Mohon tunggu...
Rifani
Rifani Mohon Tunggu... Mahasiswa - STEI SEBI

Majoring in Sharia Economic Law

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kualitas Sebelum Kuantitas

3 Oktober 2024   18:49 Diperbarui: 3 Oktober 2024   19:09 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.istockphoto.com

Secara ideal, amal, produk, dan program yang jumlahnya banyak berkualitas pada saat bersamaan. Akan tetapi, dalam banyak kondisi, pilihan yang terjadi tidak selalu ideal. Pilihan yang ada adalah program dan produk yang berkualitas, tetapi jumlahnya terbatas atau program dan produk dengan jumlah besar, tetapi kualitas terbatas atau tanpa kualitas sama sekali. Oleh karena itu, pertanyaan yang muncul adalah manakah yang lebih prioritas untuk dilakukan dan menjadi kebijakan? 

Doktor Yusuf Al-Qaradhawi menjelaskan bagaimana pandangan Islam mengenai hal tersebut. Dia melansir bahwa: walaupun jumlahnya sedikit, setiap produk, amal, dan karya yang berkualitas lebih utama dan lebih diprioritaskan daripada sekadar amal yang berjumlah besar, tetapi lemah secara kualitas. 

Walaupun jumlahnya sedikit, kebaikan yang berkualitas lebih diprioritaskan daripada kebaikan yang banyak, tetapi tanpa kualitas 

Dalil Al-Qur'an:

Maka mengapa tidak ada dari umat-umat yang sebelum kamu orang-orang yang mempunyai keutamaan yang melarang daripada (mengerjakan) kerusakan di muka bumi, kecuali sebahagian kecil di antara orang-orang yang telah Kami selamatkan di antara mereka, dan orang-orang yang zalim hanya mementingkan kenikmatan yang mewah yang ada pada mereka, dan mereka adalah orang-orang yang berdosa. (Q.S Hud:116)

Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. (Q.S Al-Mulk:2)

Sirah tentang perkataan Umar bin Khaththab r.a 

Umar bin Khaththab mengutus Amr bi Ash untuk menaklukkan Mesir dengan membawa 4.000 tentara saja. Kemudian, Amr bin Ash meminta tambahan personel tentara. Selanjutnya, Umar bin Khaththab mengirim 4.000 tentara bersama 4 orang komandan. Umar bin Khaththab berkata, Setiap seorang komandan tambahan Ini membawahi serbu tentara dan aku menilai jumlah mereka adalah 12.000 tentara. 12.000 (tentara) tidak akan dikalahkan karena jumlahnya yang sedikit 

Ayat-ayat dan sirah tersebut menegaskan bahwa sekadar kuantitas dan jumlah yang besar tidak cukup menjadi produk ideal dan standar keberhasilan, bahkan menjadi tercela jika berkuantitas banyak, tetapi merugikan pihak lain. Sebaliknya, jumlah sedikit, tetapi berkualitas itu lebih baik jika terdiri dari orang-orang shalih dan pilihan. 

Ayat ayat dan sirah tersebut menjadi dalil standar kualitas sebelum kuantitas. Oleh karena itu, jika ada dua pilihan di antara produk yang berkualitas, tetapi berjumlah terbatas atau produk berjumlah besar dan tanpa kualitas, pilihan yang diambil adalah produk berkualitas walaupun dengan jumlah terbatas. 

Contoh:   

- Memprioritaskan kualitas dan mutu pendidikan siswa dibandingkan memperbanyak para siswa baru serta Infrastruktur yang tidak berbanding lurus dengan kesiapan lembaga dalam mendidik mereka menjadi para siswa yang shalih atau shalihah. Dalam hal ini, prioritas kebijakan dilakukan oleh lembaga pendidikan. 

- Memprioritaskan anak-anak didik biologis ataupun ideologis agar mereka menghafal dan memahami Al-Qur'an. Walaupun lambat, menghafal ayat dengan cara tahsin lebih baik daripada menghafal dalam waktu yang cepat, tetapi tidak ihsan (tidak lancar). 

- Menunaikan shalat wajib dengan kualitas ihsan [terbaik), misalnya menyediakan hal-hal yang harus dipenuhi- termasuk persiapan sunnah dalam shalat, seperti merencanakan serta menyiapkan waktu sebelum adzan dan shalat Rawatib dengan memenuhi adab adabnya-sebagai bagian ikhtiar agar shalat yang ditunaikan berkualitas, khusyu', dan thuma'ninah, serta meng- hadirkan syarat dan rukun shalat. Shalat dengan kualitas seperti ini harus menjadi prioritas pertama. 

Studi Kasus 

Perusahaan Teknologi XYZ 

Perusahaan Teknologi XYZ adalah sebuah perusahaan startup yang bergerak di bidang aplikasi mobile. Mereka baru saja meluncurkan aplikasi baru yang bertujuan untuk membantu pengguna mengatur waktu dan produktivitas mereka. Dalam berita terbaru, perusahaan ini mengumumkan bahwa mereka akan menunda rilis fitur baru yang sangat dinanti-nantikan oleh pengguna. Meskipun banyak pengguna berharap fitur tersebut dapat diluncurkan segera, manajemen memilih untuk memastikan bahwa fitur tersebut bebas dari bug dan dapat memberikan pengalaman pengguna yang optimal. 

Penerapan "Kualitas sebelum Kuantitas":   

- Uji Coba Beta: Perusahaan melakukan uji coba beta dengan sekelompok pengguna terpilih. Mereka mendapatkan masukan yang berharga tentang antarmuka dan fungsionalitas. Hal ini membantu tim untuk mengidentifikasi dan memperbaiki masalah sebelum rilis resmi.   

- Fokus pada Pengalaman Pengguna: Alih-alih tergesa-gesa merilis fitur baru untuk menarik lebih banyak pengguna, tim fokus pada meningkatkan kualitas fitur yang ada. Mereka memperbaiki bug, memperhalus antarmuka, dan memastikan bahwa aplikasi berjalan lancar di berbagai perangkat. 

- Komunikasi dengan Pengguna: Perusahaan secara transparan menginformasikan pengguna tentang alasan penundaan rilis fitur baru. Mereka menjelaskan bahwa kualitas pengalaman pengguna adalah prioritas utama. Ini meningkatkan kepercayaan pengguna terhadap brand.   

- Feedback Berkelanjutan: Setelah rilis fitur baru yang berkualitas tinggi, perusahaan terus meminta umpan balik dari pengguna untuk terus meningkatkan aplikasi. Ini menunjukkan bahwa mereka berkomitmen pada kualitas dalam jangka panjang. 

Hasil: Setelah peluncuran fitur baru yang sudah diperbaiki, aplikasi mengalami peningkatan jumlah unduhan dan ulasan positif di toko aplikasi. Pengguna merasa bahwa perusahaan mendengarkan mereka, dan hal ini memperkuat loyalitas pelanggan.  

Kesimpulan: Studi kasus ini menggambarkan bahwa dengan mengedepankan kualitas daripada kuantitas, perusahaan dapat membangun hubungan yang lebih kuat dengan pelanggan, menghasilkan produk yang lebih baik, dan pada akhirnya meningkatkan pertumbuhan dan reputasi perusahaan. Ini menunjukkan bahwa keputusan untuk tidak terburu-buru dalam peluncuran dapat membawa hasil yang lebih baik dalam jangka panjang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun