Mohon tunggu...
aisyah ramadhona
aisyah ramadhona Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Hidup ini memang tidak abadi,tetapi dengan menulis namamu akan abadi. Aku menyukai ketenangan bukan berarti berharap kesepian,tidak suka keramaian tetapi suka meramaikan(untuk lingkungan tertentu). Semoga terinspirasi:)

Selanjutnya

Tutup

Film

Saranjana (Kota Ghaib)

11 Januari 2024   11:48 Diperbarui: 11 Januari 2024   13:22 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dion dengan emosi dan perasaan kecewa menceritakan bahwa Rendy salah satu anggota band dari mereka mati ketika berjuang masuk ke kota ini. Mereka bertiga pergi dengan badan lemas,tetapi tiba-tiba Shita sadar dan menangis lalu mengejar rekan-rekannya itu untuk pulang. Akhirnya perjuangan mereka tidak sia-sia ,mereka pun diantar oleh Hendra dan kakeknya menuju gerbang ke dunia nyata.

Kelebihan dan Kekurangan 

Film ini memiliki cerita yang unik karena banyak misteri dan adegan-adegan horror,rangkaian film dapat membuat penontonnya penasaran dengan akhir dari petualangan. Film ini ditambah dengan beberapa adegan horror ditampakkan oleh adegan diteror pocong dan makhluk ghaib di gunung ketika berpetualang menemukan kota saranjana. 

Penonton juga dibuat penasaran tentang gambaran dari kota ghaib, saranjana. Meski ada beberapa adegan sedih dan pengorbanan,tetapi akhir dari film ini happy ending.Tokoh Fitri dan beberapa temannya yang selamat dari gunung,berhasil membawa pulang Shita dari saranjana meski awalnya ia menolak.Mereka pun kembali ke dunia nyata dan hidup normal.

Namun kekurangan dari film ini terdapat pada akhir film. Ketika saranjana tidak sesuai ekspetasi penonton. Gambaran saranjana hanya ditampilkan sekilas dan kualitasnya terlihat seperti AI.Dan adegan di saranjana tidak seperti kota modern yang dibayangkan. Adegan lebih banyak seperti keadaan Kalimantan secara tradisional.Hanya sebuah mobil mewah sebagai simbol dari kemajuan di sana dan jam tangan layar transparan yang menjadi pendukungnya.Tetapi tidak dengan suasana kota ,yang menurut kita mungkin lebih modern kota-kota di Indonesia yang nyata daripada saranjana dalam film tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun