Mohon tunggu...
Ajeng Leodita Anggarani
Ajeng Leodita Anggarani Mohon Tunggu... Administrasi - Mamanya Toby & Orlee

Pekerja yang nggak punya kerjaan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Batal Masuk Surga

29 Agustus 2021   01:55 Diperbarui: 29 Agustus 2021   02:34 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
akuntansi.uma.ac.id

Windra mulai putus asa dan gelap mata, dalam kondisi tertekan dan sendirian terbesit ide gila dalam benaknya untuk bunuh diri.

Windra menyiapkan seutas tali bekas lomba tarik tambang di perayaan 17-an beberapa tahun lalu. Ia memeriksa kondisinya apakah masih bisa dipakai atau tidak. Jangan sampai di tengah-tengah upaya bunuh diri, talinya putus karena sudah rapuh. Sebuah kursi plastik juga disiapkan. Windra menuju ke kebon belakang rumahnya tepat pukul 2 malam saat ibu dan para tetangga tengah bermimpi.

Windra menggantung tali di pohon jambu air. Seketika Windra bergidig, bukan karena melihat penampakan kuntilanak atau sejenisnya, melainkan ia membayangkan ada ulat bulu yang jatuh di tubuhnya sebelum ia benar-benar masuk Surga.

Namun, dengan tekad yang kuat, Windra mengesampingkan semua perasaan yang menganggu. Ia cepat naik ke kursi dan memasukkan kepalanya ke dalam tali tambang yang sudah dibentuk simpul.

"Bismillah, satu ... dua ... ti...,"

Windra merasa sesak, kakinya bergerak-gerak memberontak.. Wajah Ibu, Stephanie, penjaga warnet, berputar dalam pikirannya. Tak berapa lama tubuh Windra sudah tak lagi bergerak. Terkulai lemas dalam posisi tergantung

*

Windra membuka mata, ada cahaya yang begitu menyilaukan matanya. Ia tak bisa melihat siapa di depannya, hanya muncul sebuah suara yang begitu nyaman terdengar di telinga.

"Hai, apa kabar? Lama tidak berkomunikasi, kapan terakhir kali, ya?"

Windra yakin itu suara Tuhan. Ia tidak merasa ketakutan, justru merasa damai luar biasa. "Ternyata bunuh diri itu sakitnya hanya sebentar," batinnya.

"Kenapa kau mendahului catatan takdirmu yang sudah kutulis? Kau belum waktunya sampai ke sini. Masih waiting list. Sabar, nanti ada waktunya kau kubawa pulang. Perlu contekkan tanggal pastinya?"

"Saya sudah tak sanggup hidup lagi, saya dikejar banyak penagih hutang. Saya tidak tahu harus ke mana. Biarkan saya masuk Surgamu, ya, Tuhan,"

"Kata siapa bunuh diri bisa masuk Surga? Jangan suka mengarang cerita. Pulang, kembali ke dunia. Ibumu itu janda, harusnya kau bisa menjaganya. Orang-orang yang sudah menerormu besok bisa kuubah takdirnya. Mereka bisa kuambil nyawanya. Apa  kau mau tetap di sini dan berkumpul dengan mereka? Tadi katanya takut?"

Windra kembali dipenuhi perasaan takut luar biasa. Bayangan wajah-wajah garang dengan mulut setajam silet seketika membuatnya berubah pikiran.

"Tuhan, saya mau kembali ke dunia saja, tapi janji, ya? Mereka akan Kau ambil nyawanya? Sumpah, saya takut bertemu mereka."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun