Mohon tunggu...
Siti Aisyah
Siti Aisyah Mohon Tunggu... Jurnalis - Citizen for developmen

Usaha adalahhh sebagian dari gerak takdir

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kampus yang Berjuang untuk Masa Depan

7 Oktober 2019   07:26 Diperbarui: 7 Oktober 2019   07:42 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kampus Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Teungku Dirundung Meulaboh/dokpri

Setiap akademisi, Dosen dan Mahasiswa tentu berkeinginan menempati  gedung megah agar bisa belajar dan menempuh pendidikan dengan nyaman dan ditambah fasilitas ikut terjamin saat proses belajar mengajar berlangsung. 

Di Provinsi Aceh, tepatnya di Kabupaten Aceh Barat, keberadaan kampus Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Tengku Dirundeng Meulaboh (TDM) dalam beberapa tahun terakhir selalu menarik perhatian. Selain perguruang tinggi yang baru negeri. 

Kondisi gedung yang terhimpit oleh pertokoan pun menjadi unik karena memiliki lingkungan yang sempit. Sehingga harus menyewa gedung lainnya agar dapat menampung kurang lebih dua ribu mahasiswa tersebut.

Itulah gambaran kondisi perguruan tinggi islam STAIN TDM sebelum memasuki era baru seperti saat ini, banyak proses yang telah dilewati hingga berhasil mencetak ratusan alumni. 

Bahkan tak sedikit pula konflik yang timbul dari oknum yang tidak terpuaskan oleh keberadaan lembaga pendidikan tinggi itu, salah satunya polemic pengangkatan rector yang dianggap teranuli kepentingan dan lobi-lobi politik tingkat elit.

Tapi sudahlah, semua itu berlalu dalam sekejap dan kini pembangunan terus digencarkan demi pendidikan yang lebih baik di masa akan datang.

Pada tanggal 19 September 2019, impian para kaum intelektual disana untuk mendapat istana sebagai tempat belajar terwujud. Setelah menghadapi berbagai mekasnisme, gedung 3 lantai kini dapat diduduki meskipun saat ini masih bersengketa dan persidangannya sedang berlangsung di Pengadilan Negeri (PN)  Meulaboh.

Melansir portal Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP) PN Meulaboh, soal lahan Gedung STAIN TDM masih dalam tahap persidangan di Pengadilan tersebut. Gugatan ini diajukan Irwan Gunawan TU alias Irwan TU alias T. Ridwan TU, M. Yunus, Syahril Saputra, Rustam Efendi, Herlan Toni dan Suharti yang memiliki lahan di lokasi tersebut.

Sesuai perkara nomor 2/Pdt.G/2019/PN Mbo, mereka menggugat Bupati Aceh Barat, Yayasan Pendidikan Teuku Umar Johan Pahlawan, Kementerian Agama Republik Indonesia, STAIN TDM, Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Aceh Barat.

Tak hanya itu, ada juga Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Cut Ida Khairani, S.H,M.Kn, PT. Harum Jaya dan PT. Belalang Jaya Prima sesuai klasifikasi perkara tentang perbuatan melawan hukum dengan 13 tuntutan dalam pokok perkara yang dilayangkan.

Karena kondisi urgensi tentang aktivitas perkuliahan, maka pihak PN Meulaboh mengeluarkan putusan sela,Rabu, 31 Juli 2019 terhadap perkara dengan putusan menolak tuntutan provisi para penggugat, memerintahkan kedua belah pihak melanjutkan pemeriksaan perkara pokok, menangguhkan biaya perkara hingga putusan akhir.

Provisi dalam hukum perdata diartikan sebagai permintaan pihak yang bersangkutan agar sementara diadakan tindakan pendahuluan guna kepentingan salah satu pihak sebelum putusan akhir dijatuhkan.

Artinya, karena putusan sela itu pihak STAIN TDM memberanikan diri untuk memulai aktivitas perdana di gedung yang sudah selesai dibangun. Hal itu masih juga tak dapat diterima oleh para pengugat, sehingga Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Barat turun menyelesaikan konflik itu.

AL hasil pihak legislative berhasil memediasikan kedua belah pihak untuk berdamai dan mematuhi keputusan pengadilan. Disanalah mula mereka dapat menimati suasana belajar digudung baru. Seluruh civitas akademik dan mahasiswa mulai bergotong royong usai adanya titik temu, untuk menyiapkan segala keperluan agar proses pelayanan akademik dan administrasi berjalan maksimal.

Singkatnya, setelah melewati berbagai proses penyelesaian polemik atas klaim kepemilikan tanah tempat berdirinya gedung STAIN. kini mahasiswa dan civitas akademik di sana sudah mulai beraktivitas kuliah kembali.

Senin 22 September 2019, mahasiswa dan dosen sudah memadati halaman kampus untuk memulai proses perkuliahan. Namun, kondisinya masih belum sesempurna layaknya lokasi gedung kampus lama STAIN perguruan tinggi lain yang sudah tertata rapi. Salah satunya lokasi parkir, disana masih belum terdapat tempat khusus untuk area tersebut.

Kemudian, jalan menuju kampus juga masih belum memadai, jalan bebatuan, berlubang berbecak saat hujan dan berdebu saat musim kemarau, menjadi salah satu kendala bagi para mahasiswa dan dosen yang menuju kesana. 

Jarak dari pusat kota dengan mengendarai kendaraan roda dua memakan waktu hingga 25 menit. Letak kampus STAIN TDM juga tak jauh dari Universitas Teuku Umat (UTU) dan juga berdekatan dengan Makorem 112 Teuku Umar.

Dibeberapa ruang juga belum memiliki fasilitas yang memadai, seperti meja dosen yang belum ada dan akses jaringan internet (Wifi) yang terpasang. Disana juga masih terdapat aktivitas pembangunan terhadap fasilitas kampus tersebut.

Mungkin, akan memakan waktu yang cukup lama untuk berbenah menstabilkan kondisi dilokasi baru, meskipun seadanya Mahasiswa disana juga terlihat antusias untuk bisa menuntut ilmu agar bisa mencerahkan masa depan masing masing mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun