Pernah merasa tertekan karena tugas menumpuk, deadline yang semakin dekat, atau ujian yang semakin sulit?
Tekanan akademik adalah hal yang umum dialami oleh mahasiswa di semua tingkatan. Tekanan akademik memang bisa membuat kita merasa kewalahan apalagi tekanan tersebut berasal dari ekspektasi orang terdekat kita yaitu orang tua. Tapi, tahukah kamu bahwa stres yang berkepanjangan bisa berdampak buruk pada kesehatan mental? Yuk, kita cari tahu cara menjaga keseimbangan antara prestasi akademik dan kesehatan mental.
Tekanan dalam hal akademik bukanlah hasil dari beban kuliah saja yang begitu berat. Banyak hal di luar perkuliahan yang justru menjadi stressor dan meruntut ke performa kuliah mahasiswa. Family dysfunction, manajemen yang buruk, kurangnya dukungan orang di sekitar, dan bahkan kondisi lingkungan pertemanan secara tidak langsung berpengaruh pada performa akademik mahasiswa. Terkadang, orang tua atau keluarga memberikan ekspektasi terlalu tinggi yang pada akhirnya membuat mahasiswa merasa tertekan bila tidak mampu memenuhi ekspektasi tersebut. Soft skill berupa manajemen pada mahasiswa sangatlah diperlukan. Namun, belum semua mahasiswa menyadari dan mampu melakukannya. Mengapa hal ini bisa terjadi? "Tidak ada mata kuliahnya!" Kemampuan manajemen memanglah tidak diajarkan dalam perkuliahan. Meskipun begitu, mahasiswa dituntut adaptif dengan segala kegiatan selama di kampus yang memaksa dirinya untuk bisa mengatur porsi waktu secara tepat.
Tekanan akademik dapat membuat stres dan jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat, akan berkembang menjadi depresi---gangguan mental serius yang berdampak pada kualitas hidup secara keseluruhan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sarker (2024) mengungkapkan bahwa mayoritas responden (38,9%) mengidentifikasi tugas dan tenggat waktu yang ketat sebagai penyebab utama depresi. Sebesar 14,8% merasa tertekan karena ketidakmampuan menangani project dan ujian, sedangkan 11,1% karena ketidakmampuan menyelesaikan tugas. Selain itu, 5,6% responden menyebut karena jadwal kuliah. Menariknya, 29,6% dari mereka mengatakan semua faktor tersebut berkontribusi secara kolektif pada tekanan akademik yang mereka alami.Â
Cara Menjaga Keseimbangan antara Prestasi Akademik dan Kesehatan Mental
Lantas apa yang harus dilakukan? Menjaga keseimbangan antara prestasi akademik dan kesehatan mental merupakan tantangan yang dihadapi banyak mahasiswa. Untuk mencapai keseimbangan ini, seorang mahasiswa perlu memulai mengelola waktu dengan efektif, seperti menyusun prioritas antara tugas akademik, aktivitas lain, dan waktu untuk istirahat. Mahasiswa disarankan untuk menjaga pola hidup sehat dengan tidur yang cukup, menjaga pola makan, berolahraga secara teratur, yang semuanya dapat membantu meningkatkan kesehatan mental dan fisik. Dukungan dari faktor eksternal seperti keluarga dan pertemanan juga sangat berpengaruh bagi seseorang dalam menyeimbangkan prestasi akademik dengan kesehatan mental nya. Berbicara terkait masalah yang dihadapi dengan orang terdekat dapat membantu meredakan emosional. Selain itu, mengimplementasikan teknik self-care seperti meditasi, hobi, atau aktivitas santai lainnya sangat dianjurkan untuk meredakan stres. Terakhir, penting bagi mahasiswa untuk mengenali batas kemampuan diri mereka sendiri dan tidak ragu untuk meminta bantuan jika merasa terbebani. Dengan mengelola stres secara tepat, mahasiswa dapat mencapai keseimbangan yang lebih baik antara kehidupan akademik dan kesehatan mental.
Penulis:
Aisy Dinda Nisrina
Muhammad Khotibul Fahmi
Nafa Raisa Kamila
Nurul Muthia Taufik