Mohon tunggu...
Ajeng Ayu Wulaningtyas
Ajeng Ayu Wulaningtyas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga - 21107030021

Sedang belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Candi Abang: Candi yang Tidak Nampak Candinya

12 Mei 2022   11:22 Diperbarui: 12 Mei 2022   11:35 518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika kamu telah sampai di atas bukit situs Candi Abang ini, jangan kaget. Karena kamu hanya akan menemukan sebuah bukit kecil yang tingginya 6 meter dengan diameter 40 meter. Kamu tidak akan menemukan bangunan candi seperti pada umumnya.  

Bangunan Candi Abang sendiri sekarang hanya tinggal gundukan tanah yang ditumbuhi rumput dengan cekungan dibagian puncaknya. Namun, kamu masih bisa melihat sedikit sisa-sisa bangunan candi yang berupa batu bata merah di dalam gundukan tanah itu maupun batu bata merah yang tersusun disekitar gundukan tanah.

Saat musim penghujan, rumput yang tumbuh di gundukan tanah akan menghijau sehingga akan terlihat seperti bukit kecil hijau yang cantik. Cocok untuk dijadikan spot foto yang instagramable. Sedangkan ketika kemarau, rumput akan menguning dan kemerah-merahan.

 Beberapa orang juga menyebutkan alasan inilah yang mendukung candi ini disebut Candi Abang. Disarankan datang ketika rumput-rumput di bukit kecil itu sedang hijau-hijaunya, karena lebih cantik dan segar dipandang mata.

Di sisi selatan situs Candi Abang terdapat batu andesit berbentuk Padma (bunga Teratai) persegi delapan, dalam kondisi pecah terbagi dua. Batu ini kemungkinan adalah sebuah lapik (dudukan atau lingga) arca. Tinggalan purbakala lain di Kawasan situs Candi Abang adalah Gua Sentono dan Gua Jepang.

Data mengenai situs candi abang tidak banyak diketahui, catatan tertua mengenai Candi Abang terdapat pada laporan ROD (Raport OudheidkundigeDients) tahun 1915. Dalam ROD 1915 disebutkan bahwa di Candi Abang pernah ditemukan lingga dan arca Buddha. 

Lingga adalah lambang Dewa Siwa, salah satu dari tiga dewa tertinggi dalam agama Hindu.

Data arkeologis lain diperoleh dari hasil testpit (ekskavasi), yang mengungkapkan bahwa Candi Abang terdiri dari satu bangunan, dengan satu halaman yang diperkirakan berukuran Panjang 65 meter dan lebar 64 meter.

Dari puncak bukit kecil Candi Abang, kamu bisa melihat pemandangan sekitar. Rumah-rumah warga maupun sawah yang terbentang luas. Kamu juga bisa berfoto dari atas puncak bukit. Datanglah ke situs Candi Abang pada pagi atau sore hari. 

Mengingat letak situs candi yang berada di atas bukit, yang tentunya jika siang terik matahari akan terasa panas. Kamu juga bisa datang sebelum matahari terbit atau tenggelam, karena pastinya sunrise dan sunset akan terlihat jelas dari atas bukit ini.

Di area situs Candi Abang, kamu tidak akan menemukan pedagang yang menjajakan minuman dingin maupun cemilan seperti tempat wisata pada umumnya. Sehingga, jangan lupa untuk membawa minuman sendiri. Dan pastikan, kamu tidak meninggalkan sampah sekecil apapun di area situs Candi Abang ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun