Mohon tunggu...
AJENG RIZKYAPUTRI
AJENG RIZKYAPUTRI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Sarjana psikologi universitas Al-Azhar Indonesia

Nama saya Ajeng Rizkya Putri, seorang mahasiswi semester 3 di jurusan Psikologi Universitas Al Azhar Indonesia. Selain mengejar ilmu tentang pikiran dan perilaku manusia, saya menemukan kebahagiaan dalam menulis puisi. Lewat kata-kata, saya mengekspresikan perasaan terdalam dan merenungi kompleksitas kehidupan. Puisi bagi saya adalah jalan untuk menghubungkan jiwa dengan dunia.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memahami Perselingkuhan melalui Lensa Behaviorisme

19 Juli 2024   22:07 Diperbarui: 19 Juli 2024   22:15 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam dunia yang terus berkembang, hubungan antarmanusia jadi salah satu topik paling menarik buat dipelajari. Pas ngomongin soal hubungan, biasanya yang kepikiran adalah kepercayaan, kasih sayang, dan komitmen. Tapi, di balik kisah cinta yang indah, ada juga cerita yang rumit dan menyakitkan, seperti perselingkuhan.

Perselingkuhan

Perselingkuhan, yang melibatkan seseorang dengan orang lain selain pasangannya, sering kali bikin dinamika percintaan jadi lebih rumit. Meski setiap hubungan biasanya dipenuhi harapan positif, kenyataannya sering kali penuh tantangan, termasuk perselingkuhan. Perselingkuhan ini mencerminkan ketidakstabilan dan ketidakpuasan dalam hubungan. Ketika seseorang tergoda mencari kepuasan emosional atau fisik di luar hubungan, kepercayaan jadi rusak dan mencerminkan dinamika yang kompleks dalam hubungan.

Penelitian Fincham dan May (2017) menunjukkan bahwa perselingkuhan dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti ketidaksetiaan internal dan kepercayaan yang rusak. Orang yang merasa nggak puas atau terluka mungkin mencari pelarian dari orang lain sebagai respons terhadap konflik atau ketidakpuasan. Perselingkuhan bukan cuma masalah pribadi, tapi hasil dari interaksi faktor personal, interpersonal, dan lingkungan. Memahami dinamika ini bisa membantu mengembangkan strategi buat mencegah atau mengatasi perselingkuhan.

Pandangan Behaviorisme dalam Perselingkuhan

Behaviorisme, yang fokus pada perilaku yang bisa diamati dan pengaruh lingkungan, ngasih wawasan penting soal perselingkuhan. Dalam behaviorisme, perilaku manusia adalah respons terhadap stimulus lingkungan. Jadi, perselingkuhan bisa dipahami sebagai hasil dari interaksi individu dan lingkungannya, yang diperkuat oleh hasil yang diinginkan

Behaviorisme menekankan bahwa perilaku manusia bisa diprediksi dan diubah lewat pengaturan stimulus dan respons. Misalnya, kalau seseorang merasa kurang dihargai dalam hubungan, mereka mungkin mencari penguatan positif dari luar. Konsep pengaturan stimulus dan penguatan sangat relevan buat memahami perselingkuhan. Perilaku setia bisa diperkuat dengan penghargaan konsisten dari pasangan, sementara kurangnya perhatian bisa bikin seseorang mencari penguatan dari sumber lain.

Ilustrasi Kasus Perselingkuhan

GELORA.CO - Sosok Fenny Frans sangat dikenal oleh warga Kota Makassar

Baru-baru ini, netizen dihebohkan dengan berita perselingkuhan dalam rumah tangga Fenny Frans, seorang pengusaha skincare terkenal asal Makassar. Suaminya diduga selingkuh dengan asisten rumah tangga (ART) mereka. Kasus ini mencuat ke publik setelah sejumlah bukti dan pernyataan dari Fenny tersebar di media sosial, mengungkapkan bahwa hubungan gelap itu sudah berlangsung lama dan melibatkan uang yang cukup besar. Perselingkuhan ini nggak cuma mengguncang keluarga Fenny, tapi juga menarik perhatian luas karena melibatkan isu kepercayaan, pengkhianatan, dan dinamika kekuasaan dalam rumah tangga.

Analisis Behaviorisme

Behaviorisme adalah aliran psikologi yang fokus pada perilaku yang bisa diamati dan bagaimana lingkungan eksternal memengaruhinya. Teori ini, dikembangkan oleh tokoh-tokoh seperti John B. Watson, Ivan Pavlov, dan B.F. Skinner, bisa ngasih wawasan penting dalam memahami perilaku perselingkuhan suami Fenny.

* Stimulus dan Respons

Stimulus Eksternal: Suami Fenny mungkin menghadapi stimulus eksternal berupa kurangnya perhatian atau kasih sayang dalam rumah tangga. Ketidakpuasan emosional dan fisik dalam hubungan pernikahan bisa jadi stimulus kuat yang memicu perilaku mencari kepuasan dari sumber lain.

Respons: Perselingkuhan dengan ART bisa dilihat sebagai respons terhadap stimulus ini. Suami mencari penguatan positif (perhatian dan kasih sayang) dari ART, yang nggak dia dapatkan dalam hubungan pernikahannya.

* Penguatan (Reinforcement)

Penguatan Positif: Setiap kali suami mendapatkan perhatian atau kepuasan dari ART, perilaku perselingkuhannya diperkuat. Misalnya, kalau suami merasa lebih dihargai atau dicintai oleh ART, ini jadi penguatan positif yang mendorong dia buat melanjutkan perilaku tersebut.

Penguatan Negatif: Menghindari konflik atau ketidakpuasan dalam hubungan resmi juga bisa jadi bentuk penguatan negatif. Dengan menjalin hubungan dengan ART, suami mungkin merasa bisa menghindari ketegangan atau rasa nggak puas yang ada di rumah.

* Pengaturan Stimulus dan Perilaku

Reward dan Hukuman: Dalam behaviorisme, reward (penguatan positif) dan hukuman adalah alat utama buat membentuk perilaku. Dalam kasus ini, reward bisa berupa perhatian dan interaksi positif dari ART, sementara hukuman bisa berupa konflik atau pengabaian dalam rumah tangga. Kurangnya reward dalam bentuk perhatian atau kasih sayang dalam hubungan resmi bisa mendorong individu buat mencari reward dari sumber lain.

Pola Perilaku: Perilaku perselingkuhan bisa jadi pola yang terbentuk lewat interaksi yang berulang. Kalau setiap interaksi dengan ART ngasih penguatan positif, suami akan cenderung mengulangi perilaku tersebut.

Teori Operant Conditioning

Skinner's Operant Conditioning: B.F. Skinner mengatakan bahwa perilaku yang diikuti oleh konsekuensi menguntungkan akan diperkuat dan lebih mungkin diulang. Dalam kasus ini, suami Fenny mungkin telah mengalami penguatan positif dari ART, seperti perhatian dan kasih sayang, yang membuatnya terus terlibat dalam perselingkuhan.
Penguatan dan Hukuman: Skinner juga mengajarkan bahwa penguatan bisa bersifat positif (reward) atau negatif (menghilangkan sesuatu yang nggak diinginkan). Suami Fenny mungkin merasakan penguatan positif lewat interaksi dengan ART dan penguatan negatif dengan menghindari ketidakpuasan di rumah.

Dari sudut pandang behaviorisme, perselingkuhan bisa dipahami sebagai respons terhadap lingkungan yang nggak memuaskan dalam hubungan. Untuk mencegah perselingkuhan, penting untuk memberi perhatian, kasih sayang, dan penghargaan secara konsisten kepada pasangan. Komunikasi yang terbuka dan jujur juga perlu dijaga, supaya pasangan merasa didengar dan dihargai. Selain itu, ciptakan lingkungan yang mendukung hubungan sehat dan hindari situasi yang bisa memicu godaan. Jika muncul konflik atau ketidakpuasan, segera atasi dengan teknik resolusi konflik yang efektif. Memberikan reward atas perilaku positif dalam hubungan, seperti pujian atau hadiah kecil, juga bisa memperkuat perilaku setia. Mengikuti konseling atau terapi bisa membantu pasangan memahami dan mengatasi masalah dalam hubungan mereka. Latihan pengawasan diri untuk mengenali situasi yang berpotensi memicu perselingkuhan dan mengembangkan strategi untuk mengatasinya juga sangat penting. Dengan memahami dan menerapkan prinsip-prinsip behaviorisme, pasangan bisa mengembangkan hubungan yang lebih kuat dan memuaskan.

References

Tribun Banjarmasin. (2024, Mei 18). Kronologi perselingkuhan suami Fenny Frans, bos skincare Makassar dengan ART, uang Rp 700 juta raib.

Fincham, F. D., & May, R. W. (2017). Perselingkuhan: Faktor kepribadian dan psikologis yang memengaruhi.

Johnson, M., & Thompson, L. (2023). Infidelity in the context of behaviorism. Journal of Behavioral Studies, 12(4), 67-89

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun