Beberapa tahun lalu di kantor saya terjadi sebuah issue besar yang menggemparkan hampir 100% karyawan, ditambah lagi dengan bocornya issue tersebut pada klien-klien kami yang berjumlah lebih dari lima puluh perusahaan.
Seorang Manager beristri mengirimkan email kepada pihak HRD bahwa dirinya dan salah seorang Supervisor sudah melakukan nikah siri, namun, sang Supervisor cantik melakukan affair dengan Direktur Utama.
Saya sebut saja di sini mereka sebagai : Aldi (Manager), Susan (Supervisor) dan Agung (Direktur Utama).
Sesungguhnya kabar tidak sedap tentang masalah Aldi ini sudah sampai di telinga HRD saat istri sah-nya melaporkan bahwa sudah beberapa bulan gaji tidak diberikan padanya, hingga sang istri memohon agar gaji Aldi langsung ditransfer ke rekening pribadinya saja.Â
Saat itu sang istri belum mengetahui siapa WIL suaminya. Setelah melalui proses "pemanggilan" sang manager oleh pihak HRD, dan diberikan 2 opsi, dikeluarkan atau membiarkan gaji tersebut ditransfer ke rekening pribadi sang istri, akhirnya Aldi memilih opsi ke-2.
Masalah selesai.
Namun, beberapa bulan kemudian muncul lagi sebuah masalah baru yang ditimbulkan oleh Aldi. Sebagai seseorang yang tengah berada di puncak karier, dan menurut info yang beredar, Aldi akan naik jabatan lagi, sudah barang tentu sosoknya sangat disorot banyak pihak. Jika banyak orang yang ingin menjatuhkan image-nya rasanya adalah hal yang cukup wajar, tapi bagaimana jika yang menjatuhkan image adalah dirinya sendiri?
Cerita berawal dari sini ...
Aldi, memulai pekerjaan di kantor kami sebagai supervisor. Perusahaan kami yang bergerak dalam bidang telekomunikasi membutuhkan sosok seperti Aldi. Kemampuannya dalam hal "solving problem" Â membuat Aldi dilirik dewan pimpinan kantor kemudian dia mendapatkan kesempatan promosi untuk naik jabatan menjadi Manager. And then, He got it!
Sosok Aldi yang tampan, pendiam, dan berkarier sangat cemerlang, membuat seorang Susan yang saat itu menjabat sebagai supervisor baru (pengganti Aldi) memiliki niat untuk mendekatinya. Beberapa kali diperingatkan teman sejawatnya bahwa Aldi sudah menikah tidak membuat Susan mundur teratur. Justru keinginan untuk memiliki Aldi kian besar. Dengan berbagai cara, perempuan yang masih berstatus single itu bisa mendapatkan hati Aldi.
Hubungan mereka berlangsung diam-diam. Acara makan siang di luar tanpa diketahui siapa pun di kantor adalah keahlian terbaru mereka.
Sampai akhirnya sang istri mengetahui kelakuan Aldi, namun sangat sulit baginya melacak siapa perempuan yang mulai masuk ke kehidupan rumah tangganya dan Aldi. Sampai akhirnya uang bulanan pun tak sampai di tangan selama beberapa bulan. Sang istri yang sudah merasa gerah dengan kelakuan Aldi akhirnya melaporkan kepada pihak HRD.
Sesungguhnya, untuk masalah-masalah seperti ini seharusnya tidak perlu sampai masuk ke ranah pekerjaan. Namun berhubung kantor kami bukan kantor yang memilik aturan yang kaku, akhirnya pihak HRD menanggapi keluhan sang istri dan menanyakan apa maunya.Â
Sang istri meminta kebijakan perusahaan untuk mentransfer uang gaji suaminya langsung ke rekening pribadinya. Setelah melalui proses yang panjang akhirnya disetujui, yang pasti sudah melalui pembicaraan dengan Aldi juga.
Keuangan Aldi tidak lagi stabil, namun dia tetap berusaha memenuhi kebutuhan Susan. Mulai dari membayar apartemen yang mereka tinggali bersama hingga segala kebutuhan lain yang Susan inginkan.
Pengorbanan Aldi untuk Susan tak sampai di sana. Ia juga membantu Susan untuk naik jabatan (hubungan mereka masih belum diketahui siapa pun) bahkan hampir 2x. Berbekal rekomendasi dari Aldi, akhirnya Susan bisa duduk di posisi Direktur Keuangan. Hubungan mereka masih tetap terjalin rapi dan rahasia.
Sebagai Direktur Keuangan, Susan memiliki lebih banyak waktu untuk berurusan dengan Agung sebagai Dirut. Komunikasi antara mereka semakin intens.Â
Aldi yang masih stuck di posisi Manager karena skandal ini sama sekali tidak menaruh curiga. Namun, insting laki-lakinya mulai peka saat Susan sering tidak pulang ke apartemen. Aldi mulai ingin tahu apa yang terjadi dengan kekasihnya yang ternyata sudah dinikahi secara siri.
Dari sebuah percakapan yang bisa diakses dari email, beberapa bukti Susan pernah beberapa kali bermalam di hotel, akhirnya diketahui bahwa Susan juga memiiliki affair dengan Agung.
Sebagai seorang yang dikenal Nerd di kampus (kami satu almamater),dan kurang banyaknya pengalaman soal cinta membuat Aldi gelap mata. Ia tak tahu harus menceritakan ke mana perkara besarnya ini, karena hubungannya dengan Susan begitu tertutup.Â
Namun bermodalkan rasa nekad, ia memutuskan untuk mengirimkan "surat cinta" yang berisikan semua perjalanan hubungannya dengan Susan kepada pihak HRD (termasuk pengakuan soal menikah siri), dan email itu pun di loop ke semua personil perusahaan sampai dengan rekanan-rekanan kami.
 Aldi seperti orang kehilangan kewarasan. Namun ia mengaku melakukannya dengan sangat sadar. Aldi begitu kecewa dengan Susan. Ia depresi. Istri yang sudah ia abaikan, anak-anak yang mulai membencinya, dan kini Susan mengkhianatinya.
Sejak email itu beredar, HRD memanggil Aldi dan Susan dimintai penjelasan. Direktur Utama juga diajak bicara namun di waktu terpisah dengan keduanya. Akhirnya diputuskan Aldi dan Susan resmi diberhentikan. Pemberhentian itu bukan hanya karena perselingkuhan mereka, namun karena email dari ladi yang sudah sampai diketahui banyak pihak selaian orang-orang internal perusahaan.
Rekam jejak Susan sebagai "perempuan yang meresahkan" bukan baru ini terjadi. Menurut info dari kawan yang pernah satu kampus dengannya, Susan pernah disebut sebagai piala bergilir di kampusnya. Banyak mahasiswa keren dengan IPK tinggi dijadikan incaran, setelah dapat kemudian ditinggalkan dan mencari mangsa baru lagi. Ternyata perjalanan Susan masih belum selesai. Ia melakukannya lagi di kantor kami.
*
Banyak hal yang bisa dipetik dari kisah Aldi ini. Perselingkuhan sebenarnya bukan hal baru dan tabu lagi di dunia kerja, banyak waktu yang dihabiskan bersama adalah salah satu kunci mudahnya perasaan khusus itu muncul. Ditambah lagi para pelaku membiarkannya tumbuh berkembang tanpa mengingat adanya barrier yang harus benar-benar dipikirkan. Kembali lagi, ini soal seberapa kuat kita mampu mengelola antara hati, nafsu dan ego.
Karier yang baik bisa rusak perkara tak bisa menahan hasrat. Terlalu pendiam pun membuat kita sulit mendapatkan informasi-informasi miring di sekitar kita. Seandainya saja Aldi mau sebentar mencari sedikit informasi tentang Susan barangkali tidak akan terjadi hal-hal memalukan seperti ini. Jika saja saat itu ada teman yang bisa diajak bicara, mungkin Aldi tak akan sampai melakukan kebodohan yang saya harap menjadi kebodohan terakhir dalam hidupnya.
Kini, Aldi pindah keluar kota, kembali bersama anak dan istrinya yang begitu lapang dada. Susan? Sudah menikah dengan seorang laki-laki yang (mungkin) tidak pernah tahu sepak terjangnya, dan Agung sebagai Direktur Utama memutuskan untuk meninggalkan perusahaan kami dan pindah keluar negeri.
Selamat Hari Minggu,
Salam Damai
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H