"Yanna, aku sulit sekali mendapatkan makanan. Tidak semua orang bersikap baik sepertimu. Maaf, ya, tadi sore aku ingin makan isi kotak bekalmu. Aku lapar sekali,"
Yanna masih sedikit merasa takut melihat kucing ini bisa bicara dengan sempurna hingga ia tak bisa mengingat kejadian sore tadi.
"Kenapa tadi kamu tidak mau makan? Jika aku bisa jadi kamu, aku pasti senang, bisa makan semua makanan yang enak," ujar kucing itu lagi.
"Aku ... aku suka susu dan biskuit. Aku tidak suka makan nasi," pungkas Yanna.
"Kamu manusia, nasi itu berguna untukmu. Kamu bisa juga makan roti, kentang, atau gandum. Kamu harus banyak makan. Tubuhmu kurus sekali. Yanna."
"Kamu suka nasi, kentang, dan lain-lain yang kau sebutkan tadi?"
"Nasi bukan kebutuhan kami, kucing lebih membutuhkan protein. Seperti Ikan, ayam, daging. Makanya aku senang sekali malam ini bisa makan ikan. Tuhan memberiku rejeki melaluimu, Yanna."
Yanna terharu mendengar kata-kata si kucing oranye. Ucapan terima kasih terlihat dari tatapan matanya. Kemudian Yanna berpikir ia terlalu sering mengabaikan makanan yang sudah disiapkan Mbak Rum untuknya. Seketika Yanna merasa menyesal karena tidak mau menuruti nasihat Mama, Papa, dan Mbak Rum.
Suara lonceng jam mengejutkan Yanna, sudah pukul 10 malam, Yanna harus segera tidur.
"Besok kalau kau lapar lagi, ke sini saja, ya. Nanti aku kasih makan lagi sampai kau kenyang,"Â Ucap Yanna.
"Baiklah, aku pergi dulu, ya."