Mohon tunggu...
Ajeng Ayu Wulaningtyas
Ajeng Ayu Wulaningtyas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga - 21107030021

Sedang belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Candi Abang: Candi yang Tidak Nampak Candinya

12 Mei 2022   11:22 Diperbarui: 12 Mei 2022   11:35 518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pulau Jawa sebagai pusat peradaban di Nusantara menyimpan banyak sekali peninggalan-peninggalan sejarah. Salah satunya candi sebagai tempat pemujaan  Dewa-Dewi oleh umat Buddha dan Hindu. 

Namun, candi Hindu tidak hanya difungsikan sebagai tempat pemujaan Dewa-Dewi, melainkan juga digunakan sebagai tempat untuk memuliakan raja atau tokoh tertentu yang sudah wafat, dan tempat mengubur benda-benda peninggalan raja/tokoh. Kita akan menemukan banyak sekali situs candi yang ada di pulau Jawa, khususnya di daerah Jawa Tengah dan Yogyakarta. 

Baik itu situs candi besar seperti Candi Prambanan dan Candi Borobudur. Maupun situs candi-candi kecil.  Seperti yang akan kita bahas kali ini, yaitu Candi Abang. Untuk kamu yang ingin berkunjung ke situs candi bercorak Hindu ini, mari simak penjelasan berikut.

Secara administratif, situs Candi Abang terletak di dusun Blambangan, desa Jogotirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada koordinat UTM 49 X : 0441409 dan Y : 9136606.  Situs Candi Abang ini terletak di atas bukit. 

Penempatan bangunan diatas bukit ini ada hubungannya dengan kepercayaan masyarakat pada saat itu. Yang mana dipercaya bahwa tempat yang tinggi dianggap sebagai tempat yang suci (tempat tinggalnya dewa-dewi).

Candi ini dinamakan Candi Abang karena bahan pembangunan candi ini berasal dari batu batu berwarna merah (dalam Bahasa Jawa, warna merah disebut "Abang"), berbeda dengan bahan bangunan candi lain yang pada umumnya menggunakan batu andesit.

Untuk masuk ke situs Candi Abang ini, tidak dipungut biaya alias gratis. Kita hanya perlu membayar uang parkir untuk kendaraan yang kita titipkan di parkiran yang dikelola oleh warga lokal. Sepeda motor dipatok Rp2000-, sedangkan mobil Rp5000-,.

Akses jalan ke candi Abang memiliki 2 jalur. Jika melalui jalur utama, kamu akan melewati jalan setapak yang kanan kirinya masih berupa hutan, pepohonan, dan semak belukar. Jalur ini cukup mudah dilalui, berbeda jika melalui jalur parkiran barat, yang jalurnya sangat menanjak dan harus berhati-hati karena masih banyak trek yang licin. 

Karena hanya berupa jalur hutan yang dibuka oleh warga. Jalur ini juga melalui pepohonan dan semak belukar. Sangat disarankan melalui jalur utama yang lebih aman dan tidak terlalu menguras tenaga.

Tapi jika kamu mau mendapatkan pengalalaman baru yang menantang dan menarik, kamu bisa melalui jalur parkiran barat. Jika memustuskan melalui jalur ini, tidak disarankan memakai sandal jepit karena dikhawatirkan akan putus di tengah jalan. Maupun menggunakan sepatu yang bagus, karena akan kotor terkena tanah yang becek. Pakailah sepatu yang kuat dan berwarna gelap atau bisa menggunakan sandal gunung.

Jika kamu telah sampai di atas bukit situs Candi Abang ini, jangan kaget. Karena kamu hanya akan menemukan sebuah bukit kecil yang tingginya 6 meter dengan diameter 40 meter. Kamu tidak akan menemukan bangunan candi seperti pada umumnya.  

Bangunan Candi Abang sendiri sekarang hanya tinggal gundukan tanah yang ditumbuhi rumput dengan cekungan dibagian puncaknya. Namun, kamu masih bisa melihat sedikit sisa-sisa bangunan candi yang berupa batu bata merah di dalam gundukan tanah itu maupun batu bata merah yang tersusun disekitar gundukan tanah.

Saat musim penghujan, rumput yang tumbuh di gundukan tanah akan menghijau sehingga akan terlihat seperti bukit kecil hijau yang cantik. Cocok untuk dijadikan spot foto yang instagramable. Sedangkan ketika kemarau, rumput akan menguning dan kemerah-merahan.

 Beberapa orang juga menyebutkan alasan inilah yang mendukung candi ini disebut Candi Abang. Disarankan datang ketika rumput-rumput di bukit kecil itu sedang hijau-hijaunya, karena lebih cantik dan segar dipandang mata.

Di sisi selatan situs Candi Abang terdapat batu andesit berbentuk Padma (bunga Teratai) persegi delapan, dalam kondisi pecah terbagi dua. Batu ini kemungkinan adalah sebuah lapik (dudukan atau lingga) arca. Tinggalan purbakala lain di Kawasan situs Candi Abang adalah Gua Sentono dan Gua Jepang.

Data mengenai situs candi abang tidak banyak diketahui, catatan tertua mengenai Candi Abang terdapat pada laporan ROD (Raport OudheidkundigeDients) tahun 1915. Dalam ROD 1915 disebutkan bahwa di Candi Abang pernah ditemukan lingga dan arca Buddha. 

Lingga adalah lambang Dewa Siwa, salah satu dari tiga dewa tertinggi dalam agama Hindu.

Data arkeologis lain diperoleh dari hasil testpit (ekskavasi), yang mengungkapkan bahwa Candi Abang terdiri dari satu bangunan, dengan satu halaman yang diperkirakan berukuran Panjang 65 meter dan lebar 64 meter.

Dari puncak bukit kecil Candi Abang, kamu bisa melihat pemandangan sekitar. Rumah-rumah warga maupun sawah yang terbentang luas. Kamu juga bisa berfoto dari atas puncak bukit. Datanglah ke situs Candi Abang pada pagi atau sore hari. 

Mengingat letak situs candi yang berada di atas bukit, yang tentunya jika siang terik matahari akan terasa panas. Kamu juga bisa datang sebelum matahari terbit atau tenggelam, karena pastinya sunrise dan sunset akan terlihat jelas dari atas bukit ini.

Di area situs Candi Abang, kamu tidak akan menemukan pedagang yang menjajakan minuman dingin maupun cemilan seperti tempat wisata pada umumnya. Sehingga, jangan lupa untuk membawa minuman sendiri. Dan pastikan, kamu tidak meninggalkan sampah sekecil apapun di area situs Candi Abang ini.

Meskipun masih banyak yang belum diketahui tentang sejarah dibangunnya Candi Abang. Tidak ada salahnya memasukkan Candi ini ke dalam list jadwal liburanmu! Kapan lagi bisa melihat Candi yang tidak nampak candinya, bukan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun