Mohon tunggu...
Aisyah Salsabila
Aisyah Salsabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Syarif Hidayatullah

Social Welfare Student

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bahaya Iri dan Dengki

2 Juli 2024   20:19 Diperbarui: 5 Juli 2024   08:14 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُورِ الدُّنْيَا وَالدِّينِ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَ اْلـمُرْسَلِينَ وَعَلىَ آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْـمَـعِينَ، أَمَّا بَعْدُ

Segala puji dan syukur kita haturkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, yang dengan rahmat dan kasih sayang-Nya, kita masih diberikan kesempatan untuk merasakan nikmat hidup. Alhamdulillah, kita bersyukur atas segala karunia-Nya yang tiada terhingga. Kami berharap agar shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW, keluarga, dan para sahabatnya yang mulia. 

Alhamdulillah, pada kesempatan kali ini, mari kita bersama-sama mengkaji sebuah tema yang sangat penting dalam ajaran Islam, yaitu bahaya hasad atau dengki. Fenomena ini sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari, di berbagai lingkungan, baik itu di tempat kerja, di komunitas, atau di antara keluarga.

Di dalam jiwa manusia, sesungguhnya ada unsur energi negatif yang dapat menghancurkan diri, lingkungan, dan peradaban, yaitu "penyakit hati" atau "amrodhul qulub" yang menimbulkan sifat sangat buruk. Imam Al-Ghazali dalam kitab Bidayat Al Hidayah menuturkan bahwa ada tiga sifat hati yang sangat berbahaya, dimana sifat hati tersebut selalu muncul dari zaman ke zaman.Tiga sifat hati tersebut akan membawa kepada kebinasaan diri dan penyebab dari sifat-sifat tercela lainnya, yaitu: hasad (iri hati), riya (pamer), dan ujub (angkuh, sombong atau berbangga diri).

Hasad atau dengki adalah menginginkan nikmat yang dimiliki orang lain dan menghendaki nikmat tersebut berpindah kepada dirinya. Hasad berawal dari sikap tidak menerima nikmat yang diberikan Allah kepadanya, karena ia melihat orang lain diberi nikmat yang dianggap lebih besar. Hasad pun bisa timbul bila seseorang menganggap dirinya lebih berhak mendapatkan nikmat dibanding orang lain.

Demikian juga Rasulullah Saw menyebut dengan jelas agar siapapun menghindari penyakit hati ini:

اِياَّ كُم وَالحَسَدَ فَاِنَّ الْحَسَدَ يَاْ كُلُ الْحَسَنَاتِ كَمَا تَاْ كُلُ النَّارُ الحَطَبَ

Artinya: "Jauhkanlah dirimu dari hasad karena sesungguhnya hasad itu memakan kebaikan-kebaikan sebagaimana api memakan kayu-bakar." (HR. Abu Dawud).

Hasad adalah kejahatan energi tersembunyi yang dapat membahayakan manusia. Energi negatif ini tidak hanya mempengaruhi orang yang menjadi target hasad, tetapi juga merusak hati dan jiwa orang yang memendam perasaan iri tersebut. Allah SWT menyuruh kita untuk meminta perlindungan dari-Nya terhadap sifat ini. Pada hakikatnya, penyakit ini mengakibatkan si penderita tidak rela atas qadha' dan qadar Allah, sebagaimana perkataan Ibnul Qayyim ra dalam kitab al-Fawa'id: "Sesungguhnya hakikat hasad adalah bagian dari sikap menentang Allah karena ia (membuat si penderita) benci kepada nikmat Allah atas hamba-Nya; padahal Allah menginginkan nikmat tersebut untuknya. Hasad juga membuatnya senang dengan hilangnya nikmat tersebut dari saudaranya, padahal Allah benci jika nikmat itu hilang dari saudaranya. Jadi, hasad itu hakikatnya menentang qadha' dan qadar Allah." 

Dengan kata lain, hasad bukan hanya masalah moral atau etika, tetapi juga masalah aqidah yang mendasar. Ini menunjukkan ketidak puasan dan ketidak ikhlasan seseorang terhadap ketetapan Allah SWT, yang seharusnya kita terima dengan penuh syukur. Hasad menggerogoti iman seseorang, karena ia tidak mampu melihat hikmah dan keadilan di balik pemberian Allah. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk selalu introspeksi diri dan memohon perlindungan Allah agar terhindar dari sifat hasad yang merugikan ini.

Orang yang hasad akan merasa sangat lelah karena tidak pernah puas dengan nikmat yang telah Allah karuniakan. Pikiran dan hatinya selalu terfokus pada kenikmatan orang lain. Hasad yang memuncak dapat mendorong seseorang untuk melakukan berbagai tindakan buruk seperti mencuri, memfitnah, bahkan membunuh. Dampak terbesar dari hasad adalah hancurnya tali persaudaraan dan tumbuhnya kebencian.

Di antara larangan dari Allah yang harus kita jauhi adalah sifat iri dan dengki yang merupakan sifat perusak batin dan jiwa kita. Allah berfirman dalam Al-Qur'an Surat An-Nisa' ayat 32: 

 وَلَا تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللّٰهُ بِهٖ بَعْضَكُمْ عَلٰى بَعْضٍۗ 

Artinya: "Janganlah kamu iri hati terhadap apa yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain. 

Sebagai umat Islam, kita dituntut untuk menjauhi sifat iri dan dengki serta menggantikannya dengan rasa syukur atas segala karunia yang Allah berikan. Kita harus bahagia atas kesuksesan dan keberuntungan orang lain, serta mendukung mereka dalam kebaikan. Memahami bahwa setiap individu mendapatkan takdir dan pemberian Allah yang berbeda-beda sesuai kadarnya, akan membuat kita lebih tenang dan puas.

Dalam rangka menghindari sifat iri dan dengki, kita perlu memahami bahwa setiap individu telah mendapatkan takdir dan pemberian dari Allah yang berbeda-beda sesuai kadarnya masing-masing. Dengan memahami ini, kita dapat merasa lebih tenang dan puas dengan apa yang telah Allah berikan kepada kita. Jika iri dan dengki tetap bercokol dalam diri kita, maka lambat laun sikap syukur akan pupus karena iri dengki merupakan pembunuh rasa syukur.

Untuk benar-benar mengatasi sifat iri dan dengki, kita harus aktif dalam memperkuat iman dan taqwa kepada Allah SWT. Salah satu caranya adalah dengan selalu mengingat nikmat yang telah diberikan Allah kepada kita dan bersyukur atas segala karunia-Nya. Selain itu, penting bagi kita untuk selalu mendoakan kebaikan bagi orang lain dan menghindari perasaan iri hati. Dengan memperbanyak silaturahmi, berbuat baik, dan mendukung kesuksesan orang lain, kita dapat mengikis perasaan iri dan menggantikannya dengan perasaan kasih sayang dan persaudaraan.

Semoga Allah menjauhkan kita dari sifat iri dan dengki yang dapat menjerumuskan kita kepada golongan orang-orang yang tidak bersyukur. Semoga kita juga terhindar dari orang-orang yang iri dan dengki kepada kita. Amin.

Maka sampailah ceramah saya di bagian penutup. Harapannya, kita semua bisa mengambil hikmah dari materi yang telah saya sampaikan tadi. Semoga apa yang telah diuraikan dapat menambah wawasan kita mengenai bahaya hasad dan pentingnya menghindari sifat tercela ini dalam kehidupan sehari-hari. Dengan memahami dan mengamalkan ajaran ini, semoga kita dapat hidup lebih harmonis dan penuh rasa syukur, serta menjadi pribadi yang lebih baik di hadapan Allah SWT dan sesama manusia.

Jazakallah saya ucapkan atas perhatian yang telah diberikan selama ceramah ini berlangsung. Saya juga memohon maaf jika ada kekurangan dan kesalahan kata dalam penyampaian materi. Tidak ada manusia yang sempurna, dan segala kesalahan datangnya dari saya pribadi, sedangkan segala kebaikan berasal dari Allah SWT.

Ingatlah pesan bijak ini: Undzur ma qola, wa la tandzur man qola (lihatlah apa yang disampaikan, jangan lihat siapa yang menyampaikan). Semoga kita selalu dapat memetik manfaat dari setiap ilmu yang kita terima, tanpa melihat siapa yang menyampaikannya.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun