Mohon tunggu...
Aisyah Supernova
Aisyah Supernova Mohon Tunggu... Konsultan - man purposes God disposes - ssu

Muslimah | Your Future Sociopreneur ! | Islamic Economic Science Bachelor | Islamic World, Innovation, Technology and Entrepreneurship Enthusiast | Sharing, Writing and Caring Addict | Because i want to see my God one day. It's my ultimate goal...!

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Kenapa Gak Self Love dari Dulu Sih?

5 Februari 2022   09:49 Diperbarui: 5 Februari 2022   13:55 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Self love | Sumber: Shutterstock/Krakenimages.com 

Hi guys..

Kali ini, gue mau sharing mengenai hal yang baru beberapa tahun ini gue mulai benahi di diri gue, apa itu? Sesuai judul, yes, it's 'self love'. 

Dulu, presepsi gue tentang diri gue sendiri masih berantakan dan absurd banget. gue coba bahas dari hal yang kelihatan, yaitu fisik. 

Bokap gue kulitnya sawo matang sedangkan mama gue putih langsat terang, yaudah langsat tapi yang terangnya. 

Nah, fisik gue 80% nurun bokap, jadilah gue juga berkulit seperti my Babe. Sedangkan, standar kecantikan yang tertanamkan di diri gue dari berbagai media seperti TV, majalah, dan social media ya putih. Jadilah, selama bertahun-tahun gue mikir gue itu gak cantik.

Gue menganggap temen-temen gue yang berkulit putih yang cantik. Tapi satu sisi, ada juga beberapa artis dan temen yang kulitnya gelap dan gue anggap cantik, namun gue menentang sendiri karena kepolosan gue menganggap yang putih lah yang cantik. 

Sedih ya persepsi gue dulu. Padahal, cukup banyak keluarga dan temen yang bilang gue manis. Tapi ya, tetep aja toxic perception yang masih ada kuat di diri gue dulu menganggap ya gue gak cantik. titik.

Secara karakter, setelah gue inget-inget. Gue itu ternyata gokil juga. Gue suka ngobrol dan nongkrong bareng temen, main, gambar, banyak ngomong dan ketawanya. 

Gue juga aktif, gue ngerasa kok gue gak bisa gitu ya, kalem gitu dan lembut ngomongnya kaya temen gue yang lain. 

Gue ngerasa kok karakter gue gini ya gak bisa sebagus temen-temen gue lain, yang gue merasa menurut orang-orang mereka itu cantik dan dikagumi. Jadilah, gue merasa secara karakter juga gue gak bagus.

Kemudian dari hobi gue. Gue suka baca komik, novel, gambar, ngobrol, berkreasi dan jalan-jalan. Gue suka mata pelajaran bahasa Inggris, kesenian, biologi dan Eekonomi. Tapi gue gak suka fisika dan matematika (pas udah SMA). 

Karena nilai fisika gue jelek, juga termasuk matematika gue yang itungannya bagusan dikit dari fisika tapi tetep aja di bawah 7.

Gue menganggap diri gue gak pinter, karena gue gak pinter di eksak yang saat itu orientasinya yang emang di fisika dan matematika. 

Gue merasa kok gue gak pinter ya di sana. Padahal hasil tes psikologi gue beberapa kali menunjukan kecerdasan gue superior. 

Gue gak pede dengan bidang yang gue sukai dan masih merasa diri gue ini gak pinter. Padahal ada juga temen gue yang ranking 3 besar kelas yang bilang kalo gue sebenarnya lebih pinter dari dia. Tetep aja, gue masih merasa rendah diri. Sampai saat kuliah, gue mengambil jurusan Islamic Economics Science. 

Dulu waktu SMA gue ambil IPA, dan saat itu sebenernya minat gue di kedokteran atau teknik kedokteran. Namun karena berbagai hal yang terjadi, jadilah gue coba ambil jurusan gue saat itu ditambah bokap juga mintanya ambil Ekonomi Islam yang lagi booming di Barat.

Setelah menjalani berbagai mata kuliah, organisasi sana-sini. Jadilah gue mulai paham, bahwa setiap manusia punya kecerdasannya masing-masing. Ada yang cerdas berbahasa, ada yang cerdas dalam hitungan, kecerdasan musikalis, kecedasan berinteraksi dengan dirinya sendiri, kecerdasan memahami orang lain, kecerdasan naturalis dan lainnya.

Ibaratnya nih, ada binatang yang pintar memanjat tapi tidak pandai menggali. Ada yang pandai menggali tapi tidak pandai memanjat. Ada yang bisa terbang tapi tidak bisa berenang. Ada yang bisa berenang tapi tidak bisa terbang. Dan sebagainya.

Nah, bakal salah banget, kalau mengukur kecerdasan burung dengan menyuruhnya berenang. Juga gak tepat, jika mengukur kecerdasan ikan dengan menyuruhnya memanjat. 

Hal tersebut juga bisa diaplikasikan dengan manusia yang setiap individu memiliki kepribadian, kecerdasan dan kecakapan yang berbeda- beda.

Gue mulai paham bidang-bidang yang gue sukai. Gue suka ilmu sosial dan juga sains, namun kalo sains gue gak suka itung-itungannya hehe. 

Gue bagus dalam inter-personal, linguistik dan literasi. Itulah sebabnya kenapa gue suka ngomong, membaca, sharing dan jalan-jalan. 

Gue mulai paham bahwa tiap orang punya latar belakang, karakter, potensi dan kecerdasan yang beda-beda dan gak ada satu pun yang gak istimewa. Ada temen gue yang nilai matematikanya dapet 30-40, lebih jeblok dari gue haha, tapi olahraganya beuuuh jagoo!

Ada juga temen gue yang hampir gak bisa di semua bidang, tapi dia bakat stand up comedy. Ada juga yang pinter banget eksaknya tapi bersosialisasinya kurang bagus. Beragam lah, pokoknya. 

Gue jadi mulai bisa menerima diri gue apa adanya, bahkan mensyukurinya. Gue bisa mengetik dengan cepat, gue suka menulis, bercakap cukup fasih bahasa asing, marketing, mengajar, dan lainnya. Tapi gue nol banget soal teknik mesin, itung-itungan rumit, dan lainnya. 

Setelah mulai memahami hal itu, gue jadi lebih mencintai diri gue dan juga lebih memahami orang lain. Saat gue melihat kekurangannya, gue yakin pasti ada kelebihannya yang gue belum tau. 

Soal fisik, gue pernah di fase pakai produk whitening selama beberapa bulan. Terus gak gue terusin karena ngerasa kurang cocok di kulit gue. 

Gue juga memperluas pergaulan, bacaan, dan dari socmed juga, bahwa banyak kok ternyata wanita dengan kulit yang tidak hanya putih atau langsat yang cantik. Kulit ya, itu genetis. Kita gak bisa milih.

Kalau lemak atau penyakit kan kadang salah kita ya, misal pola makan dan pola hidup sehat kita kurang dijaga. Tapi soal pigmen, ya itu alamiah. 

Misal tinggal di daerah tropis dan panas, wajar banget kulitnya gelap karena pigmen yang banyak untuk melindungi kulit dari sinar matahari yang kurang bagus buat kulit jika terik. 

Gue mulai mencintai kulit gue yang berwarna sawo matang ini. Gue juga liat masiih banyak banget wanita di luar sana yang diuji dan mengharuskan gue untuk bersyukur, misal mereka yang kanker dan rambutnya rontok parah karena kemoterapi, atau mereka yang kecelakaan hingga kulit mereka terbakar, wajah mereka rusak, dan lain sebagainya. 

Gue jadi kesel sendiri, kenapa gue harus memenuhi standar cantik industri yang pengen meraih keuntungan dan meninggalkan persepsi beracun sama diri sendiri dengan tidak mensyukuri apa yang sudah diberikan oleh Yang Maha Pencipta?

Di fase usia sekitar 27 tahun, gue baru menerima diri gue 'apa adanya'. Gue mencintai dan mensyukuri semua rezeki dan potensi yang Allah SWT kasih ke gue. Dari fisik, kecerdasan, minat, karakte,  dan hobi gua yang berbeda dari orang lain. 

Gue inget dulu pernah denger perkataan Cak Nun yang intinya, "Temukan apa yang Allah mau pada dirimu (dengan segenap pemberian dan potensi di diri kita). Jadilah yang terbaik versi dirimu, bukan dibandingkan dengan orang lain.." and that was changed me a lot. seriously, a lot..

Jika gue boleh memberi masukan buat guys semua, kalian bisa mengikuti berbagai tes minat dan bakat, tes karakter, tes kepribadian, dan tes lainnya yang bisa melihat potensimu seperti apa. Btw, yang gratis di internet juga banyak kok. 

Catat informasi mengenai dirimu, bagaimana karakter, sifat, potensi, minat, bakat, kecerdasan, kekurangan, dan kelebihanmu dengan baik. 

In syaa Allah, kamu akan mulai menemukan titik terang, jalan apa yang harus kamu ambil untuk masa depanmu. Juga ternyata kamu jauh lebih istimewa daripada yang kamu bayangkan. 

Ingat, Allah SWT menciptakan kita tidak main-main. Setiap makhluk-Nya diciptakan dengan penuh cinta, ketelitian dan segenap potensi luar biasa yang unik setiap individunya. 

Jadi jangan biarkan ada seorangpun yang meremehkanmu (beda cerita kalau kasih masukan positif ya). Kenali, syukuri dan cintai dirimu. Karena kamu sudah tercipta istimewa. 

Jadi bilang deh ke diri sendiri, 

'duh kenapa gak dari dulu Self Love sih gue..?'

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun