Orang yang hasad akan merasa sangat lelah karena tidak pernah puas dengan nikmat yang telah Allah karuniakan. Pikiran dan hatinya selalu terfokus pada kenikmatan orang lain. Hasad yang memuncak dapat mendorong seseorang untuk melakukan berbagai tindakan buruk seperti mencuri, memfitnah, bahkan membunuh. Dampak terbesar dari hasad adalah hancurnya tali persaudaraan dan tumbuhnya kebencian.
Di antara larangan dari Allah yang harus kita jauhi adalah sifat iri dan dengki yang merupakan sifat perusak batin dan jiwa kita. Allah berfirman dalam Al-Qur'an Surat An-Nisa' ayat 32:
وَلَا تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللّٰهُ بِهٖ بَعْضَكُمْ عَلٰى بَعْضٍۗ
Artinya: "Janganlah kamu iri hati terhadap apa yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain.
Sebagai umat Islam, kita dituntut untuk menjauhi sifat iri dan dengki serta menggantikannya dengan rasa syukur atas segala karunia yang Allah berikan. Kita harus bahagia atas kesuksesan dan keberuntungan orang lain, serta mendukung mereka dalam kebaikan. Memahami bahwa setiap individu mendapatkan takdir dan pemberian Allah yang berbeda-beda sesuai kadarnya, akan membuat kita lebih tenang dan puas.
Dalam rangka menghindari sifat iri dan dengki, kita perlu memahami bahwa setiap individu telah mendapatkan takdir dan pemberian dari Allah yang berbeda-beda sesuai kadarnya masing-masing. Dengan memahami ini, kita dapat merasa lebih tenang dan puas dengan apa yang telah Allah berikan kepada kita. Jika iri dan dengki tetap bercokol dalam diri kita, maka lambat laun sikap syukur akan pupus karena iri dengki merupakan pembunuh rasa syukur.
Untuk benar-benar mengatasi sifat iri dan dengki, kita harus aktif dalam memperkuat iman dan taqwa kepada Allah SWT. Salah satu caranya adalah dengan selalu mengingat nikmat yang telah diberikan Allah kepada kita dan bersyukur atas segala karunia-Nya. Selain itu, penting bagi kita untuk selalu mendoakan kebaikan bagi orang lain dan menghindari perasaan iri hati. Dengan memperbanyak silaturahmi, berbuat baik, dan mendukung kesuksesan orang lain, kita dapat mengikis perasaan iri dan menggantikannya dengan perasaan kasih sayang dan persaudaraan.
Semoga Allah menjauhkan kita dari sifat iri dan dengki yang dapat menjerumuskan kita kepada golongan orang-orang yang tidak bersyukur. Semoga kita juga terhindar dari orang-orang yang iri dan dengki kepada kita. Amin.
Maka sampailah ceramah saya di bagian penutup. Harapannya, kita semua bisa mengambil hikmah dari materi yang telah saya sampaikan tadi. Semoga apa yang telah diuraikan dapat menambah wawasan kita mengenai bahaya hasad dan pentingnya menghindari sifat tercela ini dalam kehidupan sehari-hari. Dengan memahami dan mengamalkan ajaran ini, semoga kita dapat hidup lebih harmonis dan penuh rasa syukur, serta menjadi pribadi yang lebih baik di hadapan Allah SWT dan sesama manusia.
Jazakallah saya ucapkan atas perhatian yang telah diberikan selama ceramah ini berlangsung. Saya juga memohon maaf jika ada kekurangan dan kesalahan kata dalam penyampaian materi. Tidak ada manusia yang sempurna, dan segala kesalahan datangnya dari saya pribadi, sedangkan segala kebaikan berasal dari Allah SWT.
Ingatlah pesan bijak ini: Undzur ma qola, wa la tandzur man qola (lihatlah apa yang disampaikan, jangan lihat siapa yang menyampaikan). Semoga kita selalu dapat memetik manfaat dari setiap ilmu yang kita terima, tanpa melihat siapa yang menyampaikannya.