"Anda serius?... Seberapa parah keadaannya?... Saya segera ke sana."(hal.108)
"Napas Keiko tertahan di tenggorokan. Matanya terpaku pada Kazuto yang memeluk Iwamoto Yuri erat-erat dan membelai kepalanya."(hal.144)
Sudut pandang Ilana Tan dalam novel "Winter In Tokyo" menggunakan sudut pandang orang ketiga serba tahu. Pengarang menempatkan dirinya sbagai tokoh cerita sekaligus penciptanya. Dengan menggunakan "Nama tokoh, Dia, dan  Ia".
"Aku bisa menumpang di tempat Haruka Oneesan, tapi kebetulan dia sedang tidak ada di rumah..." (hal.43)
Gaya Bahasa yang digunakan pada novel "Winter In Tokyo" adalah Bahasa Indonesia dan terdapat beberapa kata-kata menggunakan Bahasa Jepang. Meskipun terdapat beberapa kata Bahasa Jepang namun tetap tertera arti kata dalam Bahasa Indonesia.
 "Haruka Oneesan ," (hal.6)
Oneesan adalah panggilan untuk wanita yang lebih tua, kakak. Â
Amanat atau pesan moral yang dapat kita ambil dari novel "Winter in Tokyo" ialah Dan selalu ingatlah bahwa jodoh pasti bertemu. Kalau memang sudah jodoh dari Tuhan kita tidak akan bisa menolaknya atau menghindarinya. Pada novel ini menceritakan ketidakbisaan Keiko dalam melupakan cinta pertamanya yang ia pikir Kitano Akira dan ternyata itu salah yang sebenarnya cinta pertamanya adalah Nishimura Kazuto.
Kazuto menatap Keiko sekilas sebelum kembali menatap jalanan di depan. Ia tersenyum. "Karnea akulah anak itu."(hal.229)
Unsur Ekstrinsik
Selain unsur intrinsik, juga terdapat unsur ekstrinsik seperti unsur biografi tentang penulis dan unsur nilai. Â Unsur biografi penulis merupakan latar belakang sang penulis. Latar belakang penulis sangatlah berpengaruh terhadap apa yang ia tuliskan ke dalam sebuah novel. Apabila penulis berasal dari keluarga miskin pasti novel yang ia tulis tidak jauh dari kisah-kisah yang dapat menyentuh hati para pembaca. Â