Tiba-tiba cahaya putih itu menghilang, berganti dengan cahaya kekuningan. Windra mengerjapkan mata berulang-ulang. Ia sudah berada di dalam kamarnya dan mendengar banyak suara di kanan dan kirinya.
"Alhamdulillah, Windra bangun, Nak. Ini Ibu. Kamu kenapa? Lihat itu banyak tetangga nunggu kamu sadar. Jangan banyak melamun makanya, Win. Kamu kesurupan, ya, sampai mau bunuh diri?"
Windra tak akan pernah menjawabnya. Cukuplah ini menjadi pengalaman baginya. Ibu tak perlu tahu, ini bukan bebannya. Pertemuan sebentar dengan Tuhan cukup membuatnya sadar, betapa sesungguhnya ia masih berguna di dunia, minimal untuk ibunya.
Â
-selesai-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H