Memfasilitasi anak dengan memberikan stimulus (terutama dalam hal motorik) berupa banyaknya media dan dikemas dalam bentuk bermain maka anak akan memproses informasi tidak dengan terpaksa dan tertekan melainkan menyenangkan untuk dilakukan. Aktivitas berkelanjutan yang konsisten mengarah pada pola aktivitas fisik yang mendukung dan menopang perkembangan motorik sepanjang usia.
Referensi:
Piaget, J. (1936). Origins of intelligence in the child. London: Routledge & Kegan Paul.
Retnaningsih, L. E., & Khairiyah, U. (2022). Kurikulum Merdeka pada Pendidikan Anak Usia Dini. SELING: Jurnal Program Studi PGRA, 8(2), 143-158.Â
Tierney, A. L., & Nelson, C. A., 3rd (2009). Brain Development and the Role of Experience in the Early Years. Zero to three, 30(2), 9–13.
Williams, M. S., & Shellenberger, S. (1996). An introduction to" how does your engine run?": the Alert Program for self-regulation. Therapy Works, Inc..
Wittmer, D. S., & Petersen, S. (2013). Infant and toddler development and responsive program planning: A relationship-based approach. Pearson Higher Ed.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H