Pengertian Metodologi Studi IslamÂ
Metodologi Studi Islam merupakan suatu cara untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam terhadap ajaran Islam. Islam, sebagai agama yang final dan lengkap, menawarkan banyak hal untuk dipelajari oleh umatnya.
Di bawah ini adalah pengertian dan manfaat metodologi Studi Islam yang perlu diketahui umat Islam.
Pemahaman tentang Metodologi Studi Islam dijelaskan dalam Buku Ajar Metodologi Islam: Kajian Metode dalam Ilmu Keislaman karya Ahmad Slamet (2016: 5). Menurut buku tersebut, pengertian metodologi studi Islam adalah ilmu yang berupaya mengkaji Islam dalam bidang-bidang seperti ajaran agama dan fenomena-fenomena yang terjadi dalam Islam. Istilah "metodologi studi Islam" digunakan ketika seseorang ingin membahas penelitian tentang berbagai metode yang dapat digunakan dalam studi Islam. Misalnya kajian metode normatif, historis, filosofis, sosiologis, komparatif dan lainnya.
Metode Studi Islam mempunyai dampak positif bagi umat Islam dan penggunaannya harus diupayakan sebagaimana mestinya.
Berikut manfaat metodologi Studi Islam adalah:
1. Mendapatkan berbagai macam pendekatan dan metode yang sesuai dengan tujuan-tujuan dan objek studi.
2. Lebih leluasa dan kreatif dalam menerapkan ke dalam lapangan studi.
3. Memiliki wawasan yang luas terhadap agama Islam.
Pada akhirnya akan dapat membentuk sikap dan perilaku beragama yang positif.
Metode Komparasi
Salah satu ahli yang serius membahas persoalan metodologi ini adalah Ali Syariati yang menyatakan bahwa ada berbagai macam metode yang dapat digunakan untuk memahami Islam. Yaitu sebagai berikut:
1. Mengenal Allah dan membandingkan-Nya dengan tuhan-tuhan agama lain.
2. Mempelajari Al-Quran dan membandingkannya dengan kitab suci lainnya (atau kitab yang dianggap suci).
3. Mempelajari kepribadian Nabi Islam dan membandingkannya dengan kepribadian para pemburu hebat yang hidup sepanjang sejarah.
4. Mengkaji tokoh-tokoh agama penting dan aliran pemikiran lain.
Hakikat dari seluruh metode yang diberikan Syan'ati adalah metode komparasi (perbandingan), dan metode komparasi ini memungkinkan kita mengenali kekurangan dan kelebihan masing-masing metode.
Metode Sintesis
Selain Ali Syari'at, ada juga ahli yang mencoba memberikan metodologi pemahaman Islam secara keseluruhan, yaitu Nasruddin Razak. Ia meyakini pentingnya memahami Islam secara keseluruhan, meski tidak memahaminya secara detail. Untuk memahami Islam dengan benar, Nasruddin Razak mengusulkan empat cara yaitu:
1. Islam harus dipelajari dari sumber aslinya yaitu Al-Quran dan As-Sunnah. Miskonsepsi tentang Islam muncul ketika seseorang mengetahui Islam hanya dari sebagian ulama dan mukmin yang jauh dari tuntunan Al-Qur'an dan As-Sunnah, atau dari kitab-kitab Fikhisme dan Tasawuf yang semangatnya tidak sesuai dengan semangat yang ada saat ini diperkenalkan dari suatu sumber perkembangan.
2. Islam harus dipelajari secara keseluruhan, bukan sebagian. Artinya, harus dipelajari secara keseluruhan, bukan sebagian, melainkan sebagai satu kesatuan yang utuh. Memahami Islam hanya secara parsial berbahaya dan akan menimbulkan skeptisisme, kebimbangan, dan keraguan.
3. Islam harus dipelajari melalui literatur ulama besar, Zu'ama, dan ulama Islam. Hal ini disebabkan karena pada umumnya mereka mempunyai pemahaman yang baik tentang Islam, dan pemahaman tersebut berasal dari perpaduan antara pengetahuan mendalam tentang al-Qur'an dan as-Sunnah, serta pengalaman indah yang diperoleh dari amalan sehari-hari.
4. Islam hendaknya dilihat melalui ketentuan normatif teologis yang terkandung dalam Al-Qur'an kemudian dikaitkan dengan realitas sejarah, empiris, dan sosiologis yang ada dalam masyarakat. Dengan demikian, kita dapat memahami sejauh mana konflik dan kesenjangan antara Islam pada tataran teologis normatif dalam Al-Qur'an dan Islam pada tataran historis-sosiologis-empiris. Kesalahan sebagian orang adalah mempelajari realitas masyarakat Islam tanpa mempelajari ajaran Islam. Sikap konservatif sebagian kelompok Islam, keterbelakangan pendidikan, sifat komunal sebagian masyarakat Islam, kebodohan, kemunduran, dan kemiskinan dianggap sebagai Islam itu sendiri. Menarik kesimpulan tentang citra Islam berdasarkan sampel representatif yang tidak valid dapat membuat citra Islam tampak tidak sesuai atau tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan. Untuk mencitrakan islam.
Metode lain yang ia usulkan untuk memahami Islam adalah tipologi.
Banyak sosiolog yang menganggap metode ini objektif dan terdiri dari memperjelas topik dan topik menggunakan jenis dan kemudian membandingkannya dengan topik dan topik sejenis.
Metode ini digunakan oleh beliau dan para sarjana Barat untuk memahami ilmu humaniora dan Islam.
Dalam hal ini, Anda dapat mengidentifikasi lima aspek atau ciri agama tersebut kemudian membandingkannya dengan aspek dan ciri yang sama dari agama lain, yaitu:
1) Aspek Ketuhanan,
2) Aspek Kenabian,
3) Aspek kitab suci,
4) Aspek keadaan sewaktu munculnya nabi dan orang-orang yang didakwahinya serta individu yang terpilih oleh agama itu.
Metode memahami Islam selanjutnya adalah dengan mempelajari akhlak Nabi Muhammad SAW. Karena itu sangat penting bagi para sejarawan untuk mengetahui dan memahaminya. Karena dalam sejarah umat manusia, tidak ada seorang pun yang berperan lebih besar daripada Nabi.
Metode selanjutnya yang berkaitan untuk memahami Islam adalah dengan memahami suasana dan keadaan di mana Nabi Muhammad SAW dibangkitkan, bagaimana beliau dilahirkan sebagai nabi pada tahun tanpa ada langkah terlebih dahulu, dan bagaimana masyarakat yang menantikan kelahirannya pada tahun. Hal ini terkait dengan meneliti dan mengetahui apakah ada atau tidak, Apakah ia diangkat atas permintaan Nabi dan Rasul, tahukah ia bahwa tugasnya sebagai Nabi merupakan beban yang berat bagi jiwanya. Demikian penjelasan dari metode terakhir ini.
Dari penjelasan tersebut kita dapat melihat bahwa ada dua jenis metode utama yang dapat digunakan untuk memahami Studi Islam.
1) Metode Komparatif Merupakan metode pemahaman agama dengan mengkaji seluruh aspek Islam dan memungkinkan Anda membandingkan Islam dengan agama lain. Dengan demikian, terbentuklah pemahaman Islam yang obyektif dan utuh.
2) Metode Sintetis Merupakan metode pemahaman Islam yang memadukan metode ilmiah dan metode teologis normatif dengan segala ciri rasional, obyektif, kritis, dan sebagainya.
Metode ilmiah digunakan untuk memahami Islam dalam realitas sejarah, empiris, dan sosiologisnya, sedangkan metode teologis normatif digunakan untuk memahami Islam dalam teks-teks sucinya.
Demikian pengertian dan manfaat metodologi studi Islam. Serta metode-metode yang digunakan dalam memahami studi Islam. Diharapkan tulisan ini dapat menambah ketertarikan Anda untuk mempelajari agama Islam lebih dalam.
Sumber:
https://m.kumparan.com/amp/berita-terkini/pengertian-dan-kegunaan-metodologi-studi-islam-1yxmOVbNpMV
Abd. Al-Jabbar, Muhammad. Syarh Al-Ushul Al-Khamshah. Mesir: Maktabah Wahbah, 1965.
Abdullah, Taufik. Sejarah Dan Masyarakat: Lintasan Historis Islam Di Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1987.
Abu Al' Ainain, Ali Khalil. Falsafah Al-Tarbiyah Al-Islamiyah Fi Al-Qur'an Al-Karim. Berut: Dar al-Fikr, 1980.
Koentjaraningrat. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT Gramedia, 1980.
Nata, Abudin. Metodologi Studi Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H