“Ibu Lastri tidak ingat-ingat apa-apa tentang kejadian tabrakan itu?” Dokter di depanku berkata pelan dan tiba-tiba kejadian tabrakan Liam teringat kembali. Aku dan Joko Sopirku di depan kemudi. Liam di jok belakang. Liam tengah tertidur ketika aku mengecup pipi Joko dan sebuah mobil truck menghantam mobil kami.
“Bagaimana Liam? Bagaimana Joko?” Kataku histeris.
“Kasih dia suntikan penenang, Sus!” Sayup-sayup terdengar suara dokter.
“Kasihan yah padahal dulu beliau psikiater hebat setelah kematian selingkuhannya yang juga sopirnya dan anak laki-laki satu-satunnya dia jadi begini.” Terdengar sayup-sayup suara lainnya sebelum semuanya menjadi hilang.
Begitu terbangun Joko sopirku tiba-tiba ada di dekatku.
“Selamat pagi, Sayangg! Aku sudah mengantar Bapak ke kantor dan Den Liam ke sekolah. Sebelum praktik kamu mau dilayani?” Katanya nakal meraihku dalam pelukannya.
TAMAT
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H