"Ah, iya, iya, bu. Apa isinya?" Taka dan Taki bersahutan memaksa ibu untuk segera membuka isi bungkusan itu.
Ayah tertawa melihat kelakuan dua anaknya. Ibu membuka perlahan bungkusan itu. Taka dan Taki terkejut melihat isi di dalam bungkusan. Sebuah sarang busa dengan ribuan berudu di atasnya.
"Itu apa, bu?" Tanya Taki.
"Ini kado Natal buat kalian." Jawab ibu sambil melirik ayah.
"Itu adik-adik kalian. Kemarin ayah dan ibu menyimpannya di lumut-lumut basah dekat danau utara. Musim hujan adalah saat terbaik untuk menambah populasi kita. Karena calon adik-adik kalian membutuhkan tempat yang lembab untu bisa hidup menjadi katak sempurna. Dan hari ini ayah membawanya pulang karena mereka sudah menetas. Untuk bisa seperti kalian, memiliki kaki belakang dan kaki depan, mereka butuh waktu lagi. Bantu ayah dan ibu, ya. Kalian harus menjaga adik-adik kalian ini agar mereka semua bisa hidup dan besar seperti kalian." Jelas ayah.
Sontak Taka dan Taki melompat kegirangan. Mereka akan mendapatkan banyak adik dan nantinya mereka semua akan bermain bersama. Dan itu adalah hal yang sangat menyenangkan.
Taki mendekati kedua orang tuanya. "Ayah, ibu, terima kasih kado Natalnya. Aku tidak akan iri lagi pada manusia. Ibu benar, Tuhan itu adil pada makhluknya."
"Baiklah, kalau begitu biarkan adik-adik kalian tidur dalam sarang ini. Dan kita menikmati hujan di malam Natal ini dengan menari bersama. Setuju?" semua mengangguk, sepakat dengan ibu. Â Â
-------------------------------------Selamat Natal------------------------------------------------