Mohon tunggu...
Siti Aisyah
Siti Aisyah Mohon Tunggu... Jurnalis - Citizen for developmen

Usaha adalahhh sebagian dari gerak takdir

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Tolak Revisi UU Pernikahan, Pemuda Aceh Barat Gelar Aksi Tunggal

23 November 2019   15:27 Diperbarui: 23 November 2019   15:41 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika kita mendengar kata aksi, yang terlintas dipikiran kita ialah unjuk rasa yang dilakukan secara beramai-ramai untuk memprotes bahkan menolak kebijakan yang akan ditetapkan.

Namun, Jumat, Sore 22 November 2019 terlihat seorang pemuda dengan mengenakan pakaian serba hitam dan memakai kacama serta menggunakan masker itu duduk diatas pagar Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Barat, sembari membentang poster yang bertulisakan "Rakyat tak butuh sertifikat nikah, rakyat butuh kesejahteraan, #turunkanhargaemas"

Ya, laki-laki itu sedang melakukan aksi tunggal. Ia menolak kebijakan pemerintah yang berencana akan memberlakukan aturan baru bagi pasangan yang hendak menikah dengan mewajibkan mereka memiliki sertifikat layak nikah. Tujuannya untuk edukasi kesehatan agar mantap menjalani kehidupan pascamenikah.

"Aksi ini bertujuan untuk menyampaikan kepada pemerintah bahwa ada hal yang lebih penting daripada sertifikat nikah, apabila sertifikat itu diterbitkan maka sangat bertolak belakang dengan norma agama Islam," ujar Mahar saat diwawacarai, Jumat 22 November 2019

Dikatakannya, aksi tunggal itu juga sebagai bentuk kekecewaan dirinya terdap pemerintah yang dianggap terlalu
Ikut campur dalam privasi kehidupan rumah tangga rakyatnya. Bahkan, terkesan abai terhadap persoalan yang lebih penting daripada hal itu.

"tidak penting sertifikat layak nikah untuk pasangan yang hendak berumah tangga. Sebab, siap atau tidaknya untuk itu, merupakan keputusan pasangan, bukan ditentukan oleh negara," tegasnya.

Pantauan dilapangan, selama aksi berlangsung laki-laki yang kerap disapa Mahar itu tidak berkata sepatah katapun, ia hanya membentangkan dua poster berwarna biru dengan tulisan tinta hitam dan berdiri ke arah jalan. Tuntutan itu juga bukan hanya soal sertifikat layak nikah, tetapi juga menyorot pemerintah yang hendak mengeluarkan wacana tentang tiga periode untuk bisa menjabat sebagai Presiden dan Wakil Presiden, meskipun pemilihan yang dilakukan berlangsung secara demokratis melalui Pemilihan Umum (Pemilu) dan menolak terbitnya UU Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"Seharusnya pemerintah lebih mementingkan rakyat, bukan hanya mengutamakan masa jabatan dan privasi orang yang henda berumah tangga," pungkasnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun