Mohon tunggu...
Aisyah Safitri Hayati
Aisyah Safitri Hayati Mohon Tunggu... Guru - Teacher, Instructor, Asesor and Writer

Aktif mengajar di SMKN 31 Jakarta, Instruktur dan asesor di LSP P2KPTK2 Jakarta Pusat- BNSP, Senang Menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

21 Juni di Himalaya

13 Februari 2023   11:35 Diperbarui: 13 Februari 2023   11:46 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dua puluh satu Juni, hari kelahiranya kembali, ia menjadi lebih tua.  Di luar sana hujan deras, sama halnya dengan hatinya. Di hari kelahirannya, ia tak merasa bahagia tidak seperti yang lain.  Pikirnya melintas pada masa kepedihan yang tak mau pergi selama sepuluh tahun belakangan ini. Lampu-lampu kamarnya tidak begitu terang, Lelaki berbadan besar itu duduk menumpu kepala pada kedua tangannya dekat tepi jendela kamar. Hari-hari ia lewatkan dengan sunyi, menata puzzle hati yang telah hancur karena sebuah takdir.

"Saat itu dan sampai detik ini, engkau masih dalam kisahku sampai aku mati dan menemuimu di keabadian, Evelyn. Duhai Cinta yang sudah lama bersemayam, aku tak peduli aku berapa lama disini. Aku akan menjemputmu di keabadian bersama cinta Tuhan. Evelyn, Cinta kita tak sama yang lain, rasanya melebihi gado-gado melebihi rujak, bahkan makanan dari negara manapun termasuk makanan dari negaramu, Italy."Ia tuliskan pada buku diary.

Sudah sepuluh tahun, lelaki itu dalam sunyi tak bertepi masih melalulalang buana mencari senyum untuk bekal di perjalanan sunyinya. Ia tak mau mati sebelum Tuhan menginginkannya, ia mencuar dengan tertawa khas kebapakannya, meski rapuh tak sedikitpun terlihat pada wajahnya. Ia menipu orang-orang dengan badan besarnya itu.

Lelaki itu bernama Edhi, matanya kerap mengandung air ketika mengingat masa lalunya. Kala itu, ia ditugaskan penelitian di Tibet perbatasan antara India dan Nepal. Ia bertemu dengan senior yang membimbing penelitian, Evelyn Edwardo Delavega.

{ { {

Swiss, Evelyn Edwardo Delavega, gadis asal Italy yang dipercaya perusahaannya untuk menjemput mahasiswa master ETH Zurich (Swiss Federal Institute of Technology) di Zurich Airport. Ia menunggu Mahasiswa itu bernama Edhi asal Indonesia yang menggunakan maskapai Swiss Internasional Air Lines. Setelah menunggu Satu jam di Airport, akhirnya Edhi menampakan diri dengan membawa satu koper dan tas ransel besar di punggungnya.

" Edhi Indonesian?". Tanya Evelyn. "Yes, That Right." Edhi. "Evelyn" Evelyn sambil mengulurkan tangan pada Edhi. "Edhi" Jawab Edhi pelan. "Ayoo ikut saya" Ucap Evelyn. "Kamu bisa berbahasa Indonesia?" Tanya Edhi. " Yes, I can. Sea Wacth mengirimku menemanimu karena aku bisa berbahasa Indonesia." Ungakap Evelyn. Sea Wacth adalah nama perusahaan dimana mereka bekerja. Perusahaan itulah yang membiayai master Edhi di ETH Zurich (Swiss Federal Institute of Technology) dalam program natural sciences. Begitu juga dengan Evelyn, ia master di tempat yang sama dengan Edhi. Hanya saja, Edhi adalah junior Evelyn.

Kala itu Sea Wacth  mengirim satu team yang di pimpin evelyn untuk melakuakn penelitian di gunung Aconcagua, Argentina. Penelitian di gunung Aconcagua adalah pertama kali Edhi mengikuti penelitian. Dalam pendakian ke puncak gunung Aconcagua. "Are you okey?" Tanya Evelyn sambil melihat edhi, berhenti. "Saya sudah tidak kuat, Ev!" jawab Edhi. "Baiklah, serahkan ranselmu padaku!". Lalu, Edhi menyerahkan tas ranselnya. Evelyn perempuan yang kuat, sambil menggendong tas ransel Edhi, ia sambil memapah Edhi dengan kuat. "Bawa saja ranselku, Ev Engkau tidak usah memapahku!" pinta Edhi. "Tidak Edh!" Ia tetap memapah Edhi sampai puncak Aconcagua.

"Evelyn seorang Leader yang baik, kepada semua anggota teamnya" Pikir Edhi. Kala itu di Penelitian kedua Edhi dilakukan di hutan Kambochia, negara Kamboja. Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh peningkatan gas asam bumi pada tumbuhan hutan. Sea Wacth hanya mengirim satu team yang dipimpin oleh Evelyn. Agung Jabrik Sutiasono senior sekaligus sahabat edhi asal Indonesia itu pun satu team dengan Evelyn. Ia yang biasanya menjadi leader kini ia bergabung dengan Evelyn. Kala itu hanya delapan anggota, salah satu dari mereka, Jack asal Polandia bermasalah dengan kulitnya yang alergi dengan gigitan nyamuk hutan. Evelyn benar-benar memperhatikan anggota teamnya. Diam-diam Edhi, junior asal Indonesia memperhatikan sikap seniornya itu. Lalu, Edhi mulai bertanya pada Evelyn, yang perawakannya tinggi berkulit putih berhidung mancung, berambut pirang itu. "Evelyn, you're very good to us". Pungkas Edhi, Evelyn hanya membalas senyum. Ia tidak banyak bicara, tiba-tiba seniornya mendekati edhi tanpa ragu ia meraih tangan edhi. Edhi menapiknya pelan, ia "Why do you care to me?" Tanya Edhi kembali. Kini Evelyn diam. "Are you okey?" Tanya Edhi. "Yes, Because, I love u, Edh." Jawab Evelyn. Tak terduga Evelyn pemimpin team yang baik kepada anggotanya, bertanggung jawab atas teamnya. Dan kebaikan Evelyn pada Edhi yang semula Edi kira karena ia seorang leader. Ternyata salah. Evelyn mencintainya.

"Aku juga mencintaimu, Ev." Edhi. Mendengar jawaban Edhi, Evelyn tanpa ragu dan lebih berani langsung memeluk Edhi. "No..no..no..!" Edhi sambil menampik  tangan Evelyn pelan. "Why?" Evelyn terkejut. "Dalam agamaku, tidak boleh lelaki dan perempuan saling bersentuhan kecuali sudah menikah." Edhi. "Okey, no problem, yang terpenting kamu mencintaiku" Ia sambil tersenyum.

"Tapi..?" Edhi. "But..! Why Edh?" Tanya Evelyn. "Agamaku juga melarang lelaki beragama Islam menikahi perempuan non muslim, begitupun sebaliknya." Jelas Edhi. Mendengar penjelasn Edhi, Evelyn diam seribu bahasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun