Mohon tunggu...
Ajeng DyahKusumasari
Ajeng DyahKusumasari Mohon Tunggu... Freelancer - Stay at home mom

mencintai buku, membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Drama Sekolah Online

31 Mei 2022   11:00 Diperbarui: 31 Mei 2022   11:10 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rony seorang remaja 14 tahun, berpakaian rapi, bersiap mengikuti sekolah online. Dirinya tampak kesal karena jaringan di rumahnya sepertinya sedang bermasalah. Ia hanya bisa menatap layar di laptopnya sambil mendendangkan lagu Pesan terakhir yang lagi trending secara asal-asalan.

Bosan sekolah online

Sepi sendiri tak ada teman

Belajar sendiri di depan layar

Kerjain tugas terus-terusan

Ku kan menghilang menutup layar

Tak terlihat sehelai rambut pun

Tapi dimana nanti emak datang

Aku takut ku buka layar

Di seberang kediaman Rony, Raka sedang santai menikmati sarapannya. Ia menutup layar pada aplikasi zoom yang sudah terhubung se-dari tadi. Di sampingnya nampak perempuan yang tak berhenti mengomel. Perempuan yang tak lain adalah ibunya itu meminta agar segera menyelesaikan sarapan dan focus dengan sekolah onlinenya.

Sementara itu, Bu Mirna seorang guru yang sibuk menghitung murid di layar zoomnya dan membandingkan dengan daftar nama murid yang ia miliki. Ia bingung jumlah di zoomnya cuman 7 orang padahal di daftar presensi harusnya 10 orang. Ia mengambil Hpnya dan mengetikkan pesan pada aplikasi whatsaap group orang tua murid. "Yuk, yang belum bergabung segera bergabung!"

Kezia yang melihat sekolah onlinenya mulai tak sabar. Ia bertanya pada Bu Mirna, Bu kapan sih kita sekolah lagi? Aku pengen ketemu teman-teman? Nggak enak nih sekolah online? 

Beda lagi dengan kelakuan Ronald yang sedari tadi sibuk memainkan virtual background dan filter yang mengundang gelak tawa tawa teman-temannya. Belum lagi dengan drama para mahmud (mamah muda) dengan anak usia TK nya yang masih memerlukan pendampingan saat sekolah online.

Hal-hal yang diceritakan di atas hanyalah segelintir drama yang mewarnai sekolah online yang dialami oleh murid maupun para pendamping. Kalau kamu? Apa kisah dramamu dengan sekolah oline?

Apa pun itu suatu saat pasti bisa dijadikan sebuah cerita saat masa melepas masker datang. Tak terasa sekolah online sudah berjalan kurang lebih 3 tahun. Bertahun-tahun kita bersekolah dengan saling menjaga jarak. Tak ada lagi mobil jemputan sekolah yang datang. Tak ada lagi nongkrong bersama teman di kantin. Sungguh rindu suasana bersekolah, rindu suara bel sekolah yang memanggil untuk masuk ke kelas.

Kita bersyukur sudah ada PTMT (Pembelajaran Tatap Muka Terbatas) yang walaupun rasanya tak sama dengan sekolah pada umumnya tapi cukup mengobati kerinduan akan sekolah. Saat ini memang pilihan sekolah online dikombinasikan dengan PTMT adalah langkah bijaksana mengingat bumi sedang tidak baik-baik saja bahkan belakangan ini muncul varian baru corona yaitu omicron.

Varian baru corona Omicron disebut lebih menular 500 persen daripada virus corona aslinya, SARS-Cov-2, yang pertama kali ditemukan di Wuhan, China, pada 2019 lalu. Hal itu disampaikan Eidemiolog dari Griffifth University Australia, Dicky Budiman, kepada Kompas.com, Sabtu (27/11/2021). 

Tingkat penularan varian omicron adalah 400 kali lebih cepat dibandingkan varian delta. Tentu kita masih ingat beberapa bulan yang lalu varian delta saja yang "hanya" 100 persen tingkat penularannya bisa membuat kasus corona melonjak pesat, lalu bagaimana dengan varian omicron ini yang penularannya 400 persen dari delta dan 500 persen dari covid asli. 

Oleh karena itu, yang bosan sekolah online..tahan dulu ya! Tingkatkan lagi level up kesabarannya! Karena mau nggak mau, suka tidak suka kita masih harus menjalankan sekolah online.

Ada beberapa tips buat kamu biar nggak gampang bosan saat sekolah online.

1. Pilih tempat yang nyaman

Pilihlah sudut ternyaman dalam rumahmu yang bisa kamu gunakan untuk ruang sekolahmu. Warnailah dinding dengan warna favoritmu. Hiasilah dengan gambar tokoh favorit dan juga quote-quote yang memotivasi. 

Carilah tempat duduk yang memiliki sandaran agar mampu menopang tubuhmu saat kelelahan. Susunlah buku-bukumu dengan rapi beserta alat-alat tulis lainnya. Jauhkan benda-benda yang sekiranya akan merusak konsentrasimu dalam belajar. Pastikan ruang belajarmu memiliki pencahayaan yang cukup.

2. Miliki Jadwal Rutin Walaupun Tidak Bersekolah

Jadwal rutin sangat penting kita mililki walaupun sedang tidak sekolah. Hal ini sangat membantu kita agar kita tidak terjebak pada rutinitas yang membosankan. 

Jadwal juga akan memandu kita untuk hidup teratur dan tetap memiliki habit sekolah. Sehingga nantinya ketika harus bersekolah lagi kita tidak akan kaget karena sudah memiliki kebiasaan seperti sekolah. Kapan harus bangun pagi? Kapan harus belajar? Kapan harus bermain? Dan sebagainya.

3. Siapkan camilan bila diperlukan

Camilan diperlukan jika sewaktu-waktu kamu membutuhkannya. Misal tiba-tiba mengantuk kamu bisa mengambil sebagian untuk mengganjal ngantuk. Camilan juga bisa digunakan sebagai reward missal kamu bisa menyelesaikan satu kali sesi zoom dengan penuh semangat maka kamu mendapatkan camilan yang kamu sukai.

4. Pastikan koneksi internet lancar

Koneksi internet memegang peranan penting saat -- saat seperti ini. Kita bisa terkoneksi dengan banyak orang dengan mengandalkan berbagai aplikasi yang hanya bisa diakses dengan internet. 

Jika diperlukan kamu bisa melakukan survei sederhana terkait jaringan apa di rumahmu yang paling kuat signalnya. Tak hanya yang paling kuat secara signal bisa juga cari provider dengan harga yang terjangkau.

Semoga apa yang telah diuraikan di atas dapat kita renungkan bersama bahwasanya saat ini hampir semua orang gelagapan dengan sistem sekolah online. Namun, sudahi mengeluh yang tidak ada gunanya, lebih baik kita segera beradaptasi. 

Bisa jadi setelah pandemi berakhir sistem sekolah online akan tetap dipertahankan setidaknya seperti aplikasi ruang guru yang mempelopori lahirnya berbagai platform pendidikan digital yang mana memungkinkan kita belajar dan berkomunikasi tak terbatas lintas negara maupun lintas budaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun