Mohon tunggu...
Aisyah NurRamadhan
Aisyah NurRamadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Welcome saya suka membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengertian Metode Komparasi dan Metode Sintesis dalam Konteks Studi Islam

8 Oktober 2024   16:55 Diperbarui: 8 Oktober 2024   22:47 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Metodologi Studi Islam Sumber www.unsplash.com

Metode Komparasi

Salah satu ahli yang serius membahas persoalan metodologi ini adalah Ali Syariati yang menyatakan bahwa ada berbagai macam metode yang dapat digunakan untuk memahami Islam. Yaitu sebagai berikut:

1. Mengenal Allah dan membandingkan-Nya dengan tuhan-tuhan agama lain.

2. Mempelajari Al-Quran dan membandingkannya dengan kitab suci lainnya (atau kitab yang dianggap suci).

3. Mempelajari kepribadian Nabi Islam dan membandingkannya dengan kepribadian para pemburu hebat yang hidup sepanjang sejarah.

4. Mengkaji tokoh-tokoh agama penting dan aliran pemikiran lain.

Hakikat dari seluruh metode yang diberikan Syan'ati adalah metode komparasi (perbandingan), dan metode komparasi ini memungkinkan kita mengenali kekurangan dan kelebihan masing-masing metode.

Metode Sintesis

Selain Ali Syari'at, ada juga ahli yang mencoba memberikan metodologi pemahaman Islam secara keseluruhan, yaitu Nasruddin Razak. Ia meyakini pentingnya memahami Islam secara keseluruhan, meski tidak memahaminya secara detail. Untuk memahami Islam dengan benar, Nasruddin Razak mengusulkan empat cara yaitu:

1. Islam harus dipelajari dari sumber aslinya yaitu Al-Quran dan As-Sunnah. Miskonsepsi tentang Islam muncul ketika seseorang mengetahui Islam hanya dari sebagian ulama dan mukmin yang jauh dari tuntunan Al-Qur'an dan As-Sunnah, atau dari kitab-kitab Fikhisme dan Tasawuf yang semangatnya tidak sesuai dengan semangat yang ada saat ini diperkenalkan dari suatu sumber perkembangan.

2. Islam harus dipelajari secara keseluruhan, bukan sebagian. Artinya, harus dipelajari secara keseluruhan, bukan sebagian, melainkan sebagai satu kesatuan yang utuh. Memahami Islam hanya secara parsial berbahaya dan akan menimbulkan skeptisisme, kebimbangan, dan keraguan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun