrius ini juga seperti siat Kazuto salah satu tokoh di novel ini yang serba misterius juga. Paman dari Kazuto saja tidak tau dimana ia tinggal ketika di Tokyo.

Takemiya Shinzo mengangkat bahu. "Jangan bertanya padaku. Kau sama sekali tidak pernah memberitahuku di mana kau tinggal..." (hal.116)

Lalu yang dimaksud dengan unsur nilai adalah yang berkaitan dengan sosial, budaya, pendidikan, dan lain-lain. Unsur nilai ini bisa menjadi suatu gaya tarik tersendiri bagi pembaca novel. Dan itu sangat menilai baik atau buruknya suatu novel. Pada novel "Winter In Tokyo" memiliki unsur sosial yaitu untuk saling menghargai satu sama lain. Hal ini sangat jelas ketika Yuri datag lagi ke dalam kehidupan Kazuto padahal sebelumnya Yuri sempat menolak Kazuto.

"Aku sangat senang kau menemaniku pada saat-saat seperti ini. Kau tahu

benar aku sangat menghargaimu."(hal.142 dan 143)

 Memiliki nilai pendidikan saling membantu sesama manusia. Hal ini terbuktikan ketika Kazuto mengalami hilang ingatan para tetangga apartemennya sangatlah ingin membantu Kazuto agar bisa kembali mengingat ingatannya yang hilang.

"orang-orang yang tinggal di gedung ini mungkin bisa membantuku mengingat sesuatu."(hal.142)

 Unsur budaya yang sering dimunculkan pada novel ini adalah budaya Jepang. Dinovel ini lumayan banyak menggunakan kata Jepang namun terdapat pengertian pada bawah sebelah kiri novel.

 "Awalnya kukira di apartemen ini hanya ada futon..." (hal.142)

Futon adalah tempat tidur gaya Jepang

Pada novel "Winter In Tokyo" banyak menggunakan nama tempat, nama tokoh, dan istilah dari Bahasa Jepang, dan kondisi musim di Jepang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun