Mohon tunggu...
Aisyah nurul aini
Aisyah nurul aini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa 23107030016 UIN SUNAN KALIJAGA

Berawal dari paksaan menulis untuk sebuah kepentingan dan berharap semoga kelak akan benar-benar mencintai dunia ini. Karena saya yakin, bahwa cinta datang karena terbiasa, eaa

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Menyerah, Bukan Berarti Kita Kalah

9 Maret 2024   14:55 Diperbarui: 9 Maret 2024   14:57 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap orang pasti memiliki target-target berskala kecil maupun besar yang ingin dicapai dalam hidupnya. Kalau kita udah punya "goals" berupa target-target baru yang ingin kita capai. Seperti contohnya kita ingin belajar hal-hal baru yang belum pernah dicoba, ingin menciptakan sebuah karya baru, ingin membangun sebuah habist baru, ingin tergabung dalam sebuah komunitas. Tapi sayangnya kebanyakan dari kita justru lebih sering menunda untuk memulai langkah baru itu. Dengan alasan menunggu moment yang sempurna untuk melakukannya.

"kayaknya nanti aku mau mulai nulis buku kalau udah punya laptop aja"

"kayaknya aku mau mulai rutin olahraga lari kalo udah punya sepatu lari merek A deh"

"kayaknya aku mau rajin ngonten kalo udah punya iphone series terbaru"

Nah, hal-hal seperti inilah yang sebenarnya membuat kita tidak cepat sampai ke finish. Kita terlalu banyak menunda dengan dalih ingin yang sempurna dan berkualitas. Padahal nyatanya kita bisa saja untuk memulai dari versi termudah dari apa yang ingin kita lakukan. Ingat! Kita hanya perlu mendahulukan kuantitas dibandingkan kualitas.

Ketika kita berpikir untuk menunggu waktu yang sempurna, padahal waktu itu nggak akan pernah datang. Pasti ada saja hal baru yang justru menunda waktu yang sempurna tadi. So,  sekarang kita harus mulai memikirkan, sebenarnya bentuk termudah apa dari apa yang ingin kita lakukan itu.

Ketika kita ingin belajar bahasa korea, kita bisa saja memulainya dari hal termudah yang paling kita sukai. Bentuk termudah dari belajar bahasa korea itu adalah menonton drama korea. Terdengar asyik bukan? Dari menonton ini kita bisa sambil belajar bahasa korea secara tidak langsung. Ketika kita tidak tahu arti salah satu kata yang diucapkan oleh sang aktor/aktris, maka dengan sendirinya tanpa disadari kita akan membuka kolom pencarian di google dan mencari tahu terkait arti dan makna dari kata-kata yang dilontarkan sang aktor/aktris. Yang terpenting disini adalah kita sudah berani untuk memulai nya terlebih dahulu.

Ketika kita hendak melakukan apa yang ingin kita wujudkan, jika ada orang lain yang julid, ada orang yang kurang setuju, dan ada orang yang nggak suka dengan kita, maka abaikanlah. Jika kita percaya dengan apa yang kita lakukan itu benar, yang kita lakukan ini tidak merugikan orang lain, maka lakukan dan pertahankan hal itu.

Berhenti untuk memuaskan semua orang. Buatlah keputusan untuk diri kita sendiri. Pendapat orang lain boleh saja ditampung, tapi tetap harus difilter/disaring. Kira-kira mana yang harus diimplementasikan pada aksi yang nyata dan mana yang harus diabaikan dan ditinggalkana.

Untuk mencapai sebuah goals dalam hidup kita. Maka kita perlu untuk mempertahankan apa yang sebenarnya tidak bekerja selama ini. Berhenti untuk melakukan sesuatu dan menyerah merupakan salah satu hal paling strategis yang bisa kita lakukan untuk mencapai tujuan-tujuan kita yang lebih penting dan lebih bermakna. Konotasi menyerah disini tidak selamanya bernilai buruk.

Hal ini seringkali terjadi ketika kita membuat suatu keputusan yang salah, lalu kemudian kita menyadari diri kita itu salah. Tapi kemudian kita terus mempertahankn hal itu karena kita merasa ego dalam diri kita nggak boleh untuk dihancurkan dan nggak mau di cap sebagai orang yang gampang menyerah dan gagal.

Padahal nyatanya, orang -- orang yang tahu kapan dia harus menyerah di medan perang yang memang nggak untuk dia adalah orang -- orang yang cukup strategis. Kita harus punya kebesaran hati untuk menyerah pada medan perang yang jelas -- jelas tidak cukup efektif untuk tujuan kita. Tapi, kita juga tetep harus pinter -- pinter dalam membedakannya. Terkadang ketika kita mendapati sedikit kesulitan, tersandung oleh kerikil kecil di jalanan lalu otomatis kita berhenti dan menyimpulkan, "sepertinya ini bukan jalanku". Tapi, pada hal -  hal efektif sebenarnya adalah untuk tetap bertahan di jalan itu dan untuk mencapai tujuan panajng kita.

Misalnya, kita adalah seorang mahasiswa kedokteran semester 3 dan sedari kecil memang menjadi dokter merupakan cita-cita tujuan jangka panjang kita. Tapi, disemester akhir ini justru kita sedang dimasa-masa kesulitan sampai gabisa keep up dengan pelajaran di kampus. Ini adalah suatu tantangan yang memang sangat wajar dan harus kita lalui untuk mencapai tujuan jangka panjang kita nanti.

Tapi beda lagi kasusnya jika ketika kuliah di kedokteran, lalu kita merasa bahwa sebenarnya ada bakat serta keterampilan dari diri kita yang mestinya bisa lebih dikembangkan lagi. Sehingga kuliah di kedokteran bukanlah salah satu cara efektif untuk mencapai tujuan akhir kita. Lalu memutuskan untuk lintas jurusan.

Apapun yang ingin kita lakukan, kita tidak akan pernah tahu tujuan akhir kita bakal tercapai atau tidak. Dari hidup ini kita hanya terus mencoba untuk melakukan yang terbaik, kita mengambil risiko, kita mengukur kira -- kira peluang ini berapa yaa? dan peluang yang itu berapa yaa? . Untuk tercapai atau tidaknya itu adalah urusan nanti. Yang terpenting kita coba aja sebaik mungkin dan selebihnya serahkan ke yang di atas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun