Komunitas atau organisasi menjadi suatu wadah bagi setiap peserta didik untuk mengembangkan diri agar mendapat pengetahuan lebih dari yang ia temui di saat duduk dalam bangku perkuliahan, karena  terkadang apa yang disampaikan seorang guru tak semua pula diresapi dengan baik.Â
Sebab itulah banyak dari mahasiswa memilih bergabung di dalam komunitas, selain adanya interaksi yang saling merangsang logika, mereka juga bisa mengasah kemampuan untuk dapat memahami satu sama lain dan bergerak maju bersama.Â
Itulah hebatnya memahami wadah yang dijadikan tempat pembinaan diri tersebut.
Proses untuk menjadikan komunitas atau organisasi itu tetap bertahan tentu membutuhkan sisi lain dari pada kepribadian anggota yang harmonis. Yakni berbicara keuangan yang bisa dinikmati bersama agar komunitas tetap hidup dan seimbang.
Pembahasannya tak jauh dari usaha, setiap komunitas atau Lembaga apapun sangat menginginkan adanya badan usaha sebagai landasan utama mereka bertahan, tentu jika kita menilik Lembaga yang sudah mapan terdapat banyak usaha yang mereka tekuni serta dijaga untuk bisa menghidupi Lembaga itu agar visi dan misinya tetap berjalan dengan baik.Â
Pada dasarnya mereka membangun itu tentu tak mudah, butuh perjuangan dengan rintisan yang cukup panjang karena keterbatasan modal, bisa saja satu tahun hingga berpuluh tahun sampai masuk kepada masa kejayaannya.
Tulisan ini coba melirik tentang itu, bagaimana kita membangun konsep baru agar adanya komunitas menjadi modal pertama kita bergerak maju untuk bisa menjadi pemilik modal di masa depan.
Sehingga dalam menempuh masa Pendidikan kita sudah bisa berinvestasi nyata dengan risiko yang hampir tak ada sama sekali dengan tujuan menjadikan sebtiap anggota komunitas ialah pemegang saham terbesar.
Dimulai dari ruangan belajar, konsep ini diberi nama maju dengan 3000 ribu, menciptakan kondisi agar bisa menjadikan setiap anggotanya sebagai insan yang tidak diperbudak oleh zaman dan fashion. Tapi membuat mereka bias membuka pintu masa depan sendiri dengan maju Bersama meraih kesuksesan.
Sebagai analogi, di ruang belajar mahasiswa semester 5 Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) Sekolah Tinggi Agama Isala Negeri (STAIN) Teungku Dirundeng Meulaboh (TDM) terdapat 21 mahasiswa yang aktif menempuh pendidikan.Â
Dari jumlah mahasiswa tersebut kita akan membentuk satu komunitas, Sebut saja Komunitas nama komunitas "Maju Bersama".
Dari situ kita akan mulai menghitung dengan menggunakan konsep 3000 rupiah. Nah, terlebih dulu sebelum memasuki yang dimaksud, ciptakan dulu kesepakan Bersama untuk tidak akan menjatuhkan orang lain, hingga menjadikan satu orang sebagai tumbal untuk kepentingan pribadi.Â
Hal tersebut dilakukan agar kenyaman tercipta dan kondisi yang dibangun terus harmonis hingga mereka lulus.
Ayo kita mulai, pertama penting bagi kita menentukan jadwal atau lamanya kita akan membangun komunitas itu, sebab jarak dan asal setiap orang tentu tidak dalam satu daerah semua.Â
Untuk memastikan terwujud dengan baik maka perlu dari kita untuk menentukan lamanya kita akan berivestasi, tentu di usia muda semakin lama maka semakin banyak yang akan kita investasikan untuk permodalan masa depan, sehingga tak berharap pada penyedia modal ataupun harta orang tua.
Setelah menetapkan waktu, maka barulah kita membagi job dalam komunitas itu, kita memilih satu orang yang bisa dipercaya sebagai pemegang modal "Bersama", bukan tanpa imbalan, tentunya apa yang ditanam itu yang akan dituai. Kemudian baru kita memulai dengan menabung.
Satu orang diwajibkan memberikan dana sebesar Rp. 3.000,00 rupiah kepada orang yang ditunjuk tadi, kita kalikan saja Rp. 3.000,00 x 21 orang maka akan menghasilkana Rp. 63.000,00 tentu masih sangat sedikit sebagai modal investasi.Â
Lalu kita akan mengalikan lagi dalam setahun maka akan menjadi Rp. 3.000,00 x 21 orang x 365 hari = 22.995.000,00 rupiah.
Lebih lanjut, tentunya kita sudah berbicara jadwal diatas agar kita tahu membuka tabungan tersebut seberapa lama untuk dijadikan modal investasi, atau bisa saja dalam satu tahun kita menjadikan modal sebagai usaha dasar dengan 21 orang sebagai pemilik saham terbesar.
Sebut saja dalam 4 tahun kesepakatan kita menabung itu, jika Rp. 3.000,00 rupiah x 21 orang x 365 hari x 4 = Rp.91.980.000,00 belum semua hasilnya dijadikan sebagai modal usaha.
Kita harus memotong 900.000 pertahun sebagai upah untuk orang yang ditunjuk untuk menjaga modal "Bersama", bisa saja pemegang uang berganti secara bergulir agar bias menerima upah serupa. Lalu ada sisa sebanyak 88.380.000 rupiah sebagai sisa modal.
Nah, uang tersebut dapat digunakan untuk membuka usaha Bersama seperti pertenakan, lalu memperkejakan orang agar pemilik saham sebanyak 21 orang itu menjadi penikmal hasil tanpa harus bekerja lagi dikemudian hari di perternakan tersebut.Â
Biarkan uang yang bekerja untuk kita, kita bias membangun usaha lain atau bekerja ditempat lain untuk mendapat hasil tambahan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H