Mohon tunggu...
Ajeng DwiayuSaputri
Ajeng DwiayuSaputri Mohon Tunggu... Lainnya - SMAN 1 PADALARANG

XII MIPA 3

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Kebudayaan Daerah Jawa Barat

2 Maret 2021   20:32 Diperbarui: 2 Maret 2021   21:20 3492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Jawa Barat merupakan salah satu provinsi, yang terletak dibagian barat pulau Jawa. Mayoritas penduduk Jawa Barat merupakan suku Sunda. Memiliki wilayah yang luas 35.377,76 + AKA-km dan dihuni oleh kurang lebih 48.683.861 jiwa, provinsi Jawa Barat memiliki sejumlah seni dan tradisi yang menarik untuk diamati.

Jawa Barat terletak di Pulau Jawa bagian barat berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta dan Provinsi Banten di bagian Barat serta Provinsi Jawa Tengah di bagian timur. Ibukota Provinsi Jawa Barat adalah Bandung. Setiap daerah di Indonesia memiliki kebudayaan yang menjadi ciri khasnya masing-masing, begitupula Provinsi Jawa Barat ini. Provinsi Jawa Barat memiliki beragam kesenian dan kebudayaan yang cukup banyak jumlahnya.

A. Bahasa Daerah Jawa Barat
Penduduk asli Provinsi Jawa Barat adalah suku Sunda dan Cirebon, sehingga bahasa sehari-hari yang mereka gunakan adalah bahasa Sunda dan Cerbon. Tiap-tiap bahasa ini digunakan oleh penduduk di daerah Priangan, Cirebon, dan daerah-daerah lainnya. Dalam bahasa Sunda dikenal istilah undak-usuk-basa, yaitu pemakaian bahasan sesuai dengan tingkat sosial pemakai bahasa dalam masyarakat, seperti istilah bahasa yang dianggap kasar, sedang lemes, cohag atau kasar pisan, dan luhur atau lemes pisan. 

Dalam bahasa Sunda juga dikenal beberapa dialek. Dialek adalah cara pengucapan kata-kata yang khas di suatu daerah atau kelompok masyarakat (istilah lainnya logat atau aksen). Ada dialek Priangan, Bogor (Karawang), dan Cirebon. Setiap dialek memiliki karakter khas sendiri-sendiri

B. Rumah Tradisional Daerah Jawa Barat
Pada umumnya rumah adat masyarakat Sunda asli berbentuk panggung (imah panggung). Rumah adat sunda berbentuk segi empat agak memanjang, dengan lantai rumah yang terbuat dari palupuh. Dinding rumah adat terbuat dari bilik, yaitu anyaman bambu dengan pola kepang atau sasag. Kerangka rumahnya terbuat dari kayu, dengan penyangga tiang dari batu yang dinamakan tatapakan. Atap rumah terbuat dari ijuk atau daun rumbia.

Ada beberapa jenis nama rumah adat Sunda, antara lain Suhunan Japang (Tasikmalaya), Jogo Anjing, Suhunan Jure (Sumedang), Suhunan Ngupuk, Limasan (Majalengka), Panjalin (Majalengka), Lengkong (Kuningan), dan Citalang (Purwakarta).

C. Pakaian Tradisional Daerah Jawa Barat
Pakaian adat daerah Jawa Barat dapat dikelompokkan menjadi dua. Ada pakaian adat gaya Priangan dan ada juga pakaian adat gaya Cirebon. Pakaian adat Priangan dan Cirebon memiliki beberapa persamaan dan perbedaan, antara lain sebagai berikut.

1. Pakaian Adat Jawa Barat Perempuan
Perempuan Priangan mengenakan kebaya surawe, sedangkan kaum perempuan Cirebon mengenakan baju sorong atau baju kurung.
Kaum perempuan Priangan dan Cirebon mengenakan kain batik yang dililitkan di bagian bawah badan, dari pinggang hingga pergelangan kaki.
Kaum perempuan Priangan dan Cirebon dari golongan rakyat mengenakan perlengkapan pakaian berupa gelang emas atau perak, gelang bahar, suweng pelenis emas atau perak, ali meneng, dan sandal, selop, atau kelom. Sedangkan kaum wanita bangsawan Priangan dan Cirebon mengenakan perlengkapan pakaian berupa kalung emas, gelang emas, giwang emas, serta selop dengan hiasan manik-manik di bagian ujungnya.

2. Pakaian Adat Jawa Barat Laki-Laki
Kaum laki-laki biasa Priangan dan Cirebon mengenakan kain sarung poleng atau polekat yang dikerudungkan dan diikatkan atau dililitkan pada pinggang.
Kaum laki-laki Priangan dan Cirebon mengenakan celana komprang yang berhiaskan pasmen.
Kaum laki-laki Priangan dan Cirebon mengenakan iket sebagai penutup kepala.
Kaum laki-laki rakyat biasa Priangan dan Cirebon mengenakan perlengkapan pakaian berupa cincin emas, rantai emas atau perak dengan liontin dari kuku harimau sebagai hiasan jas pada bagian dada, dan sepatu atau selop.

D. Kesenian Tradisional Daerah Jawa Barat
Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu daerah di Indonesia yang kaya akan seni dan budaya. Sesuai dengan semboyan masyarakat sunda, yakni "Someah hade ka semah". Yang berarti sikap ramah tamah terhadap tamu atau pendatang. Maka heran, suku Sunda dikenal dengan keramahannya.
Selain itu, Jawa Barat juga memiliki sejumlah kesenian yang sangat menarik untuk dibahas. Dan berikut adalah beberapa Kesenian khas Jawa Barat.

-Wayang Golek
Wayang golek, salah satu kesenian khas Jawa BaratWayang golek merupakan salah satu kesenian paling populer di tanah Sunda. Pagelaran wayang golek, selalu menjadi hiburan yang paling dinanti. Wayang golek sendiri adalah kesenian, berupa boneka kayu dan dimainkan oleh dalang.
Cerita dari wayang golek, sebagian besar merupakan adaptasi dari kisah Mahabarata dan Ramayana.
Wayang golek hampir terkenal di seluruh penjuru provinsi Jawa Barat. Dari mulai Cirebon yang berada di ujung timur, hingga Banten yang berada di ujung barat.

-Jaipong
Jaipong, kesenian khas Jawa Barat (sumber foto: GoodNewsfrom Indonesia )
Pagelaran wayang golek, biasanya diselingi dengan pentas tari Jaipong. Tari Jaipong sendiri merupakan kesenian khas Jawa Barat, yang menggabungkan beberapa gerakan seperti tari ronggeng, ketuk tilu, dan pencak silat. Tari Jaipong dikenal memiliki gerakan yang energik, dan humoris.
D mengutip dari sebuah sumber, tari Jaipong sendiri berasal dari kota Bandung, dan diciptakan oleh seorang seniman berdarah Sunda.

-Tari Merak
Tari Merak, kesenian khas Jawa Barat (sumber foto: Romadecade.org )
Selain tari Jaipong, kesenian khas Jawa Barat lainya adalah Tari Merak. Sesuai namanya, tari ini terinspirasi dari tingkah laku burung merak. Tari merak sendiri pertama kali diciptakan oleh R. Tjetje Somantri, dan biasanya dipentaskan oleh tiga penari atau lebih. Kostum dan gerakan tari merak, isyarat gerakan merak yang sedang menarik perhatian lawan jenisnya.

-Sisingaan
Kesenian Jawa Barat Sisingaan (sumber foto: jelajahnusae.com )
Sisingaan biasanya dipentaskan sebagai hiburan di acara khitanan. Namun ternyata, kesenian yang berasal dari Subang ini memiliki nilai filosofis yang tinggi. Sisingaan dijadikan lambang perlawanan pribumi, terhadap VOC.
Pentas Sisingaan, biasanya terdiri dari 8 orang pengusung, 2 sisingaan, pengunggang sisingaan, pengiring musik, dan juruh kawih.
Delapan orang pengusung sisingaan, melambangkan rakyat yang tertindas. Sedangkan singa, melambangkan VOC dan penjajah. Penunggang singa biasanya anak-anak, melambangkan generasi muda yang harus mengusir dan menunggangi penjajah.

-Angklung
Angklung, alat musik Jawa Barat
Angklung adalah alat musik khas Jawa Barat, yang terbuat dari bambu. Angklung dimainkan dengan cara digoyangkan. Benturan antar pipa bambu, menghasilkan bunyi dengan nada yang indah.
Untuk membuat angklung, biasanya menggunakan bambu hitam (awi wulung) dan bambu ater (awi temen). Salah satu fungsi angklung adalah sebagai pemompa semangat, saat berada di medan pertempuran. Maka heran, dahulu Belanda larangan penggunaan angklung.

-Calung
Calung, alat musik Jawa Barat
Hampir mirip seperti angklung, calung juga merupakan alat musik yang terbuat dari bambu. Bedanya, calung ditabuh dengan cara dipukul. Calung sendiri menghasilkan nada pentatonik.
Bahan utama calung, biasanya berupa bambu hitam (awi wulung) atau bambu ater (awi temen).

-Tutunggulan
Tatunggulan, kesenian unik dari Jawa Barat (sumber foto: AntaraNews)
Kesenian khas Jawa Barat selanjutnya adalah tutunggulan. Tutunggulan sendiri merupakan bunyi-bunyian, yang berasal dari tabuhan lesung dan alu. Dengan memukul dibagian tertentu, biasanya akan menciptakan bunyi yang salah. Dengan ritem dan irama yang tepat, bisa menghasilkan bunyi yang ditambah dan ramai.
Biasanya kesenian Tutunggulan dimainkan oleh wanita, dan diiringi kawih-kawih yang dinyanyikan pemainnya. Sebenarnya, masih banyak kesenian Jawa Barat lainya yang menarik untuk dibahas. Namun tidak dapat saya tulis semua, mengingat yang sangat banyak.

Yang terpenting adalah, tugas kita secara bersama untuk menjaga dan melestarikan kesenian yang ada

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun